Part 17

1.7K 54 2
                                    

~Golden girls squad~
.

.
.
.
Happy reading:)

Kugapai langit biru. Karena tinggi aku tak dapat menggapaimu. Langit biru itu seperti kamu. Ketika aku mengejarmu, kamu semakin menjauh.
***

Naswa hanya bisa memegang dadanya. Dadanya terus berdetak kencang sedari tadi tanpa henti-hentinya. Sungguh Naswa baru menyadari, secara resmi ia akan mengatakan jika ia...

Sudah mencintai Kevin.

Ya, cowok itu.

Andai saja waktu bisa diulang. Naswa ingin kembali mengulang semua, merasakan aura yang baru ia rasakan. Perasaan menggelitik namun menyenangkan.

Ia sudah benar-benar jatuh cinta kepada cowok itu. Awas saja ia akan meminta tanggung jawab kepada Kevin karena telah membuatnya jatuh cinta. Katakan saja bahwa Naswa sudah tak waras.

Sayangnya cowok itu sudah pergi beberapa menit yang lalu. Namun Naswa merasakan perasaan yang tidak enak.

Semoga ia baik-baik saja.

***

"Lepaskan aku penyihir jahat kau begitu jahat aku tak menyangka kau memisahkan ku den..."

"SUAMIMU TELAH MEMBUNUH ORANG YANG PALING BERHARGA DIKELUARGAKU" teriak wanita paruh baya jahat itu sambil menjambak rambut wanita paruh baya yang ada disana juga sampai wanita yang dijambak mengeluarkan air mata yang begitu deras membuat matanya bengkak dan suaranya semakin memudar.

"S-ak-kit"dengan suara paraunya, ia mengeluarkan suara yang ia bisa dengan sisa tenaganya.

"Iya, biarkan saja. Biar kamu tahu bagaimana rasanya ketika aku harus kehilangan suamiku waktu itu." sinis wanita paruh baya itu.

"Sakit, kan? Itu mungkin pantas buatmu." wanita paruh baya itu mencoba mengendalikan emosinya. Lalu ia pergi, mengunci ruangan itu.

"Jaga ruangan ini, jangan sampai ada yang masuk ke dalam ruangan ini." suruh wanita paruh baya itu.

"Siap nyonya." kata penjaga di depan pintu ruangan itu.

"Saya harus keluar dulu, ada urusan sebentar." penjaga itu mengangguk. Lalu wanita paruh baya itu pergi, menaiki mobil yang dikendarai oleh supir dan dijaga oleh dua orang bodyguard bayarannya.

'Tunggu saja.' batin wanita paruh baya itu dalam hati. Rasa balas dendamnya harus dilaksanakan selanjutnya.

Di sisi lain di ruangan yang dikunci itu, wanita itu menangis, yang hanya bisa ia lakukan dengan menunggu sebuah keajaiban.

Keajaiban yang bisa menolongya.

***

"Jadi kita harus gimana ini?" tanya Nando cemas.

"Kita harus bawa senjata tajam untuk jaga-jaga jika mereka melawan kita." saran Alex.

"Duh! Si Kevin lama banget sih, udah tahu ini darurat banget." gerutu Bastian.

Brak

Dentuman keras membuat semua orang yang berada di sana spontan mengalihkan atensi mereka hanya untuk mengetahui berasal dari mana suara itu. Ternyata itu Kevin.

Ia lalu berlari dan berhenti dengan napas yang terengah-engah dan beberapa bulir keringat yang membasahi wajahnya.

"Keviin!!"

The Hassle Of Life [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang