[3] Gelang Merah Muda

Comincia dall'inizio
                                    

"Enggak pedas Ma, cuman ini pedas banget," ungkap Keyra lalu meminum setengah air yang ada di gelas.

Kening Keyra sudah banjir dengan keringat, bahkan kerah bajunya juga sudah mulai basah. Tapi, bukannya berhenti mereka malah semakin kelihatan lahap walau bibir dan pipi sudah memerah.

Akhirnya dua ekor ikan bakar habis mereka santap, masing masing saling menetralkan pedas yang terasa di mulutnya. Ntah cuaca sangat terik atau ini karena efek pedas ruangan jadi terasa panas, pasalnya keringat tidak berhenti bercucuran sedari tadi.

"Nak, setelah ini Mama mau ke pasar cari bahan kain gaun yang kamu buat itu, mau nitip yang lain?" tanya Rika setelah meneguk air dari gelas.

Keyra menggeleng lalu berkata, "Keyra gak nitip apa apa lagi, itu aja deh keknya, Ma."

"Oke, sip. Kamu kunci aja rumah dari dalam ya nanti, soalnya Mama bakal pulang malam. Karna Mama mau ke rumah tante Cuwi siap beli kain," jelas Rika panjang.

***

Sore ini Sania datang ke rumah Keyra, dengan alasan mau menemaninya. Mereka berdua, berniat mencat kuku bersama. Katanya dari pada bosan tidak ada kerjaan.

"Key, bagus gak?" tanya Sania sambil menunjukkan kuku kuku jarinya.

Keyra dan sania kini sedang asik mencat warna warni kuku mereka.

"Bagus, apa lagi kalau di tabur gliter warna biru," usul Keyra.

Seperti apa yang dikatakan Keyra, Sania menaburkan sedikit gliter biru ke atas kuku yang dicat nya.

Usai acara mencat, seperti biasa Sania akan mengambil foto mereka bersama kuku cantik yang sudah diwarnai itu.

"Key, yok foto dulu."

"1... 2 ... 3 ...."

Cekrek!

Sebuah gambar berhasil diambil.

"Wah, bagus loh," ujar Sania menunjukkan hasil foto mereka.

"Gue edit dulu deh, biar makin cantik trus gue jadiin wallpaper hp," ucap Sania lagi

"Jangan lupa kirim ke gue, biar gue buat jadi wallpaper lockskreen juga."

"Siap bos," kata Sania dengan gaya menghormat.

"Eh iya, gue ada sesuatu." Keyra mengerutkan dahinya, bingung.

"Tada.... suka gak?"

Sania mengeluarkan 2 buah gelang yang sama bentuknya. Satu gelang bertuliskan nama Sania yang satu lagi nama Keyra.

"Gelang? Suka sih, tapi ada perihal apa?"

"Hehe, gak ada apa apa. Semalam gue liat di pinggir jalan ada orang jualan ini, gue suka ya udah dibeli."

"Nih ambil yang ada tulisan nama lo," ucap Sania menyodorkan gelang bertuliskan 'Keyra Valeey'

"Kalau kata temen gue jaman SMP, ini namanya gelang persahabatan." Sania dan Keyra sama sama tertawa mendengarnya ucapan Sania.

"Gak asik kalau gak difoto, hahaha...."

Sania mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur, lalu membuka fitur kamera.

Sania mengambil foto pergelangan tangan mereka berdua yang mana bertengger manis gelang bertalikan warna pink itu.

"Lucu, ih. Aku post instagram ya."

Beberapa saat setelah di-post, ada yang memberi komentar.

"Uwu, couple nih ye."
"Tangannya siapa tuh satu lagi, Kak Nia?"
"Kiyut...."
"Couple-an sama aku kapan, Kak?"

Ya kira kira begitu lah komentar mereka.

Namun ada satu komentar yang membuat hati Sania panas.

"Keyra Valeey, itu nama kek gak asing. Oh iya, cewek aneh itu ya? Kok mau sih lo temenan sama orang yang kek gitu, gak takut lo?! :v" Begini tulis seseorang yang sepertinya dulu satu sekolah dengan mereka.

Sania menggenggam erat ponselnya, ia tidak suka ketika ada orang yang menganggap sahabatnya aneh.

Ditahannya agar jari mungilnya tidak membalas ketikan tidak berbobot itu, dan berharap komentar tersebut tertimbun dengan komentar lain sehingga Keyra tidak membacanya.



________________________

Holaa....
Ketemu lagi kan hari kamis, ehe.
Mohon dimaklumi apa bila ada typo, oke.

Sip, sampai ketemu kamis lagi @-@!



13 Februari 2020, Pekanbaru.

SERENDIPITY [PROSES TERBIT]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora