One

57.4K 3.6K 266
                                    

ALLISON POV

Aku berdecak kesal, berkali-kali menguap karena masih merasa ngantuk. Ini adalah hari senin, semua anak sekolah pasti membencinya kan? Begitu juga denganku.

Monsterday huh?

Liburan kenaikan kelas telah berakhir dan ini hari pertamaku masuk sekolah dengan rasa malas luar biasa. Jika saja tadi Kak Terra tidak memaksaku bangun untuk sekolah, tentu aku masih tidur nyenyak di atas kasur tercintaku. Padahal dia punya jadwal kuliah siang, kenapa harus repot-repot bangun pagi untuk mengantarku sekolah? Ah menyebalkan.

Dan yaaa, sekarang aku ada di dalam mobilnya sedang menuju ke sekolah. Wajah kusut, rambut acak-acakan, seragam berantakan, dan wajah tanpa make up yang membuatku terlihat sangat buruk layaknya zombie. Who cares? Yang penting aku tidak merugikan orang lain kan? Toh aku tipe orang yang cuek terhadap bacotan orang.

"Kamu hari pertama sekolah kenapa ga ada semangat-semangatnya sih? Senyum dong, ceria!" ujarnya sambil melirikku sekilas.

"Males banget! Enak juga rebahan di rumah," cibirku dengan wajah cemberut.

"Udah kelas 12 gausah bolos-bolos lagi. Mau tinggal kelas?"

"Maaf ya aku peringkat 5 besar di kelas"

"Sombong, belum juga dapet peringkat 1. Mana mapel fisika sama mate jeblok terus"

"Tinggal nyontek lah ribet amat"

"Ujian nanti mana bisa nyontek?"

"Ujian mah pikir belakangan aja, baru juga hari pertama masuk. Masih lamaaa"

"Ck terserah deh"

Nah kan diem akhirnya. Aku tertawa dalam hati. Dia tahu apa kelemahanku dalam pelajaran, dia tahu apa yang tidak kusukai, dia tahu hal terburuk dalam diriku, dia tahu kebiasaan kecil yang selalu aku lakukan. Lucu, dia hampir tahu semua tentang diriku tapi tidak tahu bagaimana perasaanku padanya. Galau mode on.

Akhirnya kami pun sampai di sekolah setelah menempuh perjalanan selama 17 menit lamanya. Sebelum aku turun Kak Terra merapikan rambutku terlebih dahulu, mengancingkan dua kancing seragam yang sengaja kulepas, lalu memakaikan make up tipis pada wajahku agar tidak terlihat menyeramkan. Aku heran, mengapa dia suka membawa peralatan make up ke mana pun dia pergi?

"Dasinya mana?" Kurogoh tasku dan kuberikan dasiku padanya.

"Aku masukin bekal ke tas kamu, nanti jangan lupa dimakan," pesannya sambil memasangkan dasiku. Aku mengangguk patuh.

Setelah selesai memperbaiki penampilanku Kak Terra tersenyum sangat manis hingga matanya membentuk bulan sabit. Mata itu, senyum itu, membuat jantungku berdebar setiap melihatnya. Betapa cantiknya dia, Ya Tuhan. Aku lemah.

Tubuhku membeku, mataku terpaku pada wajahnya. Astaga aku bisa mati.

"Ciumnya mana?" tanyanya mengembalikanku ke alam sadar. Dia menunjuk pipinya, menyuruhku untuk memberinya sebuah kecupan di sana. Aku tersenyum senang lalu mendekatkan wajahku pada Kak Terra. Hampir saja aku khilaf saat melihat bibir indahnya, tapi untung aku masih bisa mengendalikan diri sehingga hanya mencium sudut bibirnya dalam dan lama.

"Aku masuk ya. Bye.." pamitku lalu kembali mengecup pipinya sekilas sebelum masuk ke dalam sekolah. Sekarang pagiku terasa indah, karena Kak Terra tentunya.

Aku bersenandung kecil sambil berjalan mencari di mana kelas baruku. Sesekali tersenyum ramah pada junior yang menyapa. Sampai tiba-tiba...

"WOY!!!"

"Anjir kodok ngorek modar sia ngagetin aing!" celetukku asal sambil mengelus dada karena terkejut. Aku mendelik pada orang yang kurang ajarnya mengagetiku dan membuat mood ku kembali buruk.

Sorry, I Love You (GxG) ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon