Balada Zam-zam, Domba, dan Pelangi

15 0 0
                                    

Sanggupkah kita sekuat Nabi Ibrahim? Yakin bahwa keyakinannya tidak akan mengkhianati dirinya. Berserah kepada Allah hingga menyerahkan anak-istri tersayangnya, meninggalkan mereka di padang tandus tanpa air, pohon, dan makanan. Meyakini sepenuh keyakinan bahwa Allah Maha Benar, lagi Maha Penjaga.

Sanggupkah kita sekuat Siti Hajar? Rela ditinggalkan di sebuah tempat nan asing bersama bayi laki-lakinya, yakin seyakin-yakinnya bahwa perintah Allah benar adanya. Berlarian dari Safa ke Marwa mencari air, dari Marwa ke Safa lagi, meski sudah tahu tidak ada setetes air pun di sana. Optimis bahwa Allah tidak akan meninggalkan mereka.

: dan dari kaki-kaki bayinya, memancarlah mata air yang kelak dikenal dengan nama zam-zam.

Sanggupkah kita seikhlas Isma'il? "Silakan Ayahanda, sembelihlah Ananda. Demi Allah, Ananda ikhlas, jika itu memang perintah Allah." Di usianya yang baru menginjak remaja, ia ikhlas menyerahkan diri dan jiwanya. Nabi Ibrahim pun sama ikhlasnya; hei, siapa yang rela menyembelih Anaknya sendiri?

: dan tepat ketika pisau menyentuh leher sang Anak, Allah gantikan dengan seekor domba.

Sekuat apa kita untuk membuang ego, yakin pada kebenaran, dan berani mengambil tindakan meskipun sendirian?


: seperti zam-zam, seperti domba, yakinlah pelangi akan tiba pada waktunya

1 September 2017, 13:17

Aksara TakdirWhere stories live. Discover now