Meet your daddy

11.6K 1.3K 382
                                    

Seorang pemuda manis menggeliat, terusik dalam tidurnya. Matanya membuka perlahan dan mengerjap, masih mengumpulkan kesadaran. Kepalanya pusing dan ia merasakan detak jantung lain selain miliknya. Sampai saat ia tersadar sepenuhnya dan matanya membelalak mendapati dirinya tidur telungkup diatas tubuh pemuda lain.

"Oh astaga."

Jeonghan bergeser turun dari atas tubuh Seungcheol. Menyebabkan pelukan tangan kekar dipinggangnya terlepas.

Panik.

Jeonghan mengecek tubuhnya sendiri dengan terburu. Namun saat ia ingin mendudukkan tubuhnya. Nyeri luar biasa ia rasakan dibagian analnya, perih. Hanya sisa satu tebakan yang ia hindari di pikirannya dan sialannya terlalu tidak mungkin untuk denial.

"Huhu... apa yang aku lakukan."

Dan kegiatan Jeonghan rupanya mengusik sang dominan yang perlahan membuka mata. Seungcheol meregangkan tubuhnya dan mata mereka bertubrukan. Pipi Jeonghan bersemu ketika Seungcheol duduk bersandar pada kepala ranjang. Memamerkan tubuh atletisnya yang terdapat beberapa bekas ciuman.

"Eung... Seungcheol-ssi, apa semalam aku menggodamu? Memaksamu? Maaf aku tidak sadar. Demi Tuhan aku mabuk, aku... Aku minta m-"

"Aku yang minta maaf."

Jeonghan meringsut, makin memeluk selimut yang menutupi tubuhnya. Suara serak Seungcheol yang baru bangun membuatnya merinding.

"Iya, kau mabuk. Menggodaku, dan bodohnya aku terpancing. Maaf, apa sakit?"

Tentu saja Jeonghan malu ditanya seperti itu. Sama saja seperti menjelaskan secara tidak langsung apa yang mereka lakukan semalaman suntuk.

"Hanya... sedikit perih. Eum, Seungcheol-ssi err... bagaimana aku mengatakannya."

Sebelah alis Seungcheol menukik, menunggu Jeonghan yang ingin mengatakan sesuatu.

"Apa kau mengeluarkannya didalamku?" Tanyanya cepat dengan wajah merah padam.

Seketika wajah Seungcheol blank. Ia menggaruk tengkuknya, reaksi alami disaat canggung.

"Maaf..., Aku juga tidak sadar Jeonghan-ssi."

Jeonghan menghela napas. Sudah menduga, hanya ada satu opsi terakhir sebagai jalan keluar.

"Ya sudah, aku akan meminum pil pencegah kehamilan nanti."

Kali ini Seungcheol yang terkejut. "A-apa kau juga punya keistimewaan seperti Wonwoo? Astaga!!"

Jeonghan mengedik, dia juga tidak tau sebenarnya. One night stand seperti ini adalah pertama kali baginya. Jadi dia hanya mencegah kemungkinan terburuk.

"Kalau kau meminum pil itu, bukankah itu artinya membunuh?"

Jeonghan tertawa pelan. "Hadirnya janin didalam perut juga butuh proses setidaknya dua minggu. Pil pencegah kehamilan itu hanya salah satu opsi bagi pasangan yang tidak mau memasang alat steril atau semacamnya. Teknisnya, belum ada janin yang berkembang, dan itu bukan membunuh."

Penjelasan ala dokter kandungan itu hanya mampu dijawab oleh anggukan dua kali dari Seungcheol dengan wajah polos. Jeonghan jadi teringat anak anjing jenis husky. Matanya tajam tapi menggemaskan.

Keduanya terdiam, hening untuk beberapa saat. Entah sedang memikirkan apa. Seungcheol yang pertama kali bergerak, meraih celananya yang berada dibawah ranjang dan memakainya. Jeonghan memekik terkejut melihat punggung Seungcheol. Penuh guratan merah dan sedikit luka bekas cakaran kuku terawat Jeonghan.

"Kenapa?"

Jeonghan meringis, menggeser duduknya dan mengusap pelan luka cakaran memanjang di punggung Seungcheol. Membuat sang dominan meringis kecil karna ternyata perih juga.

AKRASIA | Meanie✔️Where stories live. Discover now