16

2.9K 301 67
                                    

Akhirnya Sehun menginap di rumah Irene karena Sejun terus merengek untuk dirinya menginap. Sebenarnya Sehun tidak ingin menginap di apartemen Irene, takut jika sang mantan istri merasa tidak nyaman dengan kehadirannya. Tapi setelah Irene mengatakan tidak masalah barulah ia setuju.

"Daddy tidur bersama Sejun dan Mommy, kan?" tanya Sejun membuat Irene dan Sehun saling memandang satu sama lain. Seketika kedua orang dewasa itu dibuat bingung sekaligus merasa canggung.

"Tidak bisa, Sejun tidur dengan Mommy. Daddy akan tidur di kamar sana." kata Sehun sambil menunjuk kamar yang ada di sebelah kamar Irene.

"Tidak boleh, pokoknya kita harus tidur bertiga." ucap Sejun seolah mutlak. Irene hanya menghela nafas melihat sikap keras kepala putranya yang menurun dari dirinya.

"Rene..." Sehun menatap Irene seolah bertanya apa yang harus ia lakukan.

"Aku tidak masalah jika kau mau." ujar Irene, ia sebenarnya gugup membayangkan nanti malam akan tidur satu ranjang dengan sang mantan suami. Walau pun ada Sejun, tetap saja dirinya sedikit bimbang.

"Daddy dengar, Mommy setuju. Jadi Daddy harus mau dan tidak ada penolakan lagi!" Sehun mendesah panjang, akhirnya menganggukkan kepala menyetujui kemauan Sejun.

"Kalau begitu Sejun dan Daddy masuk saja dulu ke kamar! Mommy akan ambil minum dulu ke dapur." Sejun mengangguk lalu mengajak sang ayah untuk masuk ke kamar milik Irene. Tidak mungkin mereka tidur di kamar Sejun yang mempunyai kasur kecil.

Irene menuangkan air ke dalam botol minum. Ia merasa gugup memikirkan malam ini dirinya akan kembali tidur bersama sang mantan suami.

"Ah, jangan pikirkan yang tidak-tidak. Ini semua hanya demi Sejun." Irene berusaha meyakinkan dirinya dengan ucapannya sendiri.

Tidak ingin terlalu banyak berfikir Irene akhirnya memutuskan untuk segera kembali ke kamar. Tidak lupa ia membawa botol air yang sudah diisi. Saat masuk ke kamar Irene melihat Sejun dan Sehun sedang bercanda sambil berbisik-bisik.

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Irene setelah membaringkan tubuhnya setengah duduk di tepian tempat tidur. Ditengah-tengah mereka ada Sejun sebagai pembatas.

Kedua lelaki itu kompak menatap pada Irene. Dapat Irene lihat jika Sehun sedang tersenyum jahil kemudian membisikkan sesuatu pada Sejun.

"Ini rahasia lelaki." jawab Sejun kemudian membuat Irene mendengus kesal. Tidak lama kemudian terdengar suara cekikikan mereka berdua membuat Irene iri.

"Kalian berdua membuatku iri saja." gumam Irene sambil menatap sengit dua lelaki satu mantan suami dan yang satunya putranya.

"Apa? Mau kucium juga?"

Irene menganga lebar mendengar perkataan Sehun dan menyadari jika pria itu tengah tersenyum membuat Irene merona melihatnya.

Irene yang tadi melamun sibuk dengan pikirannya sendiri, terkejut mendapati sebuah ciuman dari Sejun di pipinya.

"Ciuman itu dari Daddy."

Seketika mata Sehun melebar dan terlihat kalang kabut saat Irene menatap dirinya.

"Ti-tidak begitu, Rene." ucap Sehun panik. "Sejun, Daddy tidak mengajarimu untuk berbohong!"

"Tadi Daddy bilang begitu." Kini Sejun juga ikut berusaha membela diri.

"Tidak!"

"Tadi Daddy bilang suruh cium Mommy."

"Tidak!"

"Tadi Daddy malah bilang di bibir."

