Ten

33.7K 2.7K 71
                                    

THERESA POV

"Ini caranya gimana?" tanyaku.

"Dimasukin terus tinggal ditutup"

"Yaudah nih benerin sendiri"

"Nggak bisaaa..! Aku bisanya cuma ngomong doang tau!"

"Biasa aja sih jangan ngegas," gerutuku kesal.

Saat ini Ally tengah berbaring manja di pangkuanku dengan aku yang sibuk memperbaiki resleting tasnya yang rusak. Sejak tadi dia terus berceloteh memberi arahan tentang apa yang harus kulakukan untuk memperbaiki tasnya, aku kesal setengah mati. Kenapa tidak dia perbaiki sendiri saja?!

Menyerah, ku letakkan tas itu di sebelahku lalu menyenderkan tubuhku ke sofa. Merasa ngantuk karena semalam aku tidak bisa tidur nyenyak sebab khawatir pada anak nakal ini. Aish, sepertinya aku harus lebih ketat menjaga dia, jika perlu aku bisa menyewa bodyguard untuk mengawasi nya selama 24 jam penuh. Ally dan kecerobohannya benar-benar mengkhawatirkan.

Tok tok tok

"Hah? Siapa?"Ally menatapku bingung, aku mengangkat bahu tidak tahu.

"Biar aku aja yang buka," Ally menghentikanku yang ingin bangun lalu dia pergi membukakan pintu. Aku menatapnya dari sofa, dia tampak sedang mengobrol dengan orang di depan pintu yang tidak bisa kulihat. Sampai akhirnya dia kembali masuk sambil menggendong seorang anak lelaki yang lucu, aku tersenyum gemas saat mereka berdua menatapku dengan cengiran lebar.

"Eh kampret ni bocah mau ngapain?! Aduh!!"

Gilang, anak umur 5 tahun itu, tiba-tiba saja memberontak minta diturunkan. Ally tampak kualahan menghadapinya hingga aku sedikit khawatir jika mereka terjatuh, namun untungnya Gilang berhasil turun dari gendongan Ally dengan selamat setelah iseng menggigit bahunya dan membuat Ally mengaduh. Dia berlari dengan girang lalu aku menangkapnya saat dia melompat ke pangkuanku.

Ally merengut kesal. Dia mendudukkan diri di sampingku sambil melipat tangan di dada, bibirnya maju beberapa centi ke depan. Aku menggelengkan kepala melihat tingkahnya, lalu fokus pada Gilang yang sedari tadi tidak berhenti tersenyum.

"Gilang ngapain ke sini, hm?" tanyaku lembut

"Papa kelja, mama sakit," jawabnya dengan lucu. Aku terkekeh gemas lalu memeluknya erat.

"Kakak kangen banget sama Gilangg," Kugelitiki perut Gilang hingga dia tertawa keras, tubuhnya menggeliat dan mencoba melepaskan diri dari pelukanku namun tidak bisa.

"Kakakk geliiii," rengeknya. Karena tidak tega aku pun berhenti lalu mencium pipinya sekilas dan beralih menatap Ally yang tidak mengubah ekspresi wajahnya. Astaga, sekarang aku punya dua bayi di sini.

"Kamu kenapa?" tanyaku sambil mengusap kepalanya pelan.

"Dia gigit aku"

"Ally, ya ampun! Kamu ngambek sama anak kecil cuma gara-gara itu?"

"Sakit kakk, aku digigitt"

Plak

Aku melotot kaget karena Gilang memukul muka Ally dengan keras saat Ally menidurkan kepalanya di bahuku, aku meringis melihatnya. Jika bukan Gilang, jelas aku akan memarahi orang yang berani melakukan itu pada Ally ku.

"Kakak Ally nggak boleh peluk kakak Thelesa," ucap Gilang sambil menatap Ally tajam, yang ditatap malah balik menatap dengan garang. Dia membuka mulutnya ingin mengomeli Gilang, namun dengan cepat kututup mulutnya agar tidak berbicara, bisa-bisa Gilang nangis kalau dimarahi.

Sorry, I Love You (GxG) ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora