First time

19K 1.5K 526
                                    

"Mau membawaku kekamar..., daddy?"

•••

Seungcheol sedikit terkejut. Semudah itu Wonwoo menawarkan tubuhnya. Sedangkan hari-hari sebelumnya dia paling anti, paling menjaga aset berharganya itu.

Mungkin benar dia sedang dalam pikiran yang kalut. Keadaan ini membuat Seungcheol bimbang. Sisi jahatnya berkata dia harus mengambil kesempatan ini, tapi hati nuraninya bilang dia harus menjadi seorang gentleman yang tidak boleh mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Namun, Wonwoo mengambil tindakan ekstrim. Dia mendaratkan bokongnya dipangkuan Seungcheol. Mengunci matanya dengan pandangan mengundang syahwat. Belum lagi tangannya yang memainkan kancing kemejanya sendiri seolah memberi kode untuk memulai foreplay.

"Aku tidak tahu jika kau akan semudah itu memberikan dirimu padaku. Tapi tidak apa-apa cantik, aku suka."

Wonwoo tersenyum kecil, sangat terlihat bahwa keadaannya sedang kacau. Terlepas dari itu, ia hanya ingin mencari cara mudah agar dirinya lupa dengan memori kelamnya. Sekali lagi ia mencari kesenangan dalam dunia gelapnya.

Sekelibat bayangan ibunya yang pergi dengan wajah angkuh muncul dalam benaknya. Diikuti ingatan wajah ayahnya yang sedih dan tidak bisa mempertahankan keluarganya lagi. Diluar kesadarannya Wonwoo merunduk, menyatukan keningnya dengan Seungcheol yang memperhatikannya dalam diam.

"Aku sedang terluka daddy, aku butuh perhatian."

Seungcheol menyeringai, collarbone Wonwoo yang berada tepat didepan matanya sangat menggoda. Mengundangnya untuk mendaratkan ciuman disana. Lantas ia menarik pinggul Wonwoo agar makin merapat padanya. Mengecup collarbone wonwoo yang terbuka.

"Aku siap mengobati lukamu sayang, jika kau tidak keberatan kita bisa bertukar kisah malam ini. Atau lebih tepatnya, izinkan aku mengenalmu lebih dalam, Jeon Wonwoo."

Seungcheol mengusap lembut punggung Wonwoo. Sedang empunya tersenyum senang, menggerung bagai kucing yang dielus oleh sang majikan. Bukannya menjawab ajakan Seungcheol, Wonwoo memilih menenggelamkan wajahnya diceruk leher pemuda itu. Menelusupkan tangannya kedalam kaus hitamnya dan mengusap otot perut yang terbentuk sempurna.

"Just take me."

Seungcheol menyeringai, sisi binatangnya menang. Bagai singa yang diberi mangsa. Wonwoo tidak akan lepas darinya malam ini. Tangannya bergerak membuka kancing kemeja Wonwoo. Mengusap tubuh depannya dan mencubit pelan puting merah muda Wonwoo. Seungcheol tersenyum bangga begitu mendengar lenguhan yang keluar dari belah bibir Wonwoo.

Wonwoo memarik kaus hitam Seungcheol, memintanya untuk dilepas. Pemuda bermata besar itu menurut, membuka kaus hitamnya dan memamerkan tubuhnya yang terpahat sempurna. Mata Wonwoo dilingkupi kabut berahi.

Tangan halusnya mengusap otot perut itu lalu merambat naik kedada hingga berakhir mendarat dipundak kokoh Seungcheol. Tanpa banyak kata, Wonwoo menempelkan bibir mereka, mengecup sekali dan mulai saling melumat. Ia jatuh pada pesona Seungcheol yang juga sama terlena nya. Ditengah lumatan keduanya, tubuh mereka terstimulasi saling mendekatkan diri.

"Hmph!"

Wonwoo mendongak karena Seungcheol menarik surai belakangnya tiba-tiba. Pemuda itu melumat kulit lehernya menimbulkan bercak merah disana. Sedangkan Wonwoo, dia sepenuhnya hanyut karna memang ini yang dia butuhkan, sentuhan agar bisa lupa dengan segala hal yang memenuhi pikirannya. Hanya nikmat dan penuh gairah dominasi.

"No dadh..."

Wonwoo menahan tangan Seungcheol yang menyusup masuk kedalam celananya. Menarik tangan itu keluar lalu dia beranjak berdiri dengan lututnya. Menelanjangi diri sendiri dengan gaya erotis dihadapan Seungcheol. Pemuda Choi menjilat bibir bawahnya menonton pertunjukkan erotis Wonwoo.

AKRASIA | Meanie✔️Where stories live. Discover now