thirty🍕 ㅡ28 juni

942 67 50
                                    

Selasa, 30 Mei 2023

"Meita,"

Meita menoleh ke arah mamanya yang baru saja mengambil paket dari kurir yang datang ke rumahnya. Mamanya terlihat membawa sebuah kardus sedang.

"Buat kamu, nih," ujar Raysa, mamanya Meita, "Dari Dimas."

Jantung Meita berdegup kencang mendengar nama itu. Sudah tujuh belas hari semenjak ia mendapat ajakan nikah dari Dimas, dan selama itu juga mereka tidak saling berkomunikasi. Meita masih belum memberikan jawaban.

"Dimas yang ngelamar kamu, kan?" tanya Raysa, "Cie, pasti hadiah ulang tahun, nih."

"Ih, apaan sih, Ma," balas Meita malu. Ia mengambil kardus itu dari tangan mamanya.

"Kasian lho dia, kamu gantungin terus. Papa sama Mama kan udah ngebolehin, kamunya masih ragu - ragu gitu,"

Meita mendecak kesal, "Jangan bikin aku tambah kepikiran deh, Ma. Nanti juga aku jawab kalo udah yakin."

"Kapan yakinnya?"

"Ya....enggak tahu?" balas Meita, "Udah, mama lanjut nonton drama korea aja, sana."

Meita bangkit dari ruang tamu, dan menuju ke kamarnya sembari membawa kardus itu. Dimas tidak memberitahunya bahwa ia akan mengirimkan paket ㅡya tentu saja, Meita kan melarang mereka untuk komunikasi.

Meita menatap kardus itu. Ia telah mengambil gunting, bersiap untuk membuka lakban tebal yang menyegel bagian atas kardus itu. Setelah beberapa detik, Meita berhasil membuka kardus tersebut.

Ia tersenyum lucu saat mendapati kertas bertuliskan Selamat ulang tahun, Meita di bagian paling atas dari barang - barang yang ditumpuk di dalam kardus itu. Ia yakin bahwa Dimas yang menulisnya sendiri, karena hanya Dimas yang punya tulisan sejelek itu, walau sudah pakai krayon dan spidol warna - warni.

Meita mengambil kertas tersebut, meletakkannya di atas kasur. Ia mulai menelusuri barang - barang lain yang terdapat di dalam kardus tersebut. Pertama, ia mengambil sebuah buku saku, sampulnya berwarna biru pastel, warna kesukaan Meita.

Ia membuka lembar pertama dari buku saku tersebut.

Coba buka halaman terakhir.

Meita menuruti perintah yang tertuliskan di halaman pertama buku tersebut, ia segera membuka halaman terakhir. Tulisan milik Dimas kembali menyapanya.

Sekarang buka halaman dua puluh dua.

Meita menatap nomor halaman yang terdapat di bagian tengah bawah setiap lembaran buku tersebut. Ia tertawa kecil karena tahu persis bahwa nomor - nomor ini pasti ditulis sendiri oleh Dimas, menggunakan pulpen hitam.

Setelah sampai di halaman dua puluh dua, lagi - lagi tulisan Dimas terdapat di sana.

Nomor halaman ini menunjukkan umur kamu. Selamat, kamu akhirnya lebih tua daripada aku. Hehe, ulang tahunku masih lama, Bulan Oktober.

Sekarang buka halaman dua.

Meita kembali menuju ke halaman depan.

Aku awalnya bingung kenapa kamu minta aku untuk enggak chat atau nelpon dulu. Kayaknya sekarang aku tahu. Kamu mau buat aku kangen, kan?

Aku enggak apa-apa kok digantungin kayak gini, karena kamu pasti bakal jawab iya. Aku anaknya emang pede bangettt

Buku ini aku kasih sebagai diary kamu setelah menjalani kehidupan pernikahan sama aku~ HAHAHAHA

Reva & Refa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang