Lisa melirik ibunya yang fokus berjalan lurus ke depan. Ketika mereka melewati Jungkook, Lisa menolehkan kepalanya dan mengucapkan "No...no...no..." tanpa suara.

Diantara orang-orang yang ramai berjalan, Jungkook menyelinap dan berjalan mengikuti Lisa dan Nyonya Lee tepat di belakang.

Lisa dan nyonya Lee memasuki sebuah butik terkenal, dan Jungkook ikut masuk pura-pura sebagai pembeli di toko itu.

"Sayang, cobalah yang ini pasti cantik di badanmu..."

Lisa menerima pakaian yang dipilih ibunya, lalu berjalan ke kamar pas vip, sebuah ruangan yang memang dibuat khusus untuk pelanggan agar lebih nyaman mencoba beberapa baju secara privasi. Kamar pas yang mirip closet room di kamarnya, dengan cermin besar, sofa panjang dan beberapa hanger yang tergantung pada lemari. 

Ketika dia akan menutup pintu kamar pas yang dimasukinya, seseorang dengan tergesa-gesa ikut masuk dan langsung mengunci pintunya. Dasar kelinci mesum, bisa-bisanya Jungkook sekarang berada bersama Lisa dalam satu ruangan. Dia mendorong Lisa ke dinding dan mengurungnya dengan lengan kekarnya.

Belum Lisa mengucapkan sesuatu untuk memaki pemuda ini, bibirnya dibungkam duluan oleh bibir Jungkook. Kekasihnya ini menciumnya dengan pelan dan lembut sehingga Lisa membatalkan keinginan untuk marah-marah padanya.

Lisa mendorong dada Jungkook, menjauhkan wajahnya dari wajah Jungkook.

"Kau gila! Bagaimana kalau orang-orang melihat kita Jung." Lisa mengecilkan suaranya tapi tetap dengan nada yang kesal.

"Paling mereka iri dengan kita."

Lisa hanya mendelik jengkel. Tiba-tiba suara nyonya Lee terdengar dari luar.

"Lisa, kau sudah mencoba bajunya?"

Lisa menelan ludah, sementara Jungkook hanya cengengesan.

"A aku sedang mencobanya bu..." Sahut Lisa.

"Baiklah, ada beberapa baju lagi yang harus kau coba...bisa kau buka pintunya."

Mata Lisa membulat, Jungkook menutup mulutnya menahan tawa.

Lisa mendorong Jungkook untuk membuka pintunya. Dia memunculkan kepalanya dan mengulurkan tangannya pada ibunya. Seperti mengerti dengan yang dilakukan Lisa, nyonya Lee memberikan beberapa baju ke tangan Lisa. Setelah kembali mengunci pintu, Lisa memukul lengan Jungkook. Pemuda ini malah terkikik merasa lucu dengan apa yang dilakukan Lisa. 

Kemudian Matanya sedikit membesar memperhatikan Lisa yang membuka bajunya, menyisakan bra dan celana dalamnya saja. Sial, Jungkook menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Lisa mengulum senyum geli melihat Jungkook yang salah tingkah melihatnya. Salahnya sendiri ikut masuk ke dalam, namanya juga kamar pas ya Lisa pasti membuka bajunya untuk mencoba beberapa pakaian. Ingin sekali Jungkook menerkam tubuh Lisa saat ini juga, tapi dia masih ingat dengan tempat dan waktu yang tidak tepat seperti ini.

Tapi sepertinya Lisa sengaja membuat Jungkook beberapa kali menelan ludah dan mulai merasakan pusing di kepalanya. Lisa sudah selesai dengan baju pertama, dia melepasnya lagi mencoba pakaian yang kedua. Bibirnya menyunggingkan senyum menggoda sambil menahan tawa melihat Jungkook yang menggerak-gerakan kakinya kikuk.

Sudah cukup, keindahan tubuh Lisa bukan hanya untuk dilihatnya saja. Jungkook mendekati Lisa, menarik pinggang rampingnya lalu melahap bibir Lisa dengan panas. Lisa melingkarkan tangannya di leher Jungkook, memejamkan mata merasakan tangan Jungkook yang turun menelusuri punggung mulusnya lalu berhenti untuk melepas kain yang masih tersisa di tubuhnya.

"Kau harus bertanggung jawab karena menggodaku..." ucap Jungkook dengan suara serak. Tangannya mengangkat tubuh Lisa, lalu membaringkannya di sofa yang ada di ruangan itu. 

