Happy reading
•
•
•
Quen sejak pelajaran dimulai duduk dengan gelisah bahkan teman sebangku nya pun merasa terganggu dengan sikap Quen yang seperti cacing kepanasan.
"Lo ngapain si ? Gak bisa diem banget Quen" ucap Fany
Quen tersenyum polos "aku pengen pipis tapi malu mau bilang sama guru nya"
"Bego kenapa gak bilang dari tadi" ucap Fany dengan malas dan langsung angkat tangan nya
"Iya ada apa stepany
" ucap Bu Merry saat melihat salah satu murid nya mengangkat tangan"Teman saya mau izin ke toilet Bu dan satu lagi nama saya pakai huruf F bukan P ya Bu"
Fany langsung memaksa Quen untuk berdiri dari kursi nya dan dengan gugup Quen maju ke depan tepat dihadapan guru b.indonesia yang sudah sangat terkenal narsis nya.
"Bu aku mau izin ke toilet boleh?" Ucap Quen gugup
Bu Merry tersenyum " silahkan buat kembaran ibu yang melebihi cantik nya kayak ibu"
Quen langsung keluar kelas saat mendapat izin tanpa mendengar kan semua teman-teman nya menyoraki guru itu.
"Nona ingin pergi kemana?" Tanya Jack saat melihat Quen keluar kelas
Quen terkejut dan menatap Jack dengan kesal masih dengan menahan sesuatu yang minta di keluarkan.
"Om Jack ngapain ngagetin sih?" Ucap nya kesal
Jack menunduk "maaf nona Quen"
"Om tunggu sini aja jangan ikutin aku pokonya" titah Quen dengan tegas
Jack tentu saja menggeleng "tidak nona saya sudah di tugaskan tuan besar untuk menjaga nona di mana pun nona berada"
Quen mempautkan bibir nya tanda kesal
"Om mau ikut aku ke toilet cewe? Ya udah ayoo" ucap nya ketusJack langsung terdiam dengan wajah merah dan langsung menggeleng ketika mendengar ucapan Quen.
Quen langsung tersenyum geli dan berjalan untuk mencari dimana letak toilet perempuan.
"Aduh kenapa tadi enggak tanya dulu Fany ya kan aku enggk tau, mana udah kebelet banget ih" ucap Quen pada diri sendiri sambil melihat-lihat sekitar
Dari arah yang berlawanan seorang pria berwajah datar terus memperhatikan gadis yang berjalan dan tidak memperhatikan jalan nya , saat sudah dekat pria itu menghentikan langkah nya dan siap untuk membuat gadis itu menubruk dada bidangnya , hampir saja Quen terjatuh tapi dengan sigap pria itu meraih pinggang ramping Quen.
Quen memejamkan matanya saat merasa akan terjatuh tapi kok tidak sakit ya dan saat membuka matanya tatapan teduh milik Quen langsung tertuju pada kedua mata yang kini menatapnya datar.
"Aduh Kaka maaf aku enggk sengaja maafin ya dan makasih tadi udah nolongin aku" ucap Quen panik sambil melepas pelukan nya pada pria itu
"Perhatikan jalan nya lagi" ucap pria itu tersenyum tipis dan melanjutkan langkah nya dengan melewati Quen
"Kaka" panggil Quen saat pria itu baru beberapa langkah
"Kenapa?" Tanya nya Tampa membalikan badannya
"Toilet perempuan ada dimana ya? Quen enggk tau"
" lurus aja" setelah mengucapkan itu Alarick langsung pergi begitu pun Quen yang langsung ngacir tanpa mengucapkan terimakasih karena sudah tidak tahan untuk segera mengeluarkan sesuatu yang mendesak
tinggal bilang kencing doang ribetnya wkwk
"Huh leganya" ucap Quen setelah habis kencing dan mencuci tangan nya di wastafel
Saat terdiam tiba-tiba saja Quen menepuk jidat nya pelan "aduh aku belom bilang makasih sama Kaka itu" ucap nya panik
"Gimana dong?"
Quen memilin kedua tangan nya dan keluar dari toilet dan memikirkan cara untuk berterima kasih pada teman kakak nya itu , ya Quen ingat sekarang Kaka kelas yang tadi ia tabrak sekaligus membantu nya adalah teman dari kakak nya.
"Lo dari toilet apa abis naek haji sih? " Ucap Fany saat melihat teman baru nya sudah kembali
"Ya dari toilet dong Fany kan tadi aku bilang mau pipis" ucap Quen polos
"Ko lama? Hayo abis ngapain?" Ucap Kim ikut nimbrung dan mengulang kembali pertanyaan , sudah jelas-jelas Quen itu dari TOILET
"Dari toilet Kim ,aku dari toilet " ucap Quen gemas
Kedua tertawa karena melihat wajah Quen yang memerah karena menahan kesal.
"Catherine ada yang nyariin Lo tuh diluar" ucap seorang gadis bernama Sabina dengan sinis
"Wih santai dong tuh mata pen gue colok" ucap Kim pada Sabina
"Apaan si Lo!" Ketus nya dan kembali duduk pada bangku nya
Lima menit yang lalu memang bel istirahat kedua sudah berbunyi dan sejak jam pelajaran pun Bu Merry sudah keluar lebih dulu karena ada orangtua murid yang ingin bertemu.
"Siapa ya?" Gumam Quen jadi penasaran
"Udah ayo temuin aja sekalian ke kantin udah laper juga gue" ucap Fany mengandeng lengan Quen
Saat keluar kelas mereka langsung melihat keempat pria tampan yang selama ini selalu di gemari oleh seluruh murid JHS.
"Kakak" ucap Quen saat tahu melihat salah satu diantara mereka adalah Math
Math tersenyum dan mengacak pelan rambut adik nya.
"Halo para gadis-gadis ku yang cantik" sapa Dannis dengan genit
"Gue bukan gadis Lo" ucap Fany ketus
"Begitupun gue! Jadi jangan ngarep Lo manusia setan" ucap Kim dengan mulut tajam nya
Quen langsung tersenyum saat melihat kearah Alarick dan menghampiri nya.
"Kaka Makasih ya tadi aku lupa bilang soal nya" ucap Quen lembut
Alarick mengangguk dan tersenyum tipis meskipun tidak ada melihat nya.
"Wih ada apa nih ? Kok gue mencium bau- bau apa ya" ledek Bien pada teman nya
"Bau apa kak?" Ucap Quen polos
Math langsung merangkul pundak adiknya dan membawa untuk ke kantin bareng karena jadwal makan Quen sudah terlewat sepuluh menit.
Jack pun selalu setia mengikuti langkah kemana pun Quen pergi.
"Kaka mau kemana?" Tanya Quen dengan tangan mungil Quen yang melingkar di pinggang Math
"Kantin sayang kamu belom makan siang kan?"
Quen menggeleng "baru jam 09 doang tadi sama Om Jack di bawain makan"
Ketiga teman Math hanya memperhatikan interaksi keduanya sedangkan Fany dan Kim menatap curiga pada Quen dan Math yang terlihat begitu dekat.
"Apa mereka pacaran?"
CZYTASZ
HI , I'M QUEN ( END)
Dla nastolatkówGadis polos dan lugu yang menjadi perempuan sangat beruntung di dunia , dikarenakan memiliki keluarga yang teramat menyayanginya dan mempunyai kakak-kakak yang sangat overprotektif terhadap dia. Terkekang? tentu saja lelah? bukan lagi tapi apa ya...