Episode 18

2.8K 224 13
                                    

Final Chapter Of Main Character

✚✙✚✙✚✙✚✙✚✙

Sejak pagi buta sampai matahari muncul, Guntur tak hentinya gelisah.

Mondar-mandir ke segala sudut ruangan dalam rumah tanpa tujuan.

"Astaga."

Dan tidak henti-hentinya menyebut karena saking gugupnya.

"Guntur? Kamu kenapa sih? Kok kayak enggak tenang gitu?" tegur mamanya yang sudah siap untuk berangkat kerja.

"Eh? Enggak kok Ma, hehehe," sahut Guntur dengan tawa hambar mengiringinya.

Mamanya terlihat cukup khawatir.

"Beneran?"

"Enggak ada apa-apa kok Ma, beneran," ucap Guntur lagi mencoba meyakinkan mamanya.

Satu hela napas panjang dari mamanya tercipta.

"Ya udah, mama berangkat ya?" pamit mamanya pada akhirnya.

"Iya, hati-hati Ma," sahut Guntur dengan senyum manisnya.

Setelah mencium punggung tangan mamanya, wanita itu pun berangkat untuk bekerja.

Kepergian mamanya membuat Guntur semakin tegang.

Tinggal menghitung waktu Pandji pasti akan sampai di rumahnya.

Untuk menutupi rasa resah, Guntur melakukan ini dan itu dalam rumah setelah menyiapkan dirinya.

Ke sana dan kemari untuk menyibukkan diri dan mencoba melupakan gugupnya sembari menunggu Pandji tiba.

Ting! Tung!

Guntur yang baru akan duduk di sofa depan TV tersentak kaget saat mendengar itu.

Pasti Pandji yang sudah sampai.

Itu pikirnya.

Dengan bergegas Guntur membuka pintu rumahnya.

Benar saja, kini Pandji sudah berdiri dengan senyum manis saat pintu itu telah dia buka.

"Hai."

Pandji menyapa dengan riang.

Wajah Guntur langsung terasa panas sampai ke telinganya.

Tidak bisa dipungkiri dia rindu akan kehangatan sikap Pandji padanya.

"Udah siap ternyata, aku kira bakal kayak hari itu."

Guntur hanya bisa tertawa hambar dengan wajah bersemu malu mengingat hari itu.

"Jangan dibahas, aku malu."

Pandji hanya tersenyum maklum.

Tanpa banyak basa-basi mereka langsung berangkat untuk rencana yang mereka bicarakan tempo hari di perpustakaan kampus.

Mereka pergi ke sebuah bioskop di salah satu mall kota mereka.

"Akhirnya ...."

Guntur menoleh ke arah Pandji dengan tatapan bingung saat mendengar itu.

Pandji pun balik menatapnya lalu berkata, "... kita bisa nonton bareng."

Dia melanjutkan ucapannya yang pertama.

Sebuah senyum tipis tertarik di bibir Guntur.

Melihat itu membuat Pandji mengusak pelan rambut Guntur karena gemas.

Dia rindu senyum manis itu.

"Kamu mau nonton film apa?"

Guntur terlihat berpikir film apa yang sekiranya bagus.

Luluh [End, Yaoi/BL Lokal]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz