27

1.2K 142 286
                                    

Jumat, 10.27
📍Bandung

"Ini udah di... Jalan Manggis." Pak Suho nengok ke kanan dan ke kiri sembari berbicara dengan seseorang di telfon.

"Saya di warung, yang temboknya warna biru. Liat nggak?"

"Jangan jauh jauh, Bu Wiena. Mata saya minus."

"Masa warung segede gitu gak liat??? Saya aja liat Pak Suho dari sini, helm putih, ransel merah, motor hijau, kan?"

Pak Suho memincingkan matanya mencari sebuah warung berwarna biru, namun yang ada di pandangannya hanya berupa penglihatan yang blur, ditambah kaca helmnya yang sedikit berembun membuat pemandangan sekitarnya semakin kurang jelas.

"Bu Wiena yang pake baju biru itu ya?"

"Iyaaa."

"Pantes nggak keliatan, melebur sama tembok warung."

"..."

"Bercanda."

Tut.

Pak Suho kembali menyangkutkan handphonenya pada phone holder, lalu mulai melajukan motornya menuju sebuah warung biru tersebut.

Kurang lebih lima jam perjalanan dari Jakarta, bukan waktu yang lama kalau tujuannya untuk bucin. Harusnya Pak Suho sekarang bersama teman-temannya, namun ia lebih memilih untuk mampir ke tempat Bu Wiena terlebih dahulu.

Begitu Pak Suho sampai di depan warung tersebut, Bu Wiena langsung senyum. Entah kenapa jadi canggung karena masih mikirin soal perkataan Pak Suho waktu di mobil.

Tapi ketika melihat Pak Suho yang sepertinya terkesan santai dan biasa saja, Bu Wiena mencoba untuk menghilangkan kecanggungannya.

Pak Suho membuka helm dan masker buffnya, lalu balas senyum ke arah Bu Wiena seraya turun dari motor.

"Eh ngapain?"

"Mau duduk."

"Ini bukan warung saya." Bu Wiena bisik bisik sambil ngedorong-dorong Pak Suho buat naik lagi ke motornya. "Ayo cepet naik, yang punya warung suka nanya-nanya."

Pak Suho ngangguk ngangguk dan jadi ikutan panik gara-gara diburu-buruin. Karena bakalan ribet kalau pake masker dan helm lagi, akhirnya helmnya dia taruh di atas tangki. Semoga aja itu helm mahal nggak jatoh, gitu gitu Pak Suho juga sayang duit.

Bu Wiena langsung naik ke motor, emang nggak mau lama lama karena yang punya warung suka bigos alias biang gosip. Apalagi kalo liat Bu Wiena disamperin sama orang ganteng kayak begini, nggak tau lagi deh nanti riweuhnya gimana.

"Ini mau kemana?"

"Ke rumah saya."

"Masih jauh? Berapa kilometer lagi?"

"Nggak tau, nggak bawa meteran. Udah lurus aja dulu."

"Ohh, jalannya jauh dong?"

"Lumayan, tapi emang abis jalan pagi kok."

"Hmm gitu, kalo masih jauh kita berhenti sebentar dulu ya?"

"Kenapa?"

"Saya haus."

Bu Wiena senyum nahan tawa. "Nggak kok, dikit lagi. Minum di rumah aja ya."

Pak Suho ngangguk nurut. "Rama juga ada di sini?"

SEPI - SUHO (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang