BAB 55 B

8.7K 659 157
                                    

Key janji mau rutin update, Key nepatin janji Key, kan? Huehehehehehe. Puanjang lagi tiap kali Key update. Permintaan Key satu ae, VOMMENT-nya aja cukup bikin Key seneng dan semangat ☺️

(Sambil dengerin lagu ini, yuk, bacanya. Perasaan Silas, nih :) )

Putri Harmony mengetuk pelan pintu ruang kerja Pangeran Silas sebelum membukanya perlahan dan menemukan pangeran bersetelan hitam itu sedang duduk di balik meja kerjanya, nampak fokus dengan dokumen di tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Putri Harmony mengetuk pelan pintu ruang kerja Pangeran Silas sebelum membukanya perlahan dan menemukan pangeran bersetelan hitam itu sedang duduk di balik meja kerjanya, nampak fokus dengan dokumen di tangannya.

"Ada yang kau perlukan?" Pangeran Silas bertanya datar. Matanya tetap terarah pada dokumen, membolak-balik kertas di tangannya. "Sudah selesai acara sarapan manis keluarga kecilmu?"

"Aku minta maaf." Putri Harmony berdiri di depan meja kerja Pangeran Silas layaknya murid yang tertangkap basah oleh kepala sekolah menyontek. Perempuan itu menunduk, memainkan kedua tangannya yang saling bertautan.

"Hm."

Hanya itu respons Pangeran Silas. Nampaknya pangeran berambut cokelat itu lebih tertarik dengan dokumennya sampai saat ini.

"Kumohon jangan marah padaku lagi. Kita baru berbaikan," ucap Putri Harmony dengan nada memohon.

Pangeran Silas menarik napasnya dalam. Tangannya melempar dokumen ke atas meja sebelum ia menatap istrinya dengan tatapan datar.

"Aku tidak menyukai sepupu pemukulmu itu," kata Pangeran Silas. Suaranya terdengar menggerutu.

"Jaden tidak seburuk yang kau pikirkan."

"Bocah itu tidak menyukaiku," dengus Pangeran Silas.

"Tidak." Putri Harmony membalas cepat. "Dia hanya belum mengenalmu dan perkenalan pertamanya denganmu agak buruk. Dia sebenarnya anak yang manis. Jaden bisa mudah akrab dengan siapapun selama kau bersikap manis padanya," jelasnya.

Pangeran Silas lalu bangkit berdiri, mengitari meja kerjanya, bersandar pada pinggir meja dengan dua tangan disilangkan di depan dada. Keduanya saling mengunci mulut. Putri Harmony tak tahu apa yang harus dikatakan lagi sementara ia jelas tak nyaman berdiri di bawah tatapan mengintimidasi Pangeran Silas. Pangeran itu sendiri tampaknya tidak berniat mengatakan apapun selain menatapnya penuh arti, seakan-akan menunggu sesuatu darinya.

"Kau tidak marah padaku?" tanya Putri Harmony.

"Of course not." Pangeran Silas menarik sedikit sudut bibirnya ke atas membentuk senyuman miring yang tidak sampai ke matanya. "Kenapa kau berpikir aku marah padamu?"

"Karena Jaden?" Putri Harmony menjawab seperti memberi pertanyaan pada dirinya sendiri.

Pangeran Silas tertawa rendah. "Aku pria dewasa dan mengatasi kekesalan pada anak seusia sepupumu bukan masalah untukku." Lalu ia berdeham sebelum menyipitkan matanya. "Kecuali mungkin kau merasa bersalah untuk hal lain?"

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) - New Version Where stories live. Discover now