31

3K 302 16
                                    

Tzuyu memperhatikan beberapa teman-temannya yang terlihat sedang dance mengikuti lagu yang terputar. Dan beberapa lagi sedang membakar daging dan juga jagung. Tzuyu tersenyum sedikit melihat Sana yang sedang loncat-loncat heboh bersama Nayeon. Dia senang melihat Sana terlihat bahagia bisa bersama teman-temannya. Tadinya dia tidak ingin ikut mengingat dia merasa canggung dengan beberapa dari mereka, namun Sana terus memintanya untuk ikut dan disini lah dia sekarang.

"Tzu!" Tzuyu langsung menolehkan kepalanya ke arah Dahyun yang memanggilnya. Dahyun sedang membantu Jeongyeon yang sedang membakar daging dan jagung.

"Bisa ambilin pisau di dapur? Gue lupa bawa yang buat motong buah." Ucap Dahyun. Tzuyu terdiam sejenak lalu menganggukkan kepalanya.

"Iya gue ambilin." Ucap Tzuyu yang langsung menuju dapur mengambil pisau yang diminta Dahyun.

Tzuyu membuka laci dapur Dahyun untuk mengambil pisau untuk memotong buah. Namun ternyata di laci itu tidak ada pisau yang dicarinya. Dia pun kembali menutupnya dan mencari pisau itu di meja dan ternyata pisau tersebut ada di tempat cuci piring karna bekas di pakai tadi siang dan belum dicuci. Akhirnya dia pun menyucinya terlebih dahulu.

Namun setelah dia selesai menyuci pisau tersebut, Tzuyu tiba-tiba saja terdiam memandangi pisau yang berada di tangannya. Tzuyu menatap kosong ke arah pisau lalu ke arah pergelangan tangannya yang terdapat bekas luka goresan yang belum hilang walau sudah tiga tahun lamanya. Sebenarnya Dokter Ronald menyuruhnya untuk menjauhi pisau dan benda tajam lainnya sebelum dia benar-benar merasa baikkan dan Sana selalu menyembunyikan semuanya darinya saat di apartamen. Dan sekarang dia kembali menyentuh pisau yang seharusnya dia hindari.

"Mau ngapain lo?" Sebuah suara membuyarkan lamunannya. Tzuyu menolehkan kepalanya lalu melihat Momo yang sedang menyandarkan tubuhnya di dekat kulkas sambil memegang gelas.

"Oh ini ngambil pisau buat potong buah." jawab Tzuyu sambil mengeringkan pisau yang baru di cucinya.

Momo memperhatikan Tzuyu lalu melipat kedua tangannya. "Jangan ngelakuin hal bodoh lagi. Lo bisa buat Sana makin sedih."

Tzuyu yang baru saja menyimpan kain langsung terdiam mendengar ucapan Momo. Momo yang melihat Tzuyu terdiam lalu menghampirinya dan mengambil pisau yang ada di tangan Tzuyu.

"Biar gue yang bawa. Kata Sana lo masih harus berjauhan sama benda tajam." ucap Momo yang lalu melangkah pergi membawa pisau. Tzuyu memandangi pergelangan tangannya lalu menghela nafas panjang, dia pun kemudian menyusul Momo yang sudah kembali ke halaman belakang.

"Chewyyyy!" Tzuyu tersenyum melihat Sana yang berlari ke arahnya sambil membawa jagung.

"Jagungnya enak banget. Cobain deh." ucap Sana sambil menyuapi Tzuyu. Tzuyu pun menggigit jagungnya lalu mengunyahnya.

"Iya enak, manis." ucap Tzuyu tersenyum menyetujui Sana. Sana tersenyum lebar lalu menarik Tzuyu untuk duduk di samping Momo yang sedang sendiri sambil memotong buah dengan pisau yang ia cuci tadi.

"Tunggu sini ya. Aku bakarin kamu daging sama jagung." ucap Sana yang diangguki Tzuyu.

"Jeonggg gantian dong. Gue mau bakar-bakar juga." ucap Sana menghampiri Jeongyeon dan Dahyun.

"No no no, nanti gosong semua." tolak Jeongyeon yang membuat Sana cemberut.

"Gue mau bakarin buat Tzu ih. Pleaseeee!" mohon Sana mengatup kedua tangannya.

"Udah Ka, kasih aja lah." ucap Dahyun yang memberikan penjepit pada Sana.

"Yeayy! Thank you Dahyunieee!" ucap Sana memeluk Dahyun lalu mendorong Jeongyeon untuk minggir.

Be Your SelfWhere stories live. Discover now