Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
"Unbk nanti itu soalnya beragam, ada yang dari 2019, 2011, bahkan ada yang dari tahun 1998. Soal dimana mana sama, hanya tipe, model, angka dan cara penyampainnya saja yang dirubah." Kata Pak Suho di depan kelas.
"Saya kasih contoh seperti ini, tolong diperhatiin saya gak mau ngulang lagi. Waktu kalian tinggal beberapa bulan setelah itu nanti sibuk sama ujian, sekarang kita kembali ke trigonometri."
Pak Suho lanjut menulis di papan tulis. Dia tau dari raut wajah anak anak udah kecapekan, apalagi ini jam terakhir, jamnya orang mau cepet cepet pulang.
"Diketahui sin A = 12/13 dan cos B = 3/5, <A dan <B lancip. Maka nilai tan (A - B)?"
"Saya tulis dulu car-"
Ting! Ting! Ting!
Pak Suho merasakan handphonenye bergetar di saku celana. "Sebentar ya, itu dikerjain dulu nanti saya tunjuk maju ke depan." Pak Suho keluar kelas.
WhatsApp
Pak Xiumin Bisa keruangan saya sebentar? Ada komite mau ketemu
Nanti Saya lagi ngajar
"Ck." Decaknya sambil ngantongin hp lagi.
Pak Suho nyender ke tembok sambil masukin satu tangan ke saku celana, tangan lainnya mengusap tengkuk sambil sesekali memijat kepala bagian belakangnya yang terasa berat.
Dia bingung antara mau ke ruangan Pak Xiumin atau mau lanjut ngajar? Dua duanya penting.
Sambil menimang nimang, matanya tertuju ke ujung lapangan di dekat laboratorium IPA. Kerumunan anak anak yang ricuh sambil sesekali tertawa, di tengah tengahnya ada Bu Wiena yang dibantu anak lainnya mempersiapkan sesuatu. Pak Suho gak bisa liat jelas, mungkin itu roket air.
"LIAT PUNYA SAYA PALING JAUH TUH BU! YES DITRAKTIR BU WIENA!"
Pluk!
Roket air itu jatuh di depan Pak Suho, airnya sedikit nyiprat ke celananya. Pak Suho ngambil roket itu lalu natap datar kearah mereka.
Sementara di ujung sana,
"Yah yah yah buu! Roket saya itu bu kena Pak Suho aduh gawat, jangan sampe disita susah itu bikinnya ya allah!"
"Hayoloh Chan! Roket lu diambil itu pasti mau diremukkin tuh hahahahah!"
Bu Wiena ketawa. "Saya mau nraktir kamu kalo ada roketnya, kalo roketnya ga saya pegang ya ga jadi traktirnya."
