Eight

33.2K 2.4K 85
                                    

ALLISON POV

"Wih!" Edwin memandangku dengan mulut membentuk huruf 'o', "lo abis tawuran, Al? Kenapa ga ngajak gue?"

Aku menoyor kepalanya pelan.

"Tawuran pala lu badak.. Ada psikopat nyari gara-gara sama gue"

"You got me feeling like a psycho~ psycho~"

"Eh pig lo fanboy?"

"Nggak lah, pernah denger aja lagunya. Kane.."

"Lagu nya red carpet itu kan?"

"Red kampret bego!"

"Red velvet ih goblok"

"Goblok temennya gojek gocar itu?"

"Yaelah gue tempeleng juga lo"

"Hehe.. Jadi jalan ga nih?" tanyanya. Aku mengangguk-angguk, lalu kami pun berjalan menuju mobilnya.

"Kok lo ngga bawa motor aja sih?" Aku cemberut. Ayolah, aroma di dalam mobil membuatku mual, lebih enak juga naik motor. Karena jujur saja aku suka mabuk kalau naik mobil lama-lama.

"Motor gue lagi di bengkel, sebel banget!" Edwin juga ikut menekuk wajahnya kesal.

"Pake motor gue aja gimana?"

"Lo gila? Ini mobil Wina gue tinggal di sini sampe rumah hilang nyawa gue"

"Lah lo bego? Lo kan nanti nganterin gue pulang dulu jadi pas lo balik  ke rumah bisa pake mobil, please deh jangan oon banget"

Aku memutar kedua bola mataku malas, sedangkan Edwin hanya cengegesan tidak jelas.

"Kunci?" Dia menyodorkan tangannya padaku.

"Udah ada di motor, noh di garasi"

"Kok lo taro situ?"

"Gue kan lupaan, daripada ilang mending gue taro aja di motor"

"Serah deh"

Edwin mengambil motor sport ku di garasi lalu menyuruhku naik saat sudah berhenti di depanku. Aku pun naik ke motor dan memeluk pinggangnya tidak terlalu erat, aku memang suka melakukan ini saat naik motor bersama Edwin. Setelah memastikan aku duduk dengan nyaman, Edwin mulai melajukan motornya menjauh dari rumahku.

Di tengah perjalanan, Edwin bertanya. "Mau ke mana?"

Aku menggeleng pelan di punggung kokohnya. Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu mau ke mana, yang jelas jangan di rumah saja. Huft, jika Kak Terra tidak pergi mungkin aku akan betah di rumah, tapi karena dia pergi aku jadi tidak mood. Lagipula kenapa dia betah sih dengan Nick? Apa yang dia sukai dari pria itu? Aku tidak habis pikir. Padahal aku jauh lebih keren daripada Nick. Iya kan? Iya lah pasti. Tidak diragukan lagi.

"Lo gimana sih? Kan lo yang ngajakin gue keluar masa nggak tau mau ke mana?"

"Emmh... Gue laperrr, Eedddd"

"Nah kalo gitu kita ke cafe," Aku hanya mengangguk meresponnya. Ke mana sajalah yang penting makan.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, kami sampai di sebuah cafe yang bahkan belum pernah ku kunjungi. Tidak terlalu wah, tempatnya juga tidak begity luas tapi menunjukkan kesan nyaman dengan gaya minimalis dan aesthetic. Aku berdecak kagum sambil terus berjalan masuk ke dalam dengan Edwin yang merangkul pundakku. Kami memilih tempat duduk paling pojok dekat jendela. Kudengar lagu a whole new world di putar membuatku mengernyit heran. Mengapa mereka memutar lagu Aladdin saat musimnya Frozen 2? Aku mengedikkan bahu acuh tidak terlalu peduli karena lagu ini juga salah satu lagu favorit ku.

Sorry, I Love You (GxG) ✔Where stories live. Discover now