Part 23 : Jeon Jungkook

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Dimana? kapan?" tanya Jaehee tiba-tiba dengan girang. Taeri yang melihatnya hanya terheran.

"Besok, di lapangan kampus ini. Kau tidak tahu?" Taeri tersenyum sinis. "Aku pergi dulu, aku ingin melihat-lihat kampus ini." Taeri menatap Jungkook lalu pergi melangkah meninggalkan mereka berdua.

"Ngomong-ngomong kau berbicara apa? tinggal bersama?" Jungkook tersenyum sinis pada Jaehee, Jaehee pun langsung tersentak malu soal pernyataan dia tadi.

"Maaf, ternyata aku salah paham."

"Aku pindah untuk mengikuti tournament basket dan hidup sendiri. Aku tidak mungkin tinggal dirumah karena aku harus latihan setiap hari, dan mencari tempat tinggal yang dekat dengan kampus," ucap Jungkook datar lalu menghela nafasnya. "Dan untuk apa juga aku tinggal dengan seseorang."

"Benarkah? Kau tidak pernah memberitahuku."

"Kau menguping saat itu." Jungkook membalikan badannya. "Sudahlah."

Jungkook langsung pergi melangkah meninggalkan Jaehee sendirian. Lumayan cukup jauh, Jungkook memberhentikan langkahnya lalu menatap Jaehee dari kejauhan. Dia menatap Jaehee yang sedang kegirangan sambil menghentak-hentakan kakinya. Jungkook pun hanya tersenyum melihat tingkahnya Jaehee.

***

Hari ini adalah hal yang ditunggu-tunggu. hari dimana tournament basket dimulai. Jaehee hanya menatap Jungkook dengan perasaan menggebu-gebu karena melihat tubuh Jungkook yang berkeringat. Terlihat sangat tampan dengan menggunakan kaos basket tersebut.

"Jeon Jungkook semangat!" teriak Jaehee dengan kencang, dan hanya berharap Jungkook mendengarnya.

Lagi-lagi Jungkook memasukan bola basket tersebut ke dalam ring. Semua orang dan timnya bersorak-sorak. Jaehee tetap meneriaki nama Jungkook dengan kencang dan semangat.

"Jaehee," panggil Seyong dari belakang, lalu duduk di samping Jaehee.

Jaehee menoleh ke arah Seyong. "Kakak kesini untuk menyemangati Jungkook juga?"

Seyong mengangguk cepat. "Tentu saja, dia adikku." Lalu Seyong tersenyum

Dari kejauhan, Jungkook hanya menatap Jaehee dan Seyong yang sedang mengobrol sambil tertawa-tawa. Lalu dia menghela nafasnya, mengatur nafasnya untuk bersiap-siap lagi.

"Jungkook! fokus!" teriak pelatih basket tersebut.

Sasaran sudah di kunci, Jungkook mencoba mengambil alih basket yang ada di tangan lawannya. Saat Jungkook melompat tiba-tiba Jungkook terjatuh dan terseret jauh, karena seseorang mendorongnya dengan sengaja.

Peluit dibunyikan, Jungkook segera dibawakan ke ruang medis untuk di obati. Kakinya mengalami cidera akibat kejadian tadi.

"Argh." Jungkook merasa kesakitan saat kakinya sedang diobati oleh dokter disana.

"Jungkook!" teriak Jaehee khawatir, dia pun langsung menghampiri Jungkook yang sedang meringis kesakitan.

"Bagaimana keadaan Jungkook?" tanya Seyong pada dokter tersebut.

"Dia cidera cukup parah, istirahat yang cukup nanti dia akan sembuh." Dokter tersebut langsung meninggalkan mereka.

"Jungkook, kau tidak apa-apa?" tanya Seyong khawatir.

"Aku tidak apa-apa, Kak."

"Jaehee, tolong jaga Jungkook. Aku ada urusan," ucap Seyong setelah ponselnya berdering. Seyong membalikan badannya, dan dia hanya bisa tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka.

"Jungkook ...," ucap Jaehee mulai menangis. Jungkook langsung menatapnya dingin.

"Aku baik-baik saja, bodoh." Jungkook mengalihkan padangannya lalu memejamkan matanya untuk mencoba menghilangkan rasa sakitnya.

Jaehee mulai menangis kencang, perasaannya benar-benar sedih harus melihat pria yang dia cintaimu kesakitan. "Aku akan bilang pada Ibumu, Ayahmu, dan-"

Ucapan Jaehee terhenti sejenak. Karena Jungkook memegang tangannya mencoba meyakinkan Jaehee kalau dia benar-benar baik-baik saja.

"Terimakasih Song Jahee, dan aku benar-benar baik-baik saja."

Jaehee semakin menangis sejadi-jadinya karena pertama kali Jungkook terlihat hangat di matanya, mengatakan terimakasih dan membuat Jaehee merasa lega.

Jungkook mencoba menenangkan Jaehee dan terus memegang tangannya. Kini Jungkook melihat Jaehee tidak dengan tatapan dingin lagi, tapi dengan perasaan ingin berterimakasih karena sudah mengkhawatirkan dia dengan tulus.

***

Jaehee POV

Aku mengatarkan Jungkook untuk sampai di tempat tinggal Jungkook.  Dengan perlahan aku membantu Jungkook untuk tidur di kasurnya, lalu Jungkook meringis kesakitan.

"Kalau begitu aku pulang dulu," ucapku lalu tersenyum. Rasanya begitu canggung kalau harus disini terus.

Jungkook menatapku. "Sudah malam, kau disini saja, aku juga tidak bisa mengantarmu."

"Eh?" Aku terkejut dengan ucapan Jungkook. Yang benar saja, berdua? disini?

"Kau juga butuh istirahat karena menjagaku."

Dia sedang sakit, dan kita akan menghabiskan malam berduaan. Yah, walaupun itu pernah terjadi di rumah Jungkook, tapi kali ini berbeda karena tidak ada Kak Seyong. Karena di kamar ini ... hanya ada satu kasur.

Aku duduk di sisi kasur Jungkook. "Ngomong-ngomong, apa kau pernah mengajak wanita lain kesini?"

"Tidak, kau yang pertama."

"Benarkah?" tanyaku memastikan kembali. Lalu Jungkook tidak menjawab.

"Aku mau tidur," ucap Jungkook tiba-tiba. Dan sekarang aku bingung harus tidur dimana karena hanya satu kasur.

"Ah baiklah."

Jungkook mulai memejamkan matanya. "Kau ... boleh tidur di sampingku."

Hah? yang benar saja.

.

.

.

Hai readersku yang tercinta, makasih karena kalian masih setia sama ff abal2ku ini :")

oh ya jgn lupa vote dan comment hihihi

sampai jumpa lagi!!

Naughty Kiss Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