16. Akhir Yang Sedih ?

128K 4.5K 358
                                    

Masih dalam posisi menyatu, Roy meraih dagu gadis yang beberapa saat lalu kembali ia masuki.

Roy menatap lekat wajah polos Ella. Nafas hangatnya mengembus di wajah miliknya yang merona, begitu dekat hingga bibir mereka nyaris bersentuhan.

Roy tidak bisa menahannya lagi. Ia menjatuhkan bibirnya ke bibir Ella.
Roy mencium Ella. Awalnya ia ingin melakukannya secara perlahan, namun gairahnya berhasil mengalahkan akal sehatnya. Roy mencium bibirnya, melumatnya layaknya seorang kekasih yang tengah dilanda rasa rindu.

"Ella ..." Roy menjauhkan bibirnya sebentar, membiarkan nafas mereka saling bertemu.

Roy terlena dalam kabut gairah yang ia ciptakan sendiri. Wajah cantik dan lugu gadis yang tengah ia masuki keintimannya benar-benar menumbuhkan candu untuknya.

Roy gila dan hampir lupa diri kalau saja suara itu tidak datang menghapus gairahnya yang tengah menggila.

Suara yang datang secara tiba-tiba dari arah tangga membuat tubuh Roy kembali tegang.

"Roy! Roy!" Suara Sofia terdengar nyaring, memecah hening.

Roy kembali menegakkan tubuh, lalu dicabutnya kejantanan yang bersarang nyaman di kewanitaan Ella.

"ahh .... " Ella mengeluarkan desah kecil dari dalam mulut ketika kejantanan milik Roy keluar begitu saja dari area intimnya.

Sambil menaikkan resleting celananya, Roy kembali pada sikap dingin. Mata gelapnya menatap lurus pada Ella yang juga tengah menatapnya lugu.

Roy kemudian mengangkat tubuh Ella dan membawanya turun dari atas meja.

"Pakai celana dalam-mu." Perubahan sikap Roy membuat Ella terpana.

"Cepat." Roy kembali memberikan perintahnya hingga Ella tersentak.

Ella yang masih berada dititik orgasme sedikit kesusahan saat memakai celana dalamnya. Ella merasakan lelehan sperma dari majikannya mengalir ke paha.

Setelah berhasil memakainya dengan sempurna, tanpa basa-basi atau kehangatan yang biasa diberikan kepada Ella setelah mereka bercinta, Roy lagi-lagi setia dengan keterdiamannya.

Roy diam, namun Ella tahu ada sesuatu yang disembunyikan oleh Tuannya.

"ROY!"

"Roy!"

Lagi-lagi suara itu datang, namun kali ini Jena ikut menyertai suara Sofia.

Roy memutar tubuh membelakangi Ella, diam sejenak lalu pergi meninggalkan Ella sendirian.

Sendirian, Ella menatap punggung sosok tinggi kekar di hadapannya yang perlahan mulai menghilang dari pandangan.

Merasa kakinya sedikit goyah karena sisa-sisa orgasme yang baru saja melanda, Ella memilih duduk di kursi kayu.

Ella memeluk tubuh yang sebelumnya disentuh dan dicium oleh Tuannya. Ella memejamkan mata. Ia masih merasakan jari tangan dan bibir Tuan Roy pada tubuhnya, termasuk hawa panas pada tubuh yang menandakan bahwa Ella demam.

'Apa Ella sakit?'—Saat Ella mengusap kening, suhu tubuhnya ternyata hangat.

Ella menghembuskan nafas, pelan. Ella ingin tidur dan menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut. Namun ketakutannya pada Sofia dan Jena menghalangi niatnya untuk melakukan semua itu.

Lagi, Ella menghela nafas kecil. Lalu menempelkan sebagian tubuh dan wajah di atas meja. Ella berharap setelah mengistirahatkan diri sebentar, kondisi tubuhnya akan segera membaik.

Namun ...

BRAK!—Baru saja memejamkan mata, suara gebrakan meja membuat Ella terenyak. Dengung keras karena getaran dari kencangnya pukulan pada meja mengalir ke gendang telinganya.

Cinta Sang Majikan (21+) / ENDWhere stories live. Discover now