eighteen🍮 ㅡpenjelasan

1.1K 88 35
                                    

"Kalian habis ngapain?" tanya Rizki, matanya menatap tajam Refa dan Reva, "Jam segini kok baru pulang?"

Sungguh, Rizki dan Meita saat ini sangat mirip dengan orang tua yang baru saja menangkap anak perempuannya pergi malam-malam dengan pacarnya. Galak banget, Reva sampai menundukkan wajahnya.

"Eh, hehehe, kok kalian belum tidur?" tanya Refa, dengan tawa yang dipaksakan, "Udah malem loh ini, besokㅡ"

"Heh, kalian juga belum tidur ya jam segini!" ujar Meita, "Anak perawan keluar malem-malem sama cowok, berdua doang?"

"Duh, lo kok kayak mama gue sih, Mei?" tanya Reva.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, ya," ujar Meita, "Coba jelasin, kalian habis darimana, dan ngapain."

Refa menelan salivanya, kemudian menatap Reva.

"Ga usah liat-liatan, cepet jawab," kata Rizki dingin.

"Iya, iya. Kenapa galak banget sih, kalian?" ucap Refa pelan, "Kita habis..."

Refa menatap Reva lagi, memasang muka cemas. Ia bingung antara harus berbohong lagi seperti waktu mereka tertangkap basah saat sarapan, atau jujur saja.

Refa kembali menatap Rizki setelah mendapat kode dari mata Reva. Sebelum membuka mulutnya, ia menutup mata, dan menghela napas berat.

"Habis nonton,"

"Nonton TV?"

"Bioskop, lah," balas Refa malas, "Pake nanya, lagi. TV di kamar juga ada."

Meita mengangguk-angguk, sementara Rizki masih terdiam.

"Kenapa kalian bisa pergi berdua?" tanya cowok itu. Ia menarik kursi makan dan duduk, tampaknya mulai lelah.

"Ya bisa, lah. Satu motor kan cukup buat berdua," balas Refa santai.

Melihat tatapan tajam Rizki, Refa mulai bersuara lagi.

"Eh, maksud gue, kita bisa pergi berdua soalnya....soalnya gue ngajak Reva nonton, terus dia mau,"

"Kenapa enggak ngajak yang lain? Kenapa harus Reva?"

Refa mengigit bibir bawahnya. Sudah saatnya mengatakan yang sebenarnya, walaupun habis ini ia pasti diejek habis-habisan oleh Rizki.

"Oke, gue mau jujur," ucap Refa, kemudian melirik Reva sekilas, dan pandangannya kembali ke Rizki, "Kita...anu...hm....pacaran."

Meita membulatkan matanya, sementara Rizki terlihat biasa saja.

"Apa???" pekik Meita, kemudian menutup mulutnya dengan tangan karena sadar teriakannya bisa membangunkan penghuni kos lain, "Sejak kapan? Di mana?? Siapa yang ngajakin?? Kok mau??"

"Kepo, masa' iya harus gue kasih tahu semuanya?"

"Ya iyalah!" seru Meita, ia menggebrak meja makan itu pelan, "Tahu gak kalo yang lo pacarin itu sahabat gue!"

Refa mendengus, "Iya, maaf."

"Lah kok jadi minta maaf?" Reva yang daritadi terdiam akhirnya buka suara, "Eh iya, maaf ya, Mei, gue belom sempet kasih tau ke lo."

"Hmph!" Meita memanyunkan bibirnya, dan menoleh ke arah lain.

"Lagian kok lo enggak peka banget sih, Mei? Gue aja sudah menduga," ujar Rizki.

"Mana gue tahu,"

"Gue tebak, ya," ucap Rizki, mengalihkan pandangannya kepada Refa dan Reva, "Kalian pacaran setelah kita pulang dari Jodipan, kan?"

"Kok tau?" ujar Reva dan Refa secara bersamaan.

"Haha," Rizki tertawa mengejek, "Apa sih, yang enggak gue tahu?"

Reva & Refa [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora