Our Night

14K 1K 295
                                    

"Sudah siap?"

Wonwoo mengangguk, mengecek kembali dirinya di pantulan cermin. Mengoleskan lipbalm tipis pada bibirnya dan selesai. Merasa sudah tidak ada yang kurang, ia menghampiri Mingyu yang menunggu didekat pintu. Hari ini mereka diminta untuk melihat persiapan pernikahan mereka yang akan di laksanakan minggu depan. Setelah persiapan selama kurang lebih satu bulan yang kebanyakan dilakukan oleh orang tua Mingyu.

Wonwoo mengernyit bingung, Mingyu terus tersenyum menatapnya. Ia mengecek penampilannya sendiri. Tidak ada yang aneh menurutnya.

"Apa?"

Mingyu terkekeh, memeluk pinggul Wonwoo dan menariknya mendekat. Menambah kadar kebingungan Wonwoo yang terlihat jelas dikeningnya. Ia terkesiap ketika Mingyu menunduk, menempelkan ujung hidungnya diceruk leher Wonwoo. Mengecup ringan kulit lembut Wonwoo yang terasa harum.

"Kamu cantik." Dan senyuman tidak bisa Wonwoo tahan lagi.

"Aku beruntung bisa mendengar pujianmu lagi."

"Aku akan terus memuji calon pengantinku. Ayo berangkat." Keduanya melempar senyuman diselingi tawa manis dengan Mingyu yang menggenggam erat tangan Wonwoo.

Gema sudah di ambil oleh ibu Mingyu sejak satu hari yang lalu. Agar mereka bisa leluasa menyiapkan sentuhan akhir untuk segala persiapan. Wonwoo kagum dengan Mingyu yang sudah berubah. Sejak pertama mereka kembali, pemuda itu tidak pernah bertindak kasar padanya. Bahkan Mingyu tidak pernah menciumnya tanpa persetujuan, apalagi menyentuhnya.

Seharian mereka berkendara ke beberapa tempat. Empat puluh persen mereka benar-benar memastikan persiapannya. Dan enam puluh persen mereka dedikasikan sebagai kencan dadakan. Menyenangkan tadinya sampai Wonwoo merasakan dadanya nyeri karna sehari ini belum menyusui.

"Gyu, ayo jemput Gema."

Setelah makan malam diluar, Wonwoo yang kelihatan gelisah mengajak Mingyu segera pulang. Mingyu cemberut, padahal tadinya ia ingin mengajak Wonwoo midnight movie. Tapi melihat wajah Wonwoo yang kelihatan menahan nyeri Mingyu jadi mengurungkan niatnya.

"Baiklah, ayo kita jemput baby bear."

Benar saja, begitu mereka sampai dirumah orangtua Mingyu. Tangisan bayi terdengar keras, segera saja Wonwoo menghampiri bayinya yang menangis. Dan dengan ajaibnya tangisan Gema mereda begitu ia didalam dekapan Wonwoo. Ia mungkin merindukan mamanya.

"Ya ampun baby bear rindu dengan induknya." Mingyu terkekeh, mengecup kening berkeringat bayi yang masuk usia dua bulan itu.

Dan setelah berpamitan dengan Ibu Mingyu, mereka kembali ke tempat mereka. Butuh setengah jam lebih untuk mereka sampai kerumah. Wonwoo mengusap wajah Mingyu, seharian ini dia mengemudi kesana kemari.

"Lelah hm?"

Mingyu menggeleng, melepas jaketnya dan mengecup pipi gembul Gema.

"Kamu istirahat, aku akan merapihkan ini dulu."

Mingyu menunjuk tas keperluan Gema juga beberapa barang yang tadi ia beli.

"Itu biar aku yang rapihkan nanti."

"No, kamu temani Gema. Ini biar aku." Mingyu mengecup pelipis Wonwoo.

"Mimpi indah." Lanjutnya lagi.

Wonwoo mengangguk. "Jangan terlalu lama."

••••

"Yoon Jeonghan astaga! Kau bisa memanggilku kan?!!"

Seungcheol sedikit berlari, terkejut melihat Jeonghan yang sedang berjinjit diatas bangku kecil dengan perut besarnya. Pemuda bermata besar itu segera memeluk Jeonghan, membawanya turun. Jeonghan hendak meraih sesuatu dilaci paling atas counter dapurnya.

AKRASIA | Meanie✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang