O3

3.6K 350 15
                                    

Hari terus berganti dan Irene masih tetap mengurung dirinya di dalam apartemen. Tubuhnya terlihat lebih kurus karena pola makan yang tidak teratur. Dia lebih sering menangis dan melamun di dalam kamar.

Irene membeli testpack karena belum mendapatkan tamu bulan. Irene masih takut untuk melihat hasilnya. Bagaimana jika hasilnya positif? Apa dia harus meminta Sehun bertanggungjawab?

Tidak ingin dibuat penasaran terus dengan hasilnya, Irene bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi. Berdiri di depan wastafel dan mengambil testpack yang sudah dia coba. Irene merasa tidak mempunyai tenaga setelah melihat hasil testpack yang dia coba.

Testpack itu menunjukkan dua garis yang artisnya sekarang dia tengah hamil.

Irene mendengar suara Seulgi di dalam apartemen, dia keluar untuk memeriksa dan benar Seulgi datang dengan membawa makan siang seperti biasa. Seulgi tersenyum melihat Irene yang menghampiri dirinya.

"Ayo, makan siang bersama!" Seulgi menyiapkan makanan yang sudah dia beli ke piring.

"Kau terlihat tidak semangat. Apa kau baik, Rene?"

"Apa maksudmu? Aku baik." Irene tertawa paksa. Dia masih belum mau Seulgi tahu keadaan yang dia alami sekarang.

"Kau tidak bisa berbohong. Aku lihat kau berbeda setelah pesta lalu, jadi lebih pendiam aku lihat. Kalau ada masalah cerita padaku." ucap Seulgi.

Irene menundukkan kepala, dengan badan yang bergetar. Irene menangis lagi. Seulgi langsung memeluk Irene.

"Kalau ada masalah cerita. Aku siap dengerin, Rene." Seulgi melepas pelukan mereka dan tangannya menggenggam tangan Irene.

"Aku hamil Seul." beritahu Irene yang masih sesenggukan menahan tangisnya. "Aku hamil anak Sehun."

Seulgi diam sangking terkejutnya. Tapi apa Sehun yang dimaksud Irene itu teman pacarnya?

"Sehun teman Kai?" tanya Seulgi dan menadapat anggukan pelan Irene.

Seulgi berdiri dan mengambil ponsel di dalam tas, mencoba menghubungi Kai. Fokusnya masih tertuju pada Irene yang menangis duduk di kursi meja makan.

"Bawa Sehun ke apartemen Irene sekarang, atau hubungan kita akan berakhir." kaya Seulgi tegas dan langsung mematikan panggilannya tanpa menunggu balasan Kai.

Sehun dan Kai sangat dekat, Seulgi yakin jika Kai sudah tahu soal kejadian ini.

"Aku baru saja menghubungi Kai, aku minta dia membawa Sehun kesini."

"Kenapa kau menyuruh pria brengsek itu kemari, Seul?" tanya Irene. Dia belum siap untuk melihat wajah Sehun kembali.

"Dia perlu bertanggungjawab atas apa yang sudah dia perbuat padamu, Rene."

"Aku benci, Oh Sehun!"

"Jangan terlalu lama membenci karena pada akhirnya kau hanya akan lelah sendiri." kata Seulgi sambil tangannya mengusap punggung Irene. "Dunia memang tidak sesederhana seperti yang kau bayangkan. Dan jalan hidup pun tidak bisa kau bayangkan seperti keinginanmu."

***

Penampilan Sehun terlihat berantakan dengan muka penuh lebam. Kai menghajarnya setelah tahu Irene hamil.

"Pergilah ke apartemen Irene, aku akan mengantarmu!" ucap Kai, melihat Sehun duduk dan mengompres mukanya.

"Aku ingin sendiri dulu."

"Irene lebih menderita daripada dirimu." Kai menarik paksa Sehun untuk bangun.

Kai mengebut membawa mobilnya, jadi mereka tidak perlu waktu lama untuk sampai. Kai menekan bel apartemen dan Seulgi yang membukakan pintu.

"Masuklah dan temu Irene di dalam!" kata Seulgi dengan tatapan sinis. "Dia ada di dalam kamar dan belum makan sejak kemarin malam."

"Apa kondisi Irene baik-baik saja sekarang?" tanya Sehun, dia juga khawatir pada Irene.

"Apa dia akan telihat baik setelah apa yang kau perbuat, Tuan Oh Sehun?" tanya Seulgi. "Irene ada dikamar, temui dia. Aku dan Kai akan menunggu disini."

Sehun membawa nampan berisi makanan yang sudah disiapkan Seulgi ke kamar Irene. Dilihatnya Irene yang tidur sambil menangis. Sehun berjalan pelan mendekati Irene dan menaruh nampan yang dia bawa di atas nakas samping tempat tidur.

"Aku minta maaf. Kau boleh memukul dan memakiku sesuka hatimu, tapi jangan sakiti dirimu dengan tidak makan." ucap Sehun. Pria itu ikut menangis melihat keadaan Irene.

"Apa dengan aku memukulmu semua akan kembali seperti semula?" tanya Irene dengan nada suara tinggi.

"Mungkin kesalahanku memang sulit untuk dimaafkan. Tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak lepas dari tanggungjawab."

"Aku tidak mau menikah dengan pria brengsek seperti dirimu." Irene melempar muka Sehun dengan bantal.

Sehun hanya diam dan tidak berniat melawan ataupun menghentikan perlakuan Irene padanya. Karena Sehun menyadari kesalahan yang sudah dia perbuat.

"Makan ya? Kau bisa sakit kalau seperti ini terus."

Irene hanya diam, Sehun menyuapi Irene.

"Buka mulutmu." Sehun tersenyum tipis saat Irene mau menerima suapan darinya. Sehun dengan telaten menyuapi Irene sampai makanan itu tinggal sedikit.

"Sepertinya kau sangat lapar." Sehun kembali menyuapi Irene.

"Aku sudah kenyang." kata Irene dan Sehun berhenti menyuapinya. Sehun meletakkan kembali piringnya dan mengambil air putih untuk Irene.

"Besok ikut denganku, ya? Aku ingin mengenalkan mu dengan ibuku."

"Tapi-"

"Percaya padaku. Orang tuaku baik, kau tidak perlu takut. Jangan buat aku terlihat semakin brengsek karena tidak bertanggungjawab padamu, Rene." Sehun menggenggam tangan Irene untuk meyakinkan wanita itu.

love story ; hunreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang