Bagian 9 :

290 15 1
                                    

"Saudara Alamsyah Bin Sultanah Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Anna Diana Binti Poerwa Ananta dengan maskawinnya berupa cincin emas 3 gram dan seperangkat alat shalat, tunai.” Teguh memegang erat tangan Alam karena bertindak sebagai wali nikah.

"Saya terima nikah dan kawinnya Anna Diana Binti Poerwa Ananta dengan maskawinnya yang tersebut diatas tunai.”

"Bagaimana para saksi, SAH?" Penghulu menegaskan.

"SAH!!!"

Air mata Anna Diana tumpah dan rasa haru meliputi suasana pernikahan. Penghulu memberikan berkas yang harus ditandatangani oleh Alam, Anna serta Teguh dan beberapa saksi pernikahan. Teguh merasa lega karena Anna di poligami secara sah menurut agama dan hukum negara.

Sementara di belakang Khayzuran tidak sanggup untuk berlama-lama menatap sang suami yang menikah kedua kalinya. Dirinya memilih ke bagian dapur untuk menyibukkan diri sementara kedua pengantin sedang sibuk sungkem lalu berfoto bersama orang tua dan keluarga besar. Beberapa tamu undangan nampak kasak kusuk membicarakan Anna yang dianggap sebagai pelakor syariah.

"Duh mama Anwar, kasian ya istri pertamanya kayak tersiksa."

"Laki-laki liat yang bening dikit aja langsung niat poligami."

"Memangnya mereka bisa bahagia apa dibalik penderitaan Khayzuran?"

"Ehem.... Ibu-ibu ini datang ke acara pernikahan mau bertamu atau bergosip?" Suara Mama Siska menegur membuat Ibu-ibu terdiam.

"Mama Siska diundang juga ya?"

"Ya namanya juga tetangga, kemarin diantarin undangan sama Mas Alam dan Mama Ida."

"Ohhh....." Sahut Ibu-ibu.

Acara berlangsung dengan meriah meskipun tanpa musik sebagai hiburan. Beberapa kali pengantin melakukan sesi foto namun Alam nampak gelisah seperti mencari seseorang yang tidak menampakkan diri.

"Mama Khay kenapa tidak kelihatan ya?" Tanya Alam.

"Entahlah mungkin sedang sibuk, tadi aku lihat sedang menuju dapur." Jawab Anna.

"Apa aku datangi dulu ya ke dapur biar kita bisa foto sama-sama?"

"Tidak usah, biar Ibu saja yang ke dapur." Ibu menjawab.

Ibu datang ke dapur dan tertegun melihat Khayzuran yang sedang sibuk mencuci piring dengan suara keras hingga beberapa piring dan gelas menjadi pecah. Isak tangis mengiringi suara dentingan bunyi sendok yang dicuci dengan sabun lalu dibanting ke dalam ember.

"Khayzuran, nak...."

"Sudah puas Ibu merusak rumah tanggaku?"

Beberapa orang yang ada di dapur terdiam, seakan mengerti lalu satu persatu meninggalkan Ibu dan Khayzuran, memberikan kesempatan kepada mereka berdua untuk berbicara dari hati ke hati.

"Alam memintamu ke depan, kita berfoto bersama."

"Kenapa Ibu tidak bisa bersabar? Dokter sudah bilang kandunganku baik-baik saja, seharusnya Alam juga ikut periksa ke dokter."

"Anak Ibu itu baik-baik saja! Memang kamu saja yang tidak mampu memberikan keturunan!" Raut wajah Ibu berubah.

"Ibu melarang Alam periksa ke dokter karena Ibu takut mengetahui kenyataan sebenarnya jika ternyata bukan saya yang mandul!"

"Kalau kamu masih mau mempertahankan rumah tanggamu, cepat ke depan dan perbaiki riasan wajahmu."

Ibu berlalu meninggalkan Khayzuran, dengan ekspresi antara marah serta kasihan.

"Sini Khay, tante benerin riasan wajahmu. Kamu yang sabar ya menghadapi Ibu." Tante meraih tangan Khayzuran dan membawanya ke dalam kamar.

"Kamu itu cantik, jangan permalukan dirimu di depan adik madumu. Buktikan dirimu adalah Ratu dan adik madumu hanya selir."

