32

2.7K 284 27
                                    

Sesuai dengan apa yang direncanakan Tzuyu di balkon kamar Sana, Tzuyu akhirnya pulang sendiri ke Jakarta untuk berbicara pada Andriana. Tzuyu mengambil jadwal kereta pagi dari Bandung dan sampai siang hari di Jakarta. Namun dia tak langsung pulang ke rumah melainkan ke apartemen milik Sana untuk menyiapkan diri dan mengambil motornya yang ada disimpan disana.

Dan sekarang disinilah Tzuyu, di depan rumahnya yang sudah lama ia tinggalkan. Tzuyu membuka helm fullfacenya lalu menatap rumah mewah yang sudah ia tinggali sejak kecil bersama keluarganya. Jika dia bisa mengulang waktu, dia sangat ingin kembali saat ia masih kecil bersama dengan Bundanya dan Ayahnya.

"Tzuyu?"

Tzuyu yang sedang tenggelam dalam lamunannya langsung tersadar saat seseorang memanggilnya. Dia menolehkan kepalanya lalu terdiam melihat Shuhua dan juga seorang wanita baru saja turun dari mobil dibelakangnya.

"Akhirnya lo dateng, Ayah nungguin lo dari kemarin." ucap Shuhua dengan nada senang melihat Tzuyu yang pulang ke rumah.

"Ngapain lo disini? Oh.. Lo tinggal disini sekarang?" tanya Tzuyu dengan nada sarkasnya. Shuhua dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Gue sama Ibu kesini untuk anterin makanan buat Ayah. Ayah sakit." ucap Shuhua dengan nada sedihnya yang membuat Tzuyu terdiam.

"Kalau kamu ga mau ada saya dan Shuhua disini, kita bisa pergi setelah siapin makanan buat Mas Andriana dan juga kamu." ucap Cecil yang sedaritadi diam. Dia mengerti jika Tzuyu ingin mereka pergi.

"Ibu.." Cecil tersenyum sambil menggelengkan kepalanya kepada Shuhua yang ingin protes.

"Tzuyu pasti ingin berdua dengan Ayah, Shuhua. Biarkan mereka mengobrol bersama tanpa kita ganggu." ucap Cecil.

"Tapi Bu, kita terutama ibu harus ada juga. Ibu berhak buat jelasin juga. Bukan cuman Ayah." ucap Shuhua dengan nada protesnya.

"Shuhua..."

"Yang dibilang Shuhua bener. Kalian harus ada disana." potong Tzuyu dengan nada datar yang membuat Cecil dan Shuhua menatapnya.

Tzuyu menghela nafas panjang lalu turun dari motornya kemudian masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan apa-apa lagi. Shuhua menatap Cecil yang masih menatap Tzuyu dengan tatapan yang bercampur aduk. Shuhua pun menggandeng tangan Ibunya lalu mengajaknya ikut masuk ke dalam rumah.

~

"Sanaa, bisa ke indomaret depan? Mamah lupa vitamin titipan Papah kamu tadi di supermarket."

"Besok aja dong Mah. Cape nih, baru juga nyampe." Sana cemberut memandangi Mamahnya yang sedang mengeluarkan belanjaannya di dapur.

"Nanti Papah kamu marah kalau ga ada. Cepet ah, bentar aja kok." ucap Mamah Sana.

"Naik mobil ya?" ucap Sana yang ingin mengambil kunci mobil di meja namun dengan cepat Mamahnya mengambilnya.

"Apaan ke depan doang pake mobil, manja banget. Pake sepeda aja sana." ucap Mamah Sana yang membuat Sana kembali cemberut.

"Ngapain cemberut gitu? Udah sana beliin, nanti Papah kamu keburu pulang lagi." ucap Mamah Sana.

"Iya iyaa." gumam Sana yang langsung pergi setelah mengambil uang yang diberikan padanya. Mamah Sana menggelengkan kepalanya melihat Sana yang malas-malasan.

"Ada Tzuyu aja sekali disuruh langsung mau ckck." gumam Mamah Sana.

Sana dengan malasnya mengeluarkan sepedanya lalu mengayuhnya keluar dari garasi rumahnya. Dia memandangi langit yang mulai berubah menjadi gelap karena matahari sudah mulai terbenam. Jika dia melihat langit, dia selalu teringat dengan Tzuyu karena Tzuyu senang sekali memandangi langit bahkan yang membuat mereka menjadi dekat saat obrolan mereka diatas rooftop sambil memandangi langit.

Be Your SelfWhere stories live. Discover now