"Tidak! Sejun, Daddy mohon jangan berbohong. Rene, kau percayakan padaku?" ucap Sehun memelas. Ia tidak ingin merusak momen ini hanya karena ulah jahil yang ia lakukan.

Sudut bibir Irene sedikit tertarik ke atas membentuk bulan sabit. Ia kemudian mendekatkan kepalanya pada telinga Sejun untuk membisikkan sesuatu pada sang putra.

"Ini pelukan dari Mommy." ucap Sejun setelah melepas pelukannya pada Sehun yang masih bengong.

Mereka sama-sama munafik hanya sekedar untuk mengakui jika saling rindu. Gengsi mungkin mengalahkan semuanya.

***

Irene yang tengah menyiapkan sarapan terkejut dengan kedatangan Sehun yang tiba-tiba sudah ada disampingnya. Irene berusaha bersikap tenang kembali melakukan aktivitas menggoreng telur ayam.

"Rene..." Sehun memberi jeda pada kalimatnya. "Apa kau benar-benar menjalin hubungan dengan pria bernama Suho itu?"

Irene menghentikan aktivitasnya saat mendengar Sehun menyebut nama sahabat lamanya. Dari mana Sehun tahu mengenai Suho. Bahkan Irene belum sempat mengenalkan mereka berdua.

"Kami hanya berteman."

"Tapi kedekatan kalian bisa dikatakan lebih dari sekedar teman saja. Bahkan Kai bilang padaku jika kalian cocok." ucap Sehun membuat Irene geram. Sebenarnya apa sih mau mantan suaminya itu?

"Apa masalahmu, Oh Sehun?! Bahkan aku tidak pernah mempermasalahkan atau bertanya mengenai hubunganmu dengan Tzuyu. Jadi kau tidak berhak ikut campur dalam urusan pribadiku." Mendengar ucapan Irene membuat segelintir perasaan aneh menyelimuti hati Sehun.

"Apa kita tidak bisa belajar dan memulai semuanya dari awal." tanya Sehun penuh dengan harapan.

"Dan dianggap sebagai wanita perusak hubungan orang?" ucap Irene membuat Sehun terdiam.

"Apa kita tidak bisa kembali bersatu lagi dan membawa kembali Sejun ke dalam rumah kita?"

"Rumah Sejun disini dan tidak ada yang lain." balas Irene. "Jangan membawa Sejun sebagai alasan untuk kau bisa kembali mengajakku rujuk."

"Jika itu masih pilihanmu aku akan memaklumi dan terus berusaha agar kau mau kembali membuka hatimu untukku." Sehun melangkah untuk mengikis jarak pada Irene setelah itu mendekap tubuh mungil itu. Seketika air mata Irene jatuh tanpa diminta.

***

Sejun meminta Irene untuk mengantarnya ke mall. Bocah itu tadi memecah celengan yang ia kumpulkan dari sebagian uang jajan yang sisihkan. Sejun berencana membelikan sesuatu untuk sang ayah sebagai kado hadiah ulang tahun.

"Sejun ingin membelikan Daddy apa?" tanya Irene sambil melihat sekeliling mall yang begitu luas.

"Hm, Sejun masih bingung mau membeli apa untuk Daddy."

"Bagaimana kalau membelikan Daddy kemeja dan parfum?" Irene berusaha mengingat-ingat apa saja yang sering Sehun gunakan atau kesukuan pria itu.

"Tapi uang Sejun pasti tidak cukup."

"Nanti setengahnya biar Mommy yang bayar." Sejun mengangguk setuju kemudian mengajak Irene pergi ke toko pakaian.

Disisi lain Sehun tengah merasa dilema karena hubungannya dengan Tzuyu, si guru cantik itu. Sudah beberapa Minggu belakangan hubungan mereka tidak berjalan dengan lancar. Terlebih tidak ada komunikasi yang terjalin selama berminggu-minggu ini.

Sehun juga mulai merasa ragu untuk meneruskan hubungannya dengan Tzuyu jika ternyata hatinya masih untuk sang mantan istri.

"Apa aku harus mengajak Tzuyu bertemu?" gumam Sehun yang masih bergelut dengan pikirannya sendiri.

love story ; hunreneWhere stories live. Discover now