The Desire of Life

14 3 0
                                    


Beberapa hari yang lalu ada seorang teman yang mengatakan bahwa aku adalah orang yang ambisius. Ya...mungkin memang ada beberapa teman yang memiliki pandangan atau berpikir bahwa aku adalah orang yang egois. Namun, yang membuatku kecewa adalah teman dekatkulah yang mengatakannya. Teman yang kupikir sudah mengenal dan memahamiku. Teman yang suda kuanggap sebagai saudara.

Aku tahu mungkin ini terlihat berlebihan. Hanya karena dianggap sebagai orang yang ambisius bisa dengan mudahnya membuatku kecewa. Oke, let me tell you more about me.

Hampir 12 tahun aku hidup sebagai manusia bohong jika aku mengatakan bahwa aku tidak pernah memiliki ambisi. Namun, dalam 12 tahun itu ambisiku hanya 1 yaitu menunjukkan kepadanya bahwa aku tidak seburuk yang dia pikirkan. Aku selalu mencoba berbagai cara untuk menujukkan yang terbaik. Aku mengerahkan seluruh kemampuanku untuk memberikan pembuktian kepadanya. Aku terus berlari dengan tertatih-tatih agar aku bisa mendapatkan sedikit perhatian dariya. Namun, semua berakhir dengan sia-sia. Seberapa keras dan sebarapa besar usahaku semuanya sia-sia.

Meskipun dari kecil aku selalu dijadiakan bahan perbandingan dengan kakakku oleh orang tuaku, tak sekalipun aku berambisi untuk menjadi yang lebih baik darinya. Aku tahu dimana batas kemampuanku. Aku tahu sejauh apa kakiku bisa melakah. Aku tahu sejauh apa aku bisa mengepakkan sayapku. Aku tahu semua batasan diriku.

Setelah dikecewakan oleh ambisi itu, aku tidak memiliki hal lain untukku jadikan alasan menjadi orang yang ambisius. Menjadi orang yang ambisius terlalu melelahkan terlebih jika semua ambisi itu berakhir sia-sia. Proses dan perjuangan yang kulalui menjadi tak ada nilainya. Hal-hal yang aku lewati menjadi tak bermakna.

Aku menyadari semua itu ketika aku duduk di bangku SMA. Ketika aku memilki harapan besar dari sebuah ambisiku bisa membuatku terlihat lebih baik di matanya dan harapan hanyalah harapan. Dari titik itulah aku sadar bahwa ambisi tidak akan pernah mengantarkan sebuah kebahagian dalam hidup. Ambisi hanya membuat orang menjadi egois. Lupa akan arti dari berbagi. Lupa caranya menolong. Lupa untuk melihat sekitar dan lupa untuk berempati. Dan pada akhirnya terasa melelahkan.

Ya...memang tidak semua orang yang ambisius sama seperti apa yang kusampaikan, tapi aku tidak ingin hidup menjadi orang yang ambisius. Aku tidak ingin menjadi orang yang memiliki ambisi yang berapi-api karena akan ada banyak hal yang akan aku lewatkan. Akan ada banyak hal yang bermakna menjadi tak bernilai. Perjuangan dan perjalanan panjang yang dilalui menjadi tak berarti. Dan pada akhirnya tidak ada hal-hal yang bisa dipelajari dan menjadi amanat dalam hidup. Bukankah itu terlalu membosankan?

Aku ingin menjadi sosok yang selalu memaknai hal-hal kecil. Aku ingin menjadi sosok yang selau belajar dari sebuah perjalanan dan perjuangan. Aku ingin menjadi sosok yang bisa menikmati setiap proses dalam kehidupan. Aku ingin menjadi orang yang tidak selalu memikirkan aku, aku, dan aku. Aku ingin menjadi sosok yang penuh dengan kepedulian. AKu ingin menjadi sosok yang bisa memberikan manfaat kepada banyak orang. Aku ingn menjadi sosok yang memiliki pengaruh baik meskipun hanya hal kecil sekalipun. Dan aku ingin hidp dengan nilai-nilai yang aku percayai.

Semua keinginan itulah yang membawaku sampai pada titik ini dan membuatku bertahan sekokoh ini. Bukan hal yang mudah untuk terus bertahan dan terus melangkah maju. Mencoba bangun setelah terjatuh. Mencoba bangkit setelah dihantam kegagalan.

Jika memang aku seorang ambisius, aku tidak akan memilih jalan ini. Jalan yang cukup terjal untuk kulalui. Aku akan berjalan di jalan berbunga yang kusukai. Aku tidak akan berdiri di sini.

Namun, satu hal yang aku yakini. Aku percaya bahwa jalan ini adalah jalan yang benar untuk kulalui. Perjalanan, perjuangan, dan setiap proses akan mengajarkaku banyak hal. Semua itu akan membuatku tumbuh semakin besar dan kuat. Menjadikanku sebagai sosok yang jauh lebih tangguh. Menjadikanku sosok yang lebih baik dalam memaknai sebuah kehidupan.

Jika aku melakukan hal yang lebih dari yang lain bukan berarti aku ingin menjadi orang yang terbaik. Aku hanya berusaha untuk melakukan yang terbaik karena dengan begitu apapun hasil yang akan kuterima tidak akan membuatku menyesal.

Dibanding mengikuti lomba lari dan mencapai garis finis seorang diri aku lebih senang bisa sampai digaris finis dengan orang-orang yang kusayang. Merayakan keberhasilan bersama-sama. Berbagi kebahagian. Mengukir sejarah dari perjalanan dan perjuangan bersama.

"Ambition can't brings the happiness into your life. And you can't enjoy the processes of your life."

Yogyakarta, 28 Februari 2020

eiride

Shining LifeМесто, где живут истории. Откройте их для себя