SECRETS [M]

Chap 09 | Revisi

Kelihatannya Jungkook itu seperti main-main dalam bekerja. Sebenarnya tidak kok, dia pria yang bertanggung jawab. Hanya terkadang memang suka mengabaikan— seks lebih diutamakan. Diluar yang lainnya, tentu saja pekerjaan. Dia sulit ditemui, ada banyak janji yang terkadang dibatalkan karena waktu yang membuatnya tidak memungkinkan untuk menemui rekan bisnis.

"Untuk menemui rekan bisnisku, tidak harus sesuai jadwal Jihan. Aku akan bertemu jika aku mau, dan tidak jika aku tak ingin." Jungkook berkata sedingin itu, dengan Jihan. Entahlah, Jihan pikir sikap Jungkook itu mudah sekali berubah.

Bukan berarti Jungkook memiliki kelainan. Tidak kok, dia pria normal. Hanya memang terkadang seperti itu, apalagi saat Jihan melakukan kesalahan yang tidak Jungkook sukai.

"Iya, aku tahu. Kau memang seperti itu 'kan? Tidak bisa dibantah. Seharusnya tidak perlu mengatakannya padaku, karena aku akan mengikuti apapun yang kau mau. Sekalipun aku menolaknya." Jihan mengalihkan pandangannya kearah jendela mobil, berpura-pura tidak tahu kalau Jungkook meliriknya dengan tatapan dingin.

"Yoon Jihan. Akhir-akhir ini kau mulai berani bermain kata denganku, ya?" Jihan menoleh, dengan Jungkook yang sudah fokus menyetir. "Jihan... jangan coba-coba bermain dibelakangku. Kau tahu apa yang akan kulakukan jika kau berani melakukannya."

***

Perkataan Jungkook sudah menjadi ancaman untuk Jihan. Dia tahu apa senekat apa Jeon Jungkook itu, hanya saja untuk Jihan. Bukan masalah besar, dia juga butuh hiburan dengan cara yang sedang dia lakukan sekarang. Sekalipun tahu resiko apa yang akan dia terima, ketika nanti Jungkook mengetahui itu.

"Oh, Yoon Jihan. Bagaimana kabarmu?" Tanya seorang wanita yang baru saja datang keruangan itu. Jihan duduk di sofa tepat disisi Jungkook.

"Aku.. baik, bagaimana denganmu. Min Sora?" Jihan berdiri ketika lengannya ditarik wanita bernama Sora. "Eh?" Jihan sedikit terkejut, tapi Sora justru tersenyum padanya.

"Ikut denganku, makan siang bersama. Tinggalkan dua pria itu disini, mau ya?" Jungkook menahan lengan Jihan. Tidak terima kalau Jihannya dibawa pergi. "Jungkook! Pinjam sebentar Jihannya."

"Tidak bisa, hari ini Jihan makan siang denganku. Min Sora, bawa kekasihmu saja." Jungkook hendak berdiri, Mingyu yang tidak ingin melihat kekasihnya itu merasa sedih. Berniat untuk mengalihkan Jungkook kehal lain, pekerjaan semacam itu. Transaksi yang mungkin tidak bisa Jungkook tolak.

"Biarkan Jihan pergi dengan Sora, hanya sebentar. Cukup untuk minum— tidak dengan makan siang?" Mingyu melihat kekasihnya yang mengangguk cepat. "Sebagai gantinya, kita bicarakan soal transaksi real estate yang Yugyeom tawarkan padaku." Mingyu duduk dengan kaki terbuka, meletakan kedua sikunya di atas lutut.

Jungkook diam, dia ragu. Tapi pada akhirnya mengiyakan tawaran Mingyu. "Satu jam, apa itu cukup? Karena aku ada janji bertemu Eunha saat makan siang nanti."

Sora mengangguk, "Sebenarnya tidak. Tapi tidak apa, dari pada tidak diperbolehkan sama sekali." Sora langsung menarik Jihan keluar ruangan Mingyu. Membawa Jihan ke caffee terdekat yang berada tidak jauh dari perusahaan Mingyu. "Beruntung sekali bisa bertemu kau disini, Jihan. Kau lebih tua dariku dua tahun tiga tahu, perlukah aku memanggilmu Eonnie?"

Jihan menggeleng, "Jangan lakukan itu, panggil aku Jihan saja. Aku tidak mau terlihat tua, itu menyakitkan." Candaan macam apa ini, padahal Jihan sama sekali tidak terlihat tua. Wajahnya cantik, memang penampilannya sedikit lebih dewasa. Karena pakaian yang Jihan pakai selalu terkesan seksi. Bukan juga karena pakaian, tapi karena lipstick yang Jihan gunakan selalu lebih mencolok.

Sora mengangguk kecil. "Terakhir kali bertemu denganmu, itu— sebulan yang lalu. Benarkan?" Mereka berdua sudah duduk di caffee seberang perusahaan, memilih tempat yang paling sepi. Pojok kanan caffee sudah paling tepat untuk bertukar cerita. "Bagaimana hubunganmu dengan Jungkook? Ah— maksudku. Maaf tidak berniat ikut campur urusanmu, hanya ingin memastikan saja." Sora jadi tidak enak, ketika melihat raut wajah Jihan yang tiba-tiba berubah.