Dan kamar pas itu pun menjadi saksi bisu, ketika tubuh keduanya menyatu untuk yang kedua kalinya.

Lisa menyisir rambutnya dengan jari-jarinya, lalu membuka pintu dan dengan cepat menutupnya kembali meninggalkan Jungkook yang menunggu saat yang tepat untuk keluar.

"Kau lama sekali di dalam sayang..." Ujar ibunya yang sedang duduk di sofa yang disediakan butik ini.

"Pakaian yang aku coba kan banyak bu, jadi aku perlu waktu untuk memilihnya." Jawab Lisa sambil meletakkan baju-baju yang dibawanya.

"Jadi mana baju yang kau suka?"

Lisa menyodorkan dress merah.

"Pilihan yang bagus." Puji ibunya. Keduanya kemudian berjalan ke arah kasir. Lisa tersenyum geli, memikirkan bagaimana caranya Jungkook keluar dari sana tanpa diketahui orang-orang. Ah salahnya sendiri yang ingin terperangkat sendiri di sana.

...



Lisa pikir Jungkook akan pergi setelah mereka bertemu di butik beberapa menit yang lalu, tapi kenyataanya Jungkook malah sedang ikut duduk di cafe yang didatangi Lisa dan ibunya untuk makan siang. Pemuda tampan itu duduk tidak jauh dari meja Lisa dan ibunya. Lisa melototi Jungkook yang tidak henti-hentinya menggoda Lisa. Dia bahkan mengucapkan kata-kata i love you dari tempat duduknya. Lisa mengalihkan matanya pada buku menu yang dipegang ibunya dengan dada yang sedikit berbunga-bunga.

"Permisi..."

Oh astaga, apalagi yang dilakukan Jungkook yang saat ini sudah berdiri di dekat meja Lisa dan ibunya.

Lisa pura-pura tidak melihatnya, membiarkan ibunya yang berbicara padanya.

"Iya ada apa?" Tanya nyonya Lee lembut.

"Maaf...saya menemukan ini di pintu masuk, aku rasa putri anda yang menjatuhkannya."

Lisa melihat benda yang diletakkan Jungkook di atas meja, sebuah gelang cantik.

"Oh Lisa apa gelang ini milikmu..." Tanya nyonya Lee.

Lisa gelagapan, matanya menangkap gerakan bibir Jungkook yang tidak dilihat ibunya.

"For you..."

Maksudnya gelang itu untuknya, ah cara memberikan kejutan yang aneh tapi manis.

Lisa mengambil gelang itu lalu memakainya.

"Iya bu, ini milikku. Ah pasti tidak sengaja lepas tadi." Lisa tersenyum pada ibunya.

"Kau tidak bilang terima kasih padanya..." Ucap nyonya Lee yang melihat Lisa hanya diam saja.

Lisa menelan ludah yang terasa kering di tenggorokannya. Ish kenapa Jungkook tidak langsung pergi saja sih.

"Thanks..." Ucap Lisa singkat, tersenyum sekilas pada Jungkook.

"Kalau begitu aku permisi dulu..." Jungkook membungkuk sopan lalu pergi dari hadapan Lisa dan nyonya Lee. Syukurlah Jungkook tahu diri ternyata, Lisa menghela napas lega.

"Tampan sekali pemuda itu, sepertinya dia seumuran denganmu Lisa..." Ujar ibunya.

Ah ingin sekali Lisa mengatakan bahwa yang barusan itu adalah kekasihnya. Tapi belum saatnya, dia masih membutuhkan waktu lagi.

"Nanti malam akan ada tamu penting, ibu ingin kau dandan yang cantik sayang..." 

Lisa mengernyitkan dahinya.

"Kenapa aku harus dandan bu, tamu penting itu pasti tamu ayah kan? Jadi untuk apa aku ikut menyambutnya."

"Ini acara kita semua, terutama acara penting untukmu..."

"Maksud bu?"

Nyonya Lee seakan sadar bahwa Lisa belum diberitahu tentang perjodohan yang dibicarakannya dengan tuan Lee tadi malam.

"Ayah dan ibu ingin mengenalkanmu pada seseorang sayang..." Sahut nyonya Lee pelan.

Isi kepala Lisa belum bisa menjangkau maksud dari ucapan ibunya.

Nyonya Lee menarik napasnya, mengumpulkan tenaga yang masih tersimpan di tenggorokannya.

"Kau akan dijodohkan dengan anaknya teman ayahmu..."

...

"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"Where stories live. Discover now