5

3.5K 385 28
                                    

Sana terlihat sedang berjalan di koridor sekolahnya yang terlihat sepi karna sekarang jam pelajaran. Dia keluar dari kelasnya karna ia sudah menyelesaikan ulangan harian dan ia di perbolehkan untuk istirahat lebih dulu.

"Ngapain ya? Males juga ke kantin kalau sendirian." Gumamn Sana yang terlihat bosan.

"Oh gue kan penasaran sama rooftop sini. Kayanya enak ngeliat pemandangan." Ucap Sana teringat ia belum pernah melihat rooftop sekolah ini.

Sana pun langsung melangkahkan kakinya menuju tangga menuju rooftop sekolahnya. Dia membuka pintu rooftop dengan semangat lalu berjalan masuk namun langkahnya terhenti saat dia melihat seseorang yang tengah berdiri menatap ke bawah bangunan ini. Seperti tengah menikmati pemandangan di bawah sana.

Sana meringis tidak enak lalu membalikan badannya dan berjalan dengan pelan menuju pintu.

"Ngapain lo disini, anak baru?" Langkah Sana terhenti saat mendengar suara dingin yang terdengar familiar di telinganya. Dia pun membalikan badannya dan ingin meminta maaf karna telah menganggu suasana orang tersebut.

"Maaf gue ga- ASTAGA MUKA LO KENAPA?" Sana refleks berteriak saat melihat wajah lebam dan penuh luka.

"Bukan urus-"

"Bentar gue ambil kotak P3K dulu di uks" Potong Sana yang langsung berlari tanpa menunggu ucapan orang tersebut. Orang itu mengerutkan keningnya melihat punggung Sana yang menghilang di balik pintu.

Tak berapa lama kemudian pintu kembali terbuka dan datang Sana yang kembali dengan kotak P3K yang di ambilnya dari uks. Dia terlihat mencari sesuatu dan menemukan sofa yang terlihat sudah usang namun terlihat masih bisa di pakai. Dia pun menarik tangan orang itu dan membuatnya duduk di sana. orang itu terlihat kaget namun tak berbicara apa pun.

"Luka lo pasti belum di obatin kan?" Ucap Sana yang membuka P3K dan mengambil kapas dan alcohol.

"Ga baik luka di diemin tanpa di obatin. Nanti bisa infeksi" Lanjut Sana sambil menuangkan alcohol pada kapas di tangannya.

"Tahan dikit ya. Ini pasti perih." Ucap Sana yang mulai mengobati luka di wajah orang itu.

'So cool banget dah ni bocah. Batin Sana saat melihat dia mempertahankan muka datarnya padahal sebenarnya dia sedang menahan sakit.

"Kenapa bisa luka kaya gini? Lo berantem?" Tanya Sana yang mencoba memecahkan keheningan.

"Bukan urusan lo anak baru" Sana memutar bola matanya malas mendengar jawaban dingin itu.

"Oke oke bukan urusan gue bocah songong." Ucap Sana yang membuat Tzuyu menatapnya tajam.

"Apa? Mau protes? Gue teken nih luka" Ucap Sana sambil menekan sedikit lebih keras luka di wajah Tzuyu. Tzuyu pun meringis sakit sambil menjauhkan wajahnya.

"Pft bisa juga lo ngerasain sakit." Ejek Sana yang membuat wajah Tzuyu kembali datar. Sana hanya berdecak malas melihat itu.

Selanjutnya hanya terjadi keheningan antara mereka. Sana mengobati luka Tzuyu dan Tzuyu hanya diam sambil melihat ke arah lain. Sana sempat melihat tatapan kosong kesedihan di mata Tzuyu namun seperti sadar Tzuyu kembali memperlihatkan tatapan datarnya.

"Di P3Knya ga ada hansaplast yang biasa tapi gue punya yang bergambar. Lo mau pake yang mana?" Tanya Sana sambil mengambil dua hansaplast bergambar di sakunya.

"Gue ga mau make." Ucap Tzuyu menatap tidak suka ke arah hansaplast bergambar di tangan Sana. Terlihat sangat kekanak-kanakan.

"Lo harus pake! Cepet pilih, mau yang frozen atau starwars?" Tanya Sana memaksa.

Be Your SelfTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon