BAB 2

30.1K 1.6K 83
                                    

"Tuhan, kau sangat cantik, Kakak." Putri Lavendar tersenyum cerah selama memasuki ruangan tempat Putri Harmony dipersiapkan oleh Arnaud Dehaynin, perias terbaik kerajaan Wealthbridge yang telah dipercayakan khusus oleh kerajaan untuk merias Sang Putri Kerajaan.

Wajah muram Putri Harmony di kursinya membuat senyum di wajah Putri Lavendar pudar. Ia mencoba mencari topik yang bisa membuat kakaknya tersenyum. "Arnaud, apa kau percaya kakakku jauh lebih cantik saat tersenyum? Aku tidak sabar melihatnya memakai gaun itu."

"Tentu, Yang Mulia." Arnaud balas tersenyum sopan. "Ah, Apa Anda siap memakai gaunnya?" tanyanya.

Putri Harmony menatap gaun di tangan Arnaud tanpa suara. Gaun cantik tersebut seolah meneriakkan padanya memori ketika Pangeran Magnus menunjukkan gaun tersebut-gaun penuh sejarah milik Ratu Gricella ibu Pangeran Magnus yang dipakainya di pernikahannya dengan Raja Maranello. Tak sampai di sana, ia ingat ketika Pangeran Magnus menciumnya saat pertama kalinya ia mencobanya.

"Kakak." Putri Lavendar langsung berlutut begitu melihat mata hijau cantik Putri Harmony berkaca-kaca. Tangannya menyeka setitik air mata yang jatuh di pipi Putri Harmony. "Hei, kau tidak boleh menangis. Ini hari bahagiamu, Kak."

"Tidak." Putri Harmony menyahut keras, mengejutkan Arnaud, bahkan Putri Lavendar nyaris melompat di tempatnya. "Ini bukan hari bahagiaku. Ini hari berakhirnya hidupku. Bagaimana Dad bisa membuatku menikahi pria yang tidak aku cintai? Lebih buruknya pria itu adalah Silas... Silas, Lavendar. Semua warga Lorechester tahu Silas tidak pernah serius menjalani hidupnya. Semua aspek dalam hidupnya seolah adalah permainan. Aku sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri Silas..." Putri Harmony menelan kata-katanya, menyadari dia akan mengungkap kejadian terlarang. "... bagaimana aku bisa terima dia menjadi suamiku? Aku mungkin akan dipermainkannya seperti dia memainkan anjing peliharaannya," lanjutnya cepat dengan berapi-api.

Putri Lavendar menelan ludahnya. Kalimat kakaknya punya kebenaran seratus persen dan dia sendiri tidak paham mengapa ayahnya bisa memutuskan Pangeran Silas sebagai pengganti Pangeran Magnus, tapi ia percaya ayahnya tidak mungkin salah. "Kak Silas mungkin tidak seburuk itu, Kak. Kau tahu tabloid Lorechester suka mempermainkan subjeknya. Dia juga tampan dan yang aku dengar, Kak Silas punya catatan bagus di militer. Dia seperti gambaran tentara panas di serial televisi yang kita tonton setiap minggu, ya, kan, Kak?!" Putri Lavendar tersenyum menggoda.

Putri Harmony mendengus. Seperti dia peduli dengan ketampanan Pangeran Victoria itu. Oh, ya, dia mengakui Pangeran Silas memang luar biasa tampan seperti lukisan dewa-dewa Yunani di galeri istana, tapi ketampanannya sudah nampak buruk baginya dengan ketidaksopanannya. "Whatever!" sahutnya ketus.

"Lavendar..." Putri Harmony tiba-tiba menurunkan volume suaranya. "Kenapa tidak kau saja yang menikah dengan Silas? Silas bisa menggantikan Magnus, kalau begitu kau juga bisa menggantikanku, kan?" Ekspresi Putri Harmony kali ini seperti terdapat lampu di atas kepalanya.

"Apa?" Putri Lavendar jelas melonggo. "Aku masih enam belas, Kakak! Aku belum menyelesaikan sekolahku dan aku bahkan belum mendapat kartu identitasku! Jangan aneh-aneh, Kakak," ucapnya ekspresif.

Putri Harmony mengerucutkan bibirnya. "Rasanya aku mau bunuh diri," gumamnya sebelum sepintas ide cemerlang masuk ke dalam kepalanya, memunculkan senyum di bibirnya, membingungkan Putri Lavendar juga Arnaud dengan kerutan di dahi mereka.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) - New Version Where stories live. Discover now