21

737 100 5
                                    

Bel di rumah Soobin kembali berbunyi. Semua orang disana saling menatap. Sepertinya tamu yang mereka tunggu sudah tiba.

Soobin, sebagai tuan rumah, beranjak menuju pintu gerbang. Begitu ia membukanya, matanya menangkap sosok Jisu yang berbalut pakaian yang tertutup. Padahal cuaca siang ini cukup panas.

"Hai," sapa gadis itu ramah.

Sangat tidak biasa mendapati Jisu yang tersenyum seperti ini. Jadi, butuh beberapa detik hingga Soobin sadar kalau gadis didepannya benar-benar Jisu dan kini sedang tersenyum ramah padanya.

"Boleh aku masuk?" tanya gadis itu.

Soobin menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Jisu untuk masuk. Tak ingin membuang waktu, setelah pintu gerbang kembali ditutup, Soobin langsung mengarahkan Jisu agar duduk di kursi teras bersama dengan Yeonjun dan Yeji.

Tatapan Jisu dan Yeji bertemu. Keduanya masih belum kembali berhubungan dengan baik. Itulah mengapa akhirnya mereka berdua saling membuang muka.

"Duduklah," ujar Soobin.

Jisu duduk manis disamping Yeonjun. Gadis itu sempat menoleh sebentar dan menatap Yeonjun dengan kesal karena tadi ia sempat salah jalan.

"Ada apa?" tanya Soobin.

Jisu menatap orang-orang disekitarnya dengan ragu. Tadinya ia pikir hanya akan ada dia, Soobin dan Yeonjun. Tapi, ternyata ada Yeji juga disana.

"Kau ingat pembicaraan kita saat itu?" tanya Jisu yang dijawab dengan anggukkan Soobin. "Aku sudah punya keputusan."

Yeonjun mengerutkan dahinya. "Kau bicara dengan Soobin juga?" tanyanya.

Jisu menganggukkan kepalanya. "Pembicaraan yang hampir sama dengan yang kita bicarakan juga." jelasnya. Kemudian, Jisu menatap Soobin dengan serius. "Beritahu Beomgyu kalau aku ingin bicara dengannya. Aku tidak memiliki kontak yang bisa dihubungi. Jadi, aku meminta tolong padamu."

Soobin cukup terkejut dengan ucapan Jisu. "Kau sudah yakin?"

"Tentu."

Melihat sorot mata Jisu yang meyakinkan, Soobin pun beranjak dari sana. Ia pergi ke dalam rumahnya untuk mengambil ponsel. Seharian ini, dia belum menyentuh benda elektronik itu.

Sepeninggal Soobin, suasana disana menjadi sangat hening. Tidak ada yang bicara. Yeji hanya menatap lurus kebawah, menyoroti jari-jarinya yang tertaut satu sama lain. Sementara Yeonjun dan Jisu hanya diam seperti orang melamun.

Hingga pada akhirnya Soobin kembali ke kursinya. Ia datang kesana sambil membawa cemilan yang dibuatkan ibunya juga. "Makan ini, teman-teman. Aku akan mengirim pesan pada Beomgyu. Oh ya, kau mau bicara kapan?"

"Secepatnya. Kalau bisa hari ini juga," jawab Jisu dengan pasti.

Soobin pun tampak mengetik sesuatu pada layar ponselnya. Ia mengirimkan pesan pada Beomgyu sesuai dengan apa yang Jisu inginkan.

"Kau benar-benar sudah memikirkannya?" tanya Yeonjun yang kini menatap Jisu cukup khawatir.

Jisu hanya menjawabnya dengan anggukkan. Mulutnya kini terisi oleh cemilan yang dibawakan oleh Soobin tadi.

"Kau sudah mencoba bicara dengan ayahmu?" tanya Yeonjun.

Jisu tidak menjawabnya dan hanya memberikan Yeonjun tatapan kesal. Kemudian ia memilih untuk melanjutkan aksi makannya.

Helaan napas keluar dari hidung Yeonjun. Sejujurnya dia bisa menebak akan seperti apa jawabannya. Tapi, tetap saja ia perlu kepastian.

"Orang tua kalian menyeramkan, ya," ujar Yeji yang akhirnya bersuara setelah sekian lama terdiam.

Start Line | TXT & ITZY [COMPLETED]Where stories live. Discover now