twenty seven🍝 ㅡwisuda

1.1K 81 47
                                    

"Ayolah, Dek. Mama kan mau jalan-jalan juga."

Reva mendengus malas mendengar permintaan mamanya tersebut. Ia tidak menanggapi perkataan Kirana, dan tetap fokus memakai riasannya.

"Pa," Kirana memanggil papanya Reva yang baru saja keluar dari dapur, ngemil gorengan, "Masa Mama enggak dibolehin ikut sama Adek."

"Adek mau jalan-jalan sama pacarnya, kan?" tanya Adi, "Siapa namanya? Refansyah?"

"Iya, Pa," jawab Lintang yang sedang menyisir rambutnya.

"Iyalah enggak boleh ikut, masa' Mama mau jadi obat nyamuk?" ujar Adi, "Eh, tapi Papa belum pernah ketemu Refansyah itu, ya. Jadi mau ikut."

Reva kembali mendengus malas.

"Nah, kan. Ayo ikut aja, Pa. Papa temenin Mama biar Mama enggak jadi obat nyamuk."

Reva menatap papanya tajam, berharap pria itu tidak akan menuruti keinginan mamanya.

Adi tertawa, "Jangan, lah. Besok aja kita jalan-jalan sendiri."

Kirana menghela napas, "Ya udah, deh."

Reva tersenyum penuh kemenangan pada Kirana.

"Nanti kamu naik dari mana, Dek?" tanya Adi. Ia duduk di samping Lintang yang kini sedang mengganti-ganti saluran teve.

"Dari Lenteng Agung, Pa," jawab Reva.

Adi mengangguk, "Hati-hati, ya."

Reva hanya mengangguk, sibuk mencari parfum di tasnya.

"Pulangnya ajak aja Refansyah ke sini, Papa kan mau lihat dia," ujar Adi.

"Nanti aja pas wisuda juga Papa bakal ketemu," balas Reva.

"Eh iya, kamu wisuda kapan jadinya, Dek?" tanya Kirana.

"Mei, Ma. Kayaknya aku udah bilang dari kapan tau."

"Ya maaf, kan lupa."

"Udah, belom?" tanya Lintang. Ia bangkit dari duduknya.

"Udah," ucap Reva, "Eh bentar, pake sepatu."

Reva mengambil flat shoes-nya di rak.

"Kakak pulang jam berapa?" tanya Kirana, "Nitip ketoprak, dong."

"Mana ada yang jual ketoprak malem-malem," balas Lintang sambil terkekeh.

"Abang yang suka lewat depan rumah biasa jualan malem-malem, tuh," ujar Kirana, "Sayang banget dia lagi hiatus karena pulang kampung."

"Jangan ketoprak, Ma. Susah nyarinya kalo malem," ucap Lintang, "Bakso aja."

"Lah kok kamu yang ngatur?" tanya Kirana, "Eh, tapi boleh juga, sih."

Lintang mencebikkan bibirnya, "Papa juga mau?"

"Boleh."

"Oke," kata Lintang, "Lo pulang bareng gue apa enggak, Dek?"

Reva menaikkan bahunya, "Tergantung pulangnya jam berapa."

"Ya udah, nanti kabarin aja," ucap Lintang, "Udah siap, kan? Ayo berangkat."

Reva mengangguk, kemudian bangkit dari duduknya. Ia membenarkan posisi tas selempangnya.

"Tasnya nanti diselempangin ke depan aja lho, Dek, pas di KRL," ucap Kirana khawatir.

"Iya, Ma," Reva dan Lintang menghampiri Papa dan Mamanya, "Berangkat dulu."

Reva menutup pintu mobil, kemudian mengeluarkan ponselnya.

Reva & Refa [COMPLETED]Where stories live. Discover now