ANGKASA 43

1.9K 36 0
                                    


HAVE FUN TO READING ❤
JANGAN LUPA VOMMENT NYA🙏

























"Kamu masih inget sama aku?" tanya gadis itu membuat ketiga teman Angkasa melongo.

Oke, fix! Tingkat kepercayaan diri cewek ini jauh lebih tinggi dibanding Bumi. Bumi tenang ya.

Massa di lapangan semakin riuh saat ini. Bagaimana mungkin ada perempuan yang berani berbicara dengan Angkasa di tengah lapangan seperti ini? Cari mati lo? Mungkin begitulah pemikiran murid yang lain. Bella mantan primadona Starlight yang bucin dengan Angkasa sejak kelas satu saja tidak pernah berani selancang itu berbicara dengan Angkasa. Lah ini! Cakep lo neng?

"Gak!" satu kata singkat, padat dan jelas yang terucap dari bibir Angkasa membuat Langit dan Bumi menyemburkan tawa.

Cewek itu berdehem sambil mengibas kan rambut lurus nya kebelakang lalu tersenyum. "Kamu udah nolongin aku dari preman sebanyak dua kali. Pertama waktu dirumah sakit, kedua waktu di jalan flamboyan" ujar nya sambil menatap Angkasa penuh harap.

"Inget?" tanya nya, Angkasa menghela nafas lalu mengangguk malas. Dia melempar handuk kecil yang tadi dia pakai kepada Langit membuat cowok itu mengumpat tertahan.

Setelah itu dia berjalan pergi dari sana membuat gadis itu melongo. Dengan cepat dia mengejar Angkasa hingga tubuh nya berhasil berhenti tepat di hadapan cowok itu. Dia merentang kan kedua tangan nya sambil memasang wajah cemberutnya.

Angkasa menatap nya tanpa minat. Andai kata yang sedang berada di hadapannya ini adalah Raya mungkin Angkasa akan luluh melihat bibir mungil adik tiri nya mengerucut. Wajah imut nya yang ditekuk lucu membuat gadis itu terlihat sangat amat menggemas kan. Ah, membayangkan nya saja bisa membuat bibir Angksa mengukir senyum. Senyuman tipis lebih tepat nya bahkan orang-orang di sekitarnya tidak akan mengetahui jika sebenarnya dia sedang tersenyum.

Angkasa bukan tipe cowok yang mudah mengganti ekspresi wajah nya. Terutama di hadapan orang banyak, apa lagi ada gadis tidak penting yang sekarang sedang berdiri dihadapannya, menatap nya intens sambil tersenyum lebar. Ini menyebalkan. Angkasa tidak suka, sungguh! Entah apa yang gadis itu ingin kan, baik lah kita lihat dia mau apa.

"Minggir!" ketus Angkasa jengah.

Gadis itu menggeleng cepat. Dia menurunkan rentangan tangan nya sambil menghela nafas dalam lalu mengulurkan satu tangan nya kehadapan Angkasa. "Fira, dua belas Ips satu!"

Angkasa hanya melirik gadis yang dia ketahui bernama Fira itu sekilas lalu membelokkan langkah dan berlalu pergi begitu saja dari hadapannya membuat Fira mencak-mencak kesal di tempat bersamaan dengan gelak tawa dari beberapa siswa yang sedari tadi menyimak.

"Bumi, dua belas teknik satu!" celetuk Bumi sambil meraih tangan kanan Fira secara paksa yang langsung di hadiahi tamparan kecil.

"Anjir, seorang Bumi ditampar cewek dong" ledek Mars sambil terkekeh

"Pede nya hiberbola sih! Mampus kan lo" Langit menimpali

"Diem deh kalian berdua, berisik!" kesal Bumi lalu kembali menatap Fira yang terus menatap punggung kokoh Angkasa yang perlahan semakin jauh

"Nyali lo boleh juga, tapi lo salah kalau ngusik hidup Angkasa" ujar Bumi serius.

"Maksud lo?" tanya Fira ketus

"Angkasa nggak demen sama cewek" Fira menatap Bumi tidak percaya, "dia gay!"

***

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang