Arnold memindahkan Ivanna yang tadinya duduk dipangkuan nya menjadi tidur di atas kasur. Dengan cepat Arnold membuka kemejanya dan membuka celananya, hingga hanya menyisakan boxernya saja. Arnold membuat Ivanna tersipu malu dan tidak berani menatapnya.

Arnold langsung menghampiri Ivanna dan mencium lehernya yang sudah banyak sekali bercak kebiruan akibat ulah Arnold kemarin. Ivanna hanya diam dan memejamkan matanya. Ia begitu menikmati perasaannya saat ini. Ivanna juga manusia biasa, siapa yang tahan jika setiap hari berdua dan selalu digoda? Ivanna yakin siapapun tidak ada yang kuat.

"Sebentar," jeda Arnold lalu mengambil remote yang ada diatas nakas, ia mengunci pintu kamarnya dengan remote itu. Ia tidak ingin siapapun mengganggunya lagi kali ini.

Arnold menatap Ivanna yang kedua matanya sudah sangat sayu. Ia harus menyelesaikan ini.

Arnold membuka piyama Ivanna hingga menyisakan bra dan celana dalam Ivanna. Ivanna menggigit bibir bawahnya menahan malu. Lalu Arnold mengelus kening Ivanna dan merapikan anak-anak rambutnya yang berantakan.

"Aku akan memulainya dengan sangat lembut," ucap Arnold. Ia terus memandangi tubuh polos Ivanna. Walaupun bra dan celana dalamnya masih menghalanginya.

Arnold mulai mencium bibir Ivanna, Ivanna membalasnya sambil memejamkan matanya. Ia melingkarkan tangannya lagi ke leher Arnold. Ia tidak dapat menahannya lagi sekarang.

Arnold mencium leher Ivanna dan mendekatkan telinganya dibibir Ivanna, seolah mengerti Ivanna mendesah pelan dan mengecup daun telinga Arnold. Arnold menggeram nikmat karena ulah Ivanna.

Arnold memberi jarak sedikit antara tubuhnya dengan tubuh Ivanna. Ia membuka pengait bra Ivanna dan mencampakkan bra itu ke sembarang tempat. Ia melihat payudara Ivanna yang berisi.

Dengan cepat Arnold langsung meremasnya dan menciuminya. Membuat Ivanna menjerit tidak tahan.

Ivanna mengelus punggung belakang Arnold dan mencium dada bidangnya. Arnold benar-benar membuatnya gila. Bahkan sangat gila saat ini. Ia sangat menginginkan Arnold, lebih dari yang ia pikirkan.

Arnold membuka celana dalam Ivanna. Ivanna tersipu malu, karena ia tidak pernah melakukan ini dengan keadaan 'sadar' pada siapapun kecuali dengan Arnold saat ini.

"Marahi aku, jika yang kulakukan menyakitimu," desah Arnold pelan.

Ivanna hanya mengangguk mengerti.

Arnold langsung melakukannya dengan pelan, 'takut' Ivanna kesakitan dan menggagalkan malam indahnya.

Ivanna meremas punggung Arnold, ia merasa sesuatu yang besar menerobos kemaluannya, tapi tidak begitu sakit karena Arnold memasukannya dengan hati-hati. Beberapa menit kemudian Ivanna mulai merasa nyaman dan tidak ada lagi 'sakit' yang ia rasakan seperti pertama kali Arnold memasukannya.

"Ivanna..." Racau Arnold yang mendongakkan kepalanya keatas sambil terus mempercepat permainannya.

"Eeggghhhhh.... Arl..." Desah Ivanna saat Arnold bergerak maju-mundur secara cepat.

"Ka..uu.. ben..ar-benar..membuatku gila Ivanna,"

Ivanna menikmatinya. Ia membuka lalu memejamkan matanya berulang kali. Arnold seperti mengantarnya ke 'surga' dunia yang sesungguhnya.

"Ivanna!" Desah Arnold kuat dan semakin mempercepat permainannya.

Mereka berdua saling menikmati dan seolah sudah terbang ke dunia kenikmatan tiada tara.

"Aaahhhhhhh...." Desah Ivanna semakin menjadi-jadi.

"Pe..la...nnnnn Arld!" Racau Ivanna lalu menjambak rambut Arnold dengan kuat, tapi Arnold tidak menghiraukannya.

"Aaahhhhhhh..."

"Arrrgghhhhhh...." desah Arnold  panjang merasa nikmat karena pelepasannya sambil menengadahkan kepalanya keatas dengan tangan yang melingkar di pinggang Ivanna.

"Aarrnold! Arrgggghhhhh....." Sambung Ivanna saat Arnold memberhentikan permainannya. Ivanna juga merasa akhir dari permainannya mereka begitu 'nikmat'. Arnold mengakhirinya dengan begitu manis. Saat ini Ivanna merasa kemaluannya sudah sangat basah.

Pagi yang mereka lalui begitu menggairahkan.

Arnold mengecup bibir Ivanna lalu berbaring di samping Ivanna. Ivanna merasa sangat lelah dan kakinya begitu lemas.

Ivanna lalu berbalik menatap Arnold dan memeluknya. Ivanna menaruh kepalanya di dada bidang Arnold. Arnold tersenyum lalu mencium rambut Ivanna sambil terus membelai rambut indahnya.

Ivanna tidak dapat menahan kantuknya, padahal mereka melakukannya masih 'pagi'. Lalu lima menit kemudian Arnold juga tertidur menyusul Ivanna.

 Lalu lima menit kemudian Arnold juga tertidur menyusul Ivanna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TO BE CONTINUED....

-----------
JANGAN LUPA TINGGALIN KOMEN DAN VOTE KALIAN!

BTW, TADI MALAM TUH HAMPIR GA TIDUR NULISIN PART INI, GA TAU JUGA KENAPA :V

KOMENNYA KOMENNYA DITUNGGU SAY :D

THANK YOU! :)

The Dangerous Billionaire [#1 McClain Series]Where stories live. Discover now