BAB 26

16.7K 1K 142
                                    


"Berapa lama kau bersama Brianna?"

Putri Harmony masih tak menyerah mengorek informasi. Sepanjang hidup yang ia tahu, orang-orang selalu menganggapnya atraktif, penuh keingintahuan, tak menyerah sebelum mendapat. Bibinya, Princess Beatrice mengatakan ia paket komplit, memiliki keingintahuan ibunya, tapi juga kekeraskepalaan ayahnya.

Ia tak menyerah mendapat izin ayahnya untuk bermain ice skating di usia enam tahun hingga mogok makan. Ia juga tak menyerah mendapat nama bachelor masa remajanya, sekalipun ia perlu mengambil subject yang tak disukainya, siapa lagi jika bukan Cooper? Satu lagi, ia tak menyerah membuat Pangeran Magnus melupakan Brianna Maxwell.

Jadi, ia takkan menyerah mengorek informasi sampai mendapat akarnya dan melihat apa yang bisa dilakukan, mungkin membuat Pangeran Silas tak mengingat sedikit pun rasa vagina Brianna.

Good Lord, Harmony, apa yang kau pikirkan?

Pangeran Silas sedang sibuk membuka sweater, menoleh dengan satu alis terangkat. Tak menjawab.

"Dua tahun sejak Magnus mengencaninya?" tambah Putri Harmony.

Pangeran Silas melempar sweater-nya ke dalam keranjang pakaian kotor, melangkah mendekat pada Putri Harmony di sofa di depan ranjang mereka. "Biar kuulang. Aku tidak tertarik membahas masa lalu, ok, sweetheart?"

Putri Harmony mengangkat dagu. "Pertanyaanku tidak sulit, kenapa kau tidak mau menjawab?"

Rahang Pangeran Silas mengetat. Dia membenci taruhan dalam kepalanya jika kakaknya ada dalam kepala istrinya saat ini. Ekspresi sialan muram Putri Harmony seperti hinaan untuknya. "Hubunganku dengan Brianna sialan bukan urusanmu, kecuali kau mau meneriakkan nasehat moral padaku dengan sialan kerutan di dahimu karena aku mengencani kekasih Magnus," ucapnya dingin.

Tubuh Putri Harmony seketika memanas. Ekspresi Pangeran Magnus ketika ia bertanya tentang Brianna setelah acara ulang tahun Ashton Baker memasuki kepalanya. Pangeran Magnus juga tak mau menjawab, tidak sampai ia perlu melempar fakta ia bisa membaca perasaan masih tersimpan untuk Brianna dari mata pangeran itu.

Di sana ketegangan urat pertamanya dengan Pangeran Magnus. Karena Brianna Maxwell.

"Atau karena aku ingin tahu kau masih menunggang kuda dengannya di belakangku?"

Itu menyembur begitu saja.

Pangeran Silas mengernyit. Emosi di mata Putri Harmony tergambar jelas ketika melempar kalimatnya dengan nada marah atau cemburu, ia tak terlalu yakin yang mana. Sebenarnya dia marah karena aku menyakiti Magnus atau aku pernah mengencani si pelacur pirang?

"Aku tidak sering datang ke peternakan kuda. Aku mengajakmu hari ini ke sana untuk menghabiskan waktu."

See? Bajingan ini sekarang pura-pura polos.

"Jadi kau mengencani Brianna saat Magnus mengencaninya dan mengencani Jelena saat mengencani Brianna, lalu menikah denganku saat mengencani Brianna, Brianna tahu kau juga mengencani Melissa saat menikahiku dan mengencaninya?" Putri Harmony merasa rongga dadanya menguap. Hormon kehamilannya mengutiknya. "Tabloid benar, ya, kau memang bajingan." Tapi dia berusaha tetap bicara dengan nada normal dan tak ada kristal emosi.

Pangeran Silas berkedip dengan informasi ambigu yang baru diterimanya.

"Jawab pertanyaanku, please," pinta Putri Harmony.

"Aku tidak tahu."

Putri Harmony membuka mulutnya. Hatinya kesal setengah mati. Ia berdiri, menggerakan lututnya menyentuh sisi tengah selangkangan Pangeran Silas. Gill pernah mengajarkannya cara bela diri yang pantas untuk bajingan.

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) - New Version Where stories live. Discover now