CERITA

87 43 10
                                    

Malam ini william terlihat berjalan bolak balik seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu didalam kamarnya yang terletak dilantai dua rumahnya.
Sesekali dia mengintip dari balik korden jendela kamar,memandang kedepan rumahnya,lebih tepat tatapan william terarah menuju rumah mendiang nenek breanna,dimana breanna dan keluargannya tempati sekarang.

"Aku ingin mengatakan ini tapi.." gerutu william malam itu.

"Apa iya aku akan mengatakannya?" lanjutnya.

Masih dengan keadaan bolak-baliknya,william memunculkan raut wajah labil,lagi-lagi mengintip rumah tetangganya itu dari balik jendela kamarnya.

Dia mulai menghela nafas.

"Huffh baiklah! Baiklah! Aku akan katakan ini besok disekolah,aku tak ingin hubungan pertemananku dengannya terus-terusan berlanjut buruk seperti ini! Tapi.. Ouh sudahlah aku berfikir positif saja" gerutu william sambil terbaring menatap langit-langit kamarnya.

Keesokan harinya.
William berpapasan dengan breanna melewati koridor sekolah,mengingat dia ingin mengatakan sesuatu pada breanna,william reflek menggapai tangan breanna.

Breanna tersentak menoleh karenanya.

"William?" ucap breanna dengan nada rendah.

"Aku ingin bicara denganmu,tapi tidak sekarang temui aku nanti sore ditaman biasa,please!" kata william seraya memohon.

Breanna cukup terdiam namun pada akhirnya dia mengangguk pelan namun tampak canggung memunculkan senyuman pada william.

William tersenyum untuk pertama kalinya setelah pertengkaran diantara keduanya, disaat itulah breanna mulai membalas senyum itu tanpa ragu lagi.

* * *

William terduduk dikursi taman, mulai sedikit mendongak menatap kedatangan breanna sore itu.

"Kenapa dia tampak cantik ya" fikir william sembari tersenyum kearah breanna.

"Kenapa? Apa yang kau fikirkan?" ucap breanna malu-malu dengan tatapan itu.

"Cuma sedikit heran" ucap william dengan nada rendah.

"Heran? Heran kenapa?"

"Heran aja,kenapa seminggu tak saling tatap membuatmu tiba-tiba terlihat secantik ini dimataku haha" celetuk william disertai kekehan khasnya.

"Bullshit! Oh ya Kamu mau bilang apa?" ucap breanna memulai pembicaraan serius.

William menghela nafas agak panjang. Breanna mulai terduduk disamping william dikursi panjang taman.

"Engg.. Sorry ya soal beberapa hari yang lalu,aku tidak bermaksud mengecewakanmu tapi.." ucap william sambil menatap breanna.

THE LAST BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang