Part 2

243 91 27
                                        

"Jadi kangen turnamen lagi," Aldi mengenang.

"Iya, jadi kangen Henry yang megang piala aja sampai bisa patah." Hans mencibir.

Henry hanya menunjukkan cengirannya. Entah karena apa pas acara mengangkat piala, bagian bawah dari piala yang dipegang Henry patah. Namun, hal tersebut tidak menghentikan kebahagiaan mereka kala itu.

"Eh, Rey. Tadi Lihan pesen ke gue, suruh sampaiin ke elo." Dafa memberi tahu.

"Apaan?"

"Ngajak kolab,"

"Kapan?"

"Besok. Kalau bisa lo disuruh ke rumahnya. Kalau nggak bisa lo record dari GH nggak pa-pa, asal facecam."

"Mana mau si Reyhan," Henry menimpali.

Selama ini Reyhan memang tidak pernah menunjukkan wajahnya selama livestreaming. Ia hanya memperlihatkan gameplay. Kadang ia ngomong dikit-dikit. Mengedukasi bagaimana permainan yang baik. Sehingga setiap turnamen, wajahnya menjadi sorotan kamera paling banyak.

"Ogah, ah."

"Ya bilang sendiri sana sama Lihan. Tugas gue cuma ngasih tahu aja," kata Dafa seraya masih menyantap mie yang tinggal kuahnya.

Match pertama, Age menggantikan posisi Dafa. Ia selalu antusias melawan King ID. Oh, bukan. Semua member Jigsaw ID selalu antusias. Tak terelakan bahwa King ID adalah lawan yang tangguh. Bahkan, mereka pernah kecolongan tower saking asiknya war. Dan itulah yang membuat King ID menjadi juara tahun lalu.

"Kita kecolongan Dark Slayer!" teriak Aldi.

"Ge, jaga atas, Ge!" Hans mulai panik.

"Anjay, gue di-by one-in sama Veresnya Ivan!" Henry ikut heboh.

Match pertama selesai dengan kemenangan King ID. Match kedua pun demikian. Barulah match ketiga dan keempat tim Jigsaw bisa comeback. Sayangnya, match kelima mereka harus merelakan kemenangan untuk tim lawan.

"Wah, parah! Gue merasa jadi domba Antaris," Dafa terlihat frustasi.

"Selow, bukan salah elo, kok." Age mengambil perannya sebagai coach, menenangkan timnya.

"Mereka aja yang makin jago," lirih Hans.

"Dan kita juga jarang latihan lagi," ucap Henry.

Memang benar. Seusai turnamen kemarin, mereka jarang latihan lagi. Paling hanya Aldi yang sering main rank. Itu pun untuk membuat konten. Maklum, dia juga seorang youtuber.

"Gue pulang dulu, ya." Reyhan pamit.

"Baru juga jam sembilan," protes Dafa.

Reyhan menggeleng. Ia harus menyalin tugas fisika yang tadi sore sudah dibantu kerjakan oleh Deo. Juga, besok ada ulangan harian biologi. Kali ini ia harus begadang lagi. Namun, dengan tujuan yang berbeda. Yang biasanya untuk main game, sekarang untuk belajar.

"Mau belajar," jawab Reyhan yang mengundang heran teman-temannya.

"Tumben, biasanya aja kalau ada PR nyuruh kita-kita yang ngerjain." Hans mengernyitkan dahi.

"Besok ada ulangan,"

"Rajin ya sekarang," goda Age.

Semua tahu kalau dari dulu Reyhan sama sekali tidak peduli dengan pendidikannya. Biasanya kalau ada tugas, ia selalu berangkat pagi untuk menyalin jawaban teman. Atau meminta teman timnya membantu mengerjakan tugas. Biasanya sih yang sering dimintain bantuan adalah Hans dan Dafa yang otaknya lebih encer dari yang lain.

Ruang dalam Relung (Re-upload)Where stories live. Discover now