Dengan cekatan Tante Sena menghapus sisa air mata dan memoles ulang riasan wajah Khayzuran. Tante Sena adalah adik dari Ibu mertuanya, yang sudah cukup lama menekuni bisnis kosmetik. Sehingga Tante Sena tahu bagaimana memoles wajah Khay sehingga lebih cantik dari pengantin.

"Kamu pakai baju ini, yang itu kan sudah basah kena cipratan air dan sabun di dapur." Tante Sena menyerahkan gamis panjang berwarna putih keemasan dengan ekor yang lebih mirip dengan pakaian pengantin.

"Enggak salah Tante kalau aku pakai baju ini?"

"Pakai saja, jangan buat dirimu malu sendiri."

Hampir setengah jam Khayzuran di dalam kamar untuk berdandan dan berganti pakaian dibantu Tante Sena. Khayzuran melangkah ke pelaminan bersama Tante Sena untuk duduk di samping Alam. Ibu dan Bapak terkejut melihat penampilan menantunya yang pertama. Sementara Teguh dengan ekspresi heran melihat Khayzuran tampil dengan pakaian pengantin bahkan lebih bagus dari pakaian Anna.

"Kamu duduk disini ya, dampingi suamimu." Kata Tante Sena.

"Kamu cantik banget Ma..."

"Mari kak, duduk di sini sekalian kita foto-foto buat kenangan." Anna menyapa Khayzuran.

Akhirnya Khayzuran, Alam dan Anna duduk bertiga di kursi pelaminan dengan posisi Alam berada di tengah-tengah. Juru kamera pun dengan lincah memotret mereka bertiga.

"Papa, boleh tidak kita foto berdua ? Tadi Papa kan sudah berfoto berdua dengan Anna. Enggak apa-apa kan Anna?" Tanya Khayzuran.

"Enggak apa-apa, Mas Alam kan harus adil." Jawab Anna dengan tersenyum mempersilahkan Khayzuran dan Alam berfoto berdua.

*****

"Ma, boleh Papa masuk?" Alam mengetuk pintu kamar utama yang di tempati Khayzuran.

Khayzuran membuka pintu kamar, nampak suasana kamar sangat gelap.

"Maafkan papa?"

"Kalau papa tau itu menyakiti hati mama kenapa papa lakukan ini?"

"Papa hanya ingin berbakti sama Ibu lagipula Khay juga janda dan usianya lebih tua 5 tahun dari papa."

"Kenapa sih alasan laki-laki berpoligami selalu untuk menolong janda? Kenapa tidak jujur saja kalau Papa lagi puber kedua?"

"Papa tidak akan menceraikan Mama walau apapun yang terjadi. Istri pertama tidak akan pernah tergantikan. Mama percaya Papa kan?"

"Mama percaya....."

Alam memeluk erat Khayzuran dan mencium keningnya. Sementara di balik pintu nampak Anna mengintip dari sela pintu yang terbuka lalu bergegas kembali ke dalam kamarnya. Khayzuran tersenyum licik melihat Anna yang berlari.

"Sudahlah papa sekarang ke kamar Anna, dia pasti sudah menunggu papa. Ini kan malam pertamanya."

"Terimakasih ya ma, atas pengertiannya."

Khayzuran tersenyum sementara kedua tangannya mengepal kuat dibalik punggungnya. Alam pun berlalu pergi dan menuju kamar Anna, yang ternyata Anna nampak terlihat sudah tertidur memejamkan matanya.

"Dek Anna?" Alam menyentuh pundak Anna.

"Kamu sudah tidur dek?"

"Maaf mas, aku lagi dapat. Jadi lain kali saja ya. Perutku juga lagi sakit."

"Kamu istirahat saja ya dek. Mas nggak akan memaksa kok." Alam mencium kening Anna lalu ikut berbaring di sebelahnya.

Pagi-pagi sekali Anna terbangun dan melihat Alam sudah tidak ada di sampingnya. Anna melangkah keluar kamar bersamaan dengan Khayzuran yang sedang keluar kamar dan rambutnya yang sedang basah.

Belum sempat Anna ingin bertanya apa yang bisa dia kerjakan namun Khayzuran langsung berlalu menuruni tangga dan masuk ke dapur. Anna melewati pintu kamar Khayzuran yang terbuka dan nampak Alam berbaring di kamar tanpa mengenakan pakaian dan hanya memakai celana pendek. Anna terkejut dan tidak menyangka malam pertamanya direbut oleh Khayzuran.



ENTAH APA YANG MERASUKIMUWhere stories live. Discover now