Episode 15

1.9K 234 15
                                    

Dengan perlahan Guntur berjalan mundur dan memposisikan dirinya dalam jongkok.

Mendekap bola di tangannya, dan memikirkan bagaimana seharusnya dia.

"Kenapa mereka ketemuan di sini ya?"

Guntur bergumam, memikirkan hal yang membuatnya penasaran.

"Jadi, udah dapat jawabannya Prof? "

Terdengar suara Ami.

Itu membuat Guntur merasa semakin penasaran.

"Sudah."

Lalu terdengar sahutan dari Pandji.

"Mereka ngomongin apa sih? Kok kayaknya serius gitu," monolog Guntur yang semakin penasaran.

Dia pun menajamkan pendengaran untuk menguping.

"Sebelum itu saya mau menasehati satu hal."

Pandji kembali bersuara.

"Hm? Soal apa?" tanya Ami.

"Kamu serius soal perasaan kamu ke saya?"

"Saya belum pernah seserius ini Prof saat mencintai seseorang."

Deg!

Seperti terkena serangan jantung, saat mendengar itu rasa sesak langsung mendera dada Guntur.

Jantungnya berdegup lebih cepat dengan denyut yang sesekali terasa nyeri.

"Aku harap aku bisa hilang saat ini juga. Kenapa aku takut buat dengerin apa yang bakal Pandji katakan selanjutnya? Ya ampun, aku kenapa sih?" batin Guntur yang malah ketar-ketir sendiri di tempatnya.

Seperti dalam hatinya yang terdalam mengharapkan agar Pandji menolak perasaan Ami saat ini juga.

Tanpa sadar Guntur menggigit bibir bawahnya gugup.

"Jadi, gimana Prof?" Ami kembali bersuara.

Agak mendesak kepastian dari jawaban yang akan Pandji berikan.

Di tempatnya, Guntur semakin resah.

Jantungnya berdegup kian cepat dengan sensasi seperti saat dia menaiki wahana ekstrem.

Memacu adrenalin dalam dirinya seolah menuju puncak.

Puncak yang menegangkan.

"Saya tidak bisa menjadikan status sebagai alasan ...."

Pandji terdengar menggantungkan ucapannya.

Dan itu berhasil membuat perasaan Guntur semakin tidak karuan.

"Apa dia bakal nerima Ami?" batinnya cemas.

"Perbedaan status itu bukan penghalang iya kan? Apalagi untuk orang yang saling suka, tapi Ami saya sudah punya orang istimewa yang saya sayangi."

Seperti ada kembang api yang meledak, mengejutkan, tapi juga menyenangkan karena keindahannya.

Begitu kiranya yang terjadi dalam diri Guntur setelah mendengar ucapan Pandji barusan.

Bukannya terlalu percaya diri, tapi entah mengapa dia merasa kalau orang yang Pandji sunggung itu adalah dirinya.

"Kok aku malah lega sih?" batinnya bimbang.

Namun, kelegaan itu tidak bertahan lama.

Karena dia juga tertampar kenyataan bahwa yang membuat hubungannya dengan Pandji jadi rumit adalah dirinya sendiri.

"Aku kudu gimana ya? Aah! Nyebelin nih hati," geramnya memaki diri sendiri.

"Be-begitu ya?" Terdengar Ami bersuara dengan nada kecewa.

Luluh [Yaoi/BL Lokal]Where stories live. Discover now