30. AURORABOREALIS • TEROR JALAN KENCANA

Start from the beginning
                                    

Perempuan itu kembali memakai helmnya dan melaju memasuki halaman SMA Pangeran.

"Bangsat lo!" umpat Alaska sebelum pergi.

"Bos lo serius?" tanya Alister.

"Emang gue ada tampang bohong?" sarkas Borealis, memasuki gerbang sekolah.

🌈🌠

Malam ini tepat pukul 22.30.

Jalan Kencana yang biasanya sepi, kali ini cukup ramai. Ada Alger dan Kingston. Geng yang namanya cukup terkenal di penjuru kota.

"Nice. Nggak pernah kita balapan kayak gini ya," ucap Alaska.

"Suatu kehormatan bisa jadi lawan Alger secara langsung."

Alaska dan Borealis berhadapan sempurna. Sama-sama memiliki aura pemimpin. Mereka memang pantas menjadi ketua geng.

"Kalo gue minta dual player gimana?" tantang Alaska.

Semua menyernyit.

"Ck! Lo takut solo player karena lawan sama gue? Pengecut!" sindir Borealis.

"Gue nggak takut! Gue hanya mau melihat bagaimana potensi anggota-anggota lo."

"Lo meremehkan kita?! Oke! Gue terima."

Borealis berbalik kembali ke geng nya.

"Siapa yang mau turun?" tanya Borealis, rahangnya nampak mengeras.

"Gue turun," sahut Sean.

"Nggak."

"Rey! Lo tadi tanya siapa yang mau turun, kenapa giliran gue mau turun lo malah ngelarang."

"George yang turun."

"Nggak! Lo lagi emosi, kalo George yang turun, gue nggak yakin dia bisa selamat."

Borealis menarik kerah baju Sean, "maksud lo apa!"

"Weh, tenang dong. Kita mau balapan bukan baku hantam," lerai George.

"Udahlah, Sean aja Bos yang turun. Dia juga jago balapannya kan?" Alister meyakinkan.

Borealis dan Sean mendekati garis start. Disana sudah ada Alaska dan juga Aurora.

Deg!

Kenapa harus Aurora?

Mereka berempat siap diatas motor masing-masing dengan helm fullface yang sudah menutupi wajahnya.

Salah seorang perempuan berpakaian mini berdiri ditengah dengan bendera ditangannya.

"Ready! Three.. Two.. One.. Go!"

Bendera dikibaskan. Disaat itu juga, Alaska, Aurora, Borealis dan Sean melajukan motornya dengan gila-gilaan.

Borealis memimpin didepan. Disusul Alaska.

Setengah perjalanan ditempuh.

Aurora melirik spionnya dan mendapati sebuah truk melaju ke arah mereka.

Bangsat!, umpat Aurora.

Perempuan itu menoleh ke arah samping kirinya, ada Sean.

Aurora sudah mengisyaratkan untuk membanting arahnya. Tapi nihil Sean tetap dalam posisinya.

Dag!

Akhirnya perempuan itu menendang motor Sean ke arah samping. Membuatnya terjatuh ke semak-semak.

Itu lebih baik, batin Aurora.

Dia menarik gasnya lebih lagi. Mengejar Alaska dan Borealis.

Alaska bingung ketika Aurora tiba-tiba di sampingnya.

"Ada apa?" tanya Alaska.

Dag!

Sama seperti yang dilakukan pada Sean. Dia menendang motor Alaska membuatnya terjatuh ke arah semak-semak.

"Jangan bangun! Tetep diposisi lo!" teriak Aurora. Entah didengar atau tidak karena dia mengenakan helm.

Ck! Ada apa sih ini! Siapa yang ngerencanain ini? Bisanya nggak ada truk lewat sini, emosi Aurora.

Bersamaan dengan itu dia melajukan motornya mengejar Borealis.

Ketika hampir sampai disisinya. Justru Borealis semakin menarik gasnya alhasil Aurora kembali tertinggal.

Bangsat! Dia nggak tau apa! Kalo dia bisa mati!

Aurora terus mengejar Borealis.

"Depan sana! Masuk gang perumahan!" teriak Aurora.

"Apa?!"

"Masuk perumahan!"

Aurora terus memperingati Borealis. Sambil sesekali melihat kebelakang. Dan naas justru truk itu semakin mendekatinya.

"Masuk perumahan!"

"Ha?!"

Sialan! Truk itu makin deket, ngga ada cara lain kayaknya

Aurora berdiri dari duduknya. Membuat Borealis menyernyit.

"Lo mau ngapain?! Kalo mau freestyle bukan kali ini!" heran Borealis.

Tanpa aba-aba Aurora melompat ke jog belakang motor Borealis dan membiarkan motornya berjalan tanpa kendali.

"Weh lo ngapain?!"

"Ada yang mau kita mati!"

"Maksud lo."

"Udah cepet jalan! Terus masuk gang depan sana."

"Ada apa sih?!"

"UDAH CEPET!"

Borealis menurut. Dia menambah kecepatannya dan sekitar 15 meter kemudian dia memasuki sebuah gang kecil. Disaat itu juga mereka melihat truk itu melewati gang itu.

"Gila," Aurora membuka helmnya.

Borealis juga membuka helmnya, "kok bisa ada truk? Harusnya kalo truk itu ada di belakang kita, anak-anak yang di garis start tau."

"Gue rasa truk itu nggak ada dari awal. Tapi dia muncul waktu kita udah jalan."

"Nggak biasanya kan ada kayak gini?"

"Ada yang rencanain ini."

"Sean?"

"Dia udah aman. Kalo dia masih diposisinya"

Aurora mengerucutkan bibir mungilnya, bahkan Borealis sempat menyernyit. Jujur perempuan itu sangat menggemaskan.

"Lo ngapain?" tanya Borealis.

"Motor gue."

Borealis memutar matanya jengah.

Tak berapa lama Borealis mengacak rambutnya frustasi. "Bener-bener gila!"

Mereka berdua terdiam sejenak.

"Apa lo punya pemikiran sama kayak gue?"

Cowok itu menatap manik Aurora, "Kakek gue."

"Karena truk itu dari tadi ngejar lo, disaat gue tendang Sean, dia masih aja jalan. Begitu juga waktu gue tendang Alaska, dia masih terus maju. Kemungkinan cuma gue sama lo."

"Kakek gue nggak suka gue sama Kingston. Dia mau buat gue jera dengan nyelakain gue," tebak Borealis.

"Kalo emang benar gitu, gue akui kakek lo itu perlu dibawa kerumah sakit."

"Bangsat!"

Borealis memakai helmya dan kemudian melajukan motornya.

"Ini mau kemana?!"

Borealis tidak menanggapi pertanyaan Aurora. Dia tetap melanjutkan motornya.


AURORA BOREALIS [ ✓ ]Where stories live. Discover now