O9

3K 308 32
                                    

Irene dan Sejun menikmati sarapan pagi mereka dengan tenang. Masakan sederhana yang dihidangkan oleh Irene dimakan habis oleh sang putra. Irene tersenyum senang melihat Sejun yang selalu menyukai makanan yang ia buat.

"Kalau Sejun sudah selesai, ayo Mommy antar berangkat sekolah!" Irene beranjak dari duduknya kemudian mengambil piring bekas sarapan dibawa ke tempat cuci. Irene kemudian mengambil tas yang sudah ia siapkan kemudian membatu Sejun untuk turun dari kursi.

"Seharusnya Daddy yang mengantar Sejun sekarang." ujar Sejun dengan lesu. Irene menghentikan langkahnya dan menatap wajah sang putra yang terlihat tidak semangat.

"Daddy menghubungi Mommy dan mengatakan kalau ada meeting pagi ini. Apa Sejun tidak suka jika Mommy yang mengantar sekolah?" Sejun menggeleng pelan.

"Sejun senang diantar Mommy, hanya saja Daddy sudah janji akan mengantar Sejun berangkat sekolah. Jika Daddy tahu tidak bisa mengantar Sejun kenapa harus berjanji."

Irene tersenyun tipis melihat tingkah sang putra, kemudian ia pun mencoba memberi pengertian pada Sejun. "Tadi daddy sudah bilang bahwa akan menjemput Sejun pulang sekolah."

"Ya sudah."

"Kalau begitu Sejun harus tersenyum. Ayo Mommy antar nanti Sejun bisa kesiangan!" Irene menggenggam tangan mungil milik Sejun mengajaknya turun dari apartemen.

Irene sendiri tadi sudah memesan taksi secara online.

Tidak butuh waktu lama untuk Irene mengantar sang putra ke tempat sekolah, karena jarak dari apartemen tempat Irene tinggal ke sekolah Sejun hanya butuh waktu sepuluh menit. Ia memang sengaja memilihkan sekolah yang dekat dengan apartemen sehingga mudah untuk memgantar jemput Sejun.

"Belajar yang pintar di sekolah! Kalau begitu Mommy pulang." Sejun mengangguk kemudian mengambil ciuman dipipi sang ibu. Irene tersenyum sambil menunggu Sejun masuk ke gedung sekolah.

Sejun berjalan memasuki area tempat sekolah dengan menebar senyum kepada setiap teman yang ia lewati di taman. Langkah kecilnya terhenti saat mendengar namanya dipanggil dengan suara lembut milik seseorang.

"Selamat pagi ibu guru." sapa Sejun pada guru baru yang tadi memanggil dirinya. Sejun menunjukan senyumnya pada sang guru.

"Selamat pagi, Sejun mau masuk kelas?" tanya sang guru dengan suara lembut, Sejun menjawab dengan anggukan kecil. "Bagaimana kalau bareng ibu guru?"

"Boleh." Sejun akhirnya berjalan beriringan bersama guru baru di sekolahnya menuju ruang kelas Sejun.

***

Sehun segera turun dari mobil setelah berhenti di depan gerbang sekolah milik sang putra. Ia tidak ingin terlambat seperti kemarin dan kembali mengecewakan Sejun. Terlebih ia tidak jadi mengantar sang putra ke sekolah karena meeting yang harus ia hadiri tadi pagi. Sehun sendiri masih berpakaian jas lengkap karena ia langsung datang dari kantor untuk menjemput Sejun.

Sejun berjalan ke arah Sehun dengan senyum yang mengembang di wajah tampan yang mewarisi dari dirinya. Sejun berlari ke arah Sehun yang berdiri di samping mobil sambil memberi senyum menyambut sang putra.

Sehun membawa Sejun ke dalam gendongannya kemudian mendaratkan sebuah kecupan di pipi sang putra.

"Ada seseorang yang ingin Sejun kenalkan pada Daddy." Sehun menatap bingung pada sang putra yang mengalihkan pandangannya ke depan membuat Sehun mengikutinya.

Hening untuk beberapa saat.

"Dad, kenalin dia guru baru yang pernah Sejun ceritakan. Namanya Chou Tzuyu."
beritahu Sejun membuat kedua orang dewasa itu nampak tersadar dari lamunan masing-masing.

love story ; hunreneWhere stories live. Discover now