Chapter 1

25.1K 1.1K 23
                                    

Seorang pemuda berdiri diam, ia melihat sekelilingnya dengan wajah penuh kagum. Sambil menikmati semilir angin, rambut cokelat miliknya ikut menari-nari.

Terhitung sudah tujuh tahun ia tak menginjakkan kakinya di Seoul, Korea Selatan.

"Wahh daebak. Korea terlihat sangat indah di malam hari, sepertinya aku tidak salah pilih." Ia memuji keindahan negara asalnya.

"Pilihanku sudah benar." Ucapnya sembari tersenyum. Terlihat ia masih berdiri diam sebelum ponselnya berdering.

Ujung bibirnya semakin naik saat melihat nama yang tertera di layar. Ia mengangkat telepon sang nenek, dan langsung terdengar suara serak yang khas. Membuatnya tiba-tiba rindu dengan sang nenek.

"Hallo? Hallo Jungkook-ahh? are you okay?" terdengar dari seberang telepon, suara nenek Jungkook sedang khawatir. Jungkook baru ingat ia belum mengabari nenek-nya. Setelah tiba di bandara, dia langsung menuju ke hotel, tempatnya menginap.

Jungkook berterima kasih pada sang nenek yang sudah mengizinkan dirinya kembali dan tinggal di Korea, bahkan sampai sekolah disini.

"Apa kau yakin akan tinggal sendiri disana? Kau bisa pindah ke apartemen besok. Jangan buat nenek khawatir, Jungkook-ah."

Jungkook hanya bisa tersenyum dengan perlakuan sang nenek yang selalu membuatnya terlihat seperti anak kecil.

Dulunya Jungkook tinggal dengan kedua orang tuanya, tapi sebuah insiden membuatnya kehilangan dua orang tercintanya. Tepat satu tahun sejak sepeninggalnya orang tua Jungkook, saat ia berusia sepuluh tahun, sang nenek memaksanya untuk tinggal bersama di Chicago. Dan sekarang Jungkook ingin kembali. Hatinya rindu dengan kedua orang tuanya.

Nenek Jungkook sangat sayang akan dirinya, dan melepas Jungkook sendirian di Seoul adalah pilihan terberat. Butuh waktu yang lama bagi Jungkook untuk mendapat izin dari neneknya.

"Jungkook-ah, kau harus menyesuaikan dirimu dengan baik di sekolah. Mintalah bantuan pada Baekhyun kalau kau kesulitan." Jelas neneknya diseberang telpon. Memastikan Jungkook untuk tidak ragu minta tolong pada sepupunya.

"Nee. Aku sangat bersemangat untuk besok. Nenek istirahatlah, aku tidak ingin mendengar kabar kalau nenek sakit lagi." Jungkook tetaplah perhatian. Dirinya benar-benar khawatir karena neneknya terus saja mengurus restoran disana sendirian. Kalau di larang pun, neneknya selalu berkata, 'Ini satu-satunya pekerjaan yang nenekmu bisa lakukan, Jungkook-ah'. Padahal tidak bekerja pun neneknya masih bisa menghasilkan uang.

Nenek Jungkook memiliki usaha di bidang kuliner, dan ia juga suka berinvestasi di perusahaan-perusahaan terkenal disana.

"Ahh, aku bisa mengurus semuanya sendiri, aku tak setua itu. Istirahatlah, nenek akan menelepon mu lagi nanti." Jungkook mematikan telepon setelah memberikan ciuman virtual. Ia meletakkan ponselnya sembarang lalu kembali menikmati pemandangan malam Seoul dari dinding kaca hotel.

.

.

.

Jungkook turun dari bus yang ia tumpangi dari hotel yang lumayan jauh dari letak sekolah barunya. Berbeda dengan saat tinggal di Amerika, di Seoul sebagian besar orang menggunakan bus untuk berpergian ke daerah-daerah yang dekat, sedangkan di Chicago, Jungkook terbiasa di antar jemput supir pribadinya.

Kedatangan Jungkook hari ini untuk mengambil seragam sekolahnya, sekaligus melihat keadaan sekitar sekolah barunya.

Setelah mengambil seragamnya di ruangan kepala sekolah, Jungkook mulai berkeliling mengamati sekitar. Suasana disini sungguh berbanding terbalik. Para siswa-siswi terus menatap Jungkook seolah mereka ingin memakannya hidup-hidup.

Im a Bad Guy [Taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang