Sebuah Ingatan

8 1 0
                                    


~Kenangan yang tidak begitu indah dan tumbuh menjadi sebuah ketakutan ataupun trauma dari masa kecil seorang perempuan.~


Seorang anak perempuan yang terlahir sebagai si bungsu. Kata orang anak bungsu adalah anak yang selalu dimanja. Anak kesayangan orang tuanya. 

Namanya juga kata orang, ada benarnya tetapi tidak sepenuhnya benar.

Aku tidak ingin menceritakan perempuan itu untuk dikasihani karena perempuan itu sangat membenci hal itu. Sangat. Teramat sangat. 

Tolong dimengerti ya karena perempuan itu sangat keras kepala.

Mari kita mulai dari masa kecil perempuan itu. 

Seperti yang kukatakan sebelumnya bahwa ia terlahir sebagai si bungsu, tetapi pada kenyataannya ia tidak benar-benar menjadi si bungsu kesayangan keluarga yang menjadi pusat perhatian. 

Ada makhuk kecil lain yang tiba-tiba datang ke dalam hidupnya dan mengambil semua perhatian serta kasih sayang yang sebelumnya menjadi miliknya. 

Predikat si bungsu untuk perempuan itu memang akan melekat padanya sampai kematian menjemputnya, tetapi dalam makna yang sebenarnya ia menjadi si bungsu hanya sampai ia berumur 3 tahun. Itu pun tidak genap. 

Makhluk kecil itu mengambil semua dari perempuan itu. Tidak ada penjelasan apapun untuk perempuan itu yang kala itu usianya masih 3 tahun, yang ia tahu semua miliknya telah diambil oleh makhluk kecil itu.

Perempuan itu terus bertumbuh dengan rasa sayang dan juga benci pada makhluk kecil itu.

Kenapa?

Karena perempuan itu sering sekali merasa dipojokan atas kesalahan-kesalahan kecil yang pada umumnya memang dilakukan oleh anak seumurannya. Dan perempuan itu sangat membenci hal itu.

Kemana kakak dari perempuan itu? Ada. 

Tapi jarak usia yang cukup jauh membuat ia tidak pernah benar-benar merasakan sosok kakak. Kakak yang ia harapkan bisa menjadi teman bertengkar sekaligus teman bercerita. Kakak yang ia harapkan bisa menjadi tempat untuk berkeluh kesah. 

Ia benar-benar kehilangan sosok itu, terlebih sosok seorang kakak laki-laki. Seorang kakak laki-laki yang diharapkan dapat menjadi seorang pelindung kedua setelah ayahnya, nyatanya sama saja. 

Melindungi adik perempuan? 

Jangan bercanda, memperlakukan perempuan dengan lembut saja tidak bisa bagaimana mau melindungi adik perempuannya.

Tidak sekali dua kali, seringkali perempuan itu melihat kakak lelakinya membentak dan bermain kasar terhadap perempuan lain yang ternyata itu adalah kekasihnya. Bukan hanya kepada kekasihnya, kepada orang tuanya bahkan keluarganya pun sikapnya tidak jauh berbeda. 

Membentak, membanting, dan hal-hal lain yang tidak pantas untuk dilihat oleh perempuan itu yang kala itu usianya masih terlalu kecil untuk hal semenyakitkan itu. 

Sayangnya, hal-hal itu terekam semua di memori perempuan itu. Wajar saja karena memang itu adalah usia dimana perempuan itu sedang sebaik-baiknya merekam apa yang ia lihat dan ia dengar. 

Anak perempuan itu sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. 



Yogyakarta, 23 September 2021


eiride

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Sep 23, 2021 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

Shining LifeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