34

6.5K 513 26
                                    

Tidak ada pembicaraan lagi setelah kejadian tadi pagi. Steve terus menghindar dari Syadza dengan mengurung diri di ruangannya. Steve bahkan melewatkan makan siang dan makam malamnya dengan alasan sibuk menyelesaikan pekerjaannya.

Syadza mengetuk ruangan Steve dan memberanikan diri untuk masuk kesana.

"Steve" panggil Syadza lembut.

"Ya?"

"Kamu ngga mau makan dulu?"

Steve mengangkat rotinya, "aku udah makan ini, aku banyak pekerjaan"

Syadza mengangguk mengerti. Mengerti kalau steve benar-benar ingin menghindarinya.

"Kamu akan tidur disini?" Tanya Syadza lagi

"Ya, kamu istirahat ya. Good night" ucap Steve

Syadza menghela napasnya dan akan pergi namun Ia berbalik lagi.

"Kamu marah dengan ku?"

Steve menghentikan pekerjaannya,Ia menoleh menghadap Syadza. Tangannya mengusap tangan Syadza.

"Aku ngga marah.. Aku hanya sedikit bermasalah dengan diriku. Beri aku waktu ya" ucap Steve

"Kalau permasalahan kamu Januar, aku minta maaf. Aku tidak mempertimbangkan perasaan mu. Aku hanya..."

Steve berdiri dari duduknya, dan kembali tersenyum.

"Aku tau, kamu khawatir dan sepantasnya kamu merasakan itu. Dia ada saat kamu sulit, wajar kalau kamu ingin ada saat dia sulit. Aku tau, aku ngerti." Ucap Steve

"Jangan marah, aku benar-benar tidak akan pergi kemanapun. Aku tidak akan menemui Januar aku janji"

Steve tau dia Egois, tetapi ini sungguh tidak mudah untuk dirinya. Harusnya ia biarkan saja Syadza bertemu dengan Januar. Apalagi Januar sudah membantunya, steve harusnya membalas budi baik Januar. Namun saat ini keegoisan memenuhi hatinya.  Steve menarik Syadza dalam pelukannya. Ia mendekap Syadza erat. Berharap Syadza mengerti bahwa Ia sangat takut kehilangan lagi.

"Kamu istirahat" ucap steve melepas pelukannya dan kembali duduk di kursinya. .

Tak ada lagi yang bisa Syadza katakan, Ia memilih untuk keluar dari ruangan Steve. Ia memang mencintai steve tapi Ia juga mengkhawatirkan Januar. Bagaimanapun jika ia ingat pengorbanan januar padanya tak adil jika Ia bahkan tak ada saat Januar sulit. Namun Steve adalah suaminya Ia tak mungkin melakukan sesuatu yang menyakiti hati steve.

***
Steve sudah berpakaian lengkap ala kantor. Ia tak pernah berangkat sepagi ini sebelumnya. Untunglah Syadza lebih dulu melihay steve.

"Kamu mau kemana?"

"Kantor"

"Ini baru setengah 6 , biasanya kamu berangkat jam 7" ucap Syadza

"Oh.. ya ada sesuatu di kantor."

"Apa jam makan siang nanti kamu bisa antar aku?" Tanya Syadza

Steve berfikir, mungkinkah Syadza tetap ingin menemui Januar?

"Kemana? Aku..hari ini aku sedikit sibuk"

"Kamu harus bisa. Acara keluarga. Jadi kamu harus ikut, aku bawain kamu bekal untuk sarapan ya" ucap Syadza dan berlalu menuju dapur.

"Ngga usah aku.."

"Bawa" ucap Syadza final dan steve pun hanya bisa menuruti keinginan Syadza.

***
Tepat saat jam makan siang, Syadza sampai di kantor Steve. Ia sempat bercengkrama dengan beberapa orang seraya menunggu steve selesai rapat.
Syadza mendekat kepada ayah juga suaminya yang sedang bicara.

Purple Land (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang