THE LAST BLOOD

TERROR

Tatapan breanna,semua tampak blur namun perlahan mulai sedikit jelas dan mulai sepenuhnya jelas. Dia memegang kepalanya yang sedikit terasa masih sakit.

"Syukurlah kau sudah sadar sayang" ucap alexis dengan tatapan khawatirnya pada breanna yang mulai membuka mata.

"Apa yang terjadi?" ucapnya kepada alexis,shawn dan andrew yang sudah ada disekitar ranjangnya.

"Ibu melihatmu sudah terjatuh diluar kamarmu sepulangnya ibu dan shawn beberapa jam yang lalu" alexis memberitahu.

"Kamu kenapa nak? Kamu sakit? Kenapa tak bilang ayah dan ibu biar kami bisa mengantarmu kerumah sakit" sambung andrew dengan nada khawatir atas keadaan putrinya.

Breanna terdiam sambil menyipitkan matanya,dia masih sibuk merasakan kepeningan dikepalanya.

"Sebaiknya kau istirahat dulu sayang!" alexis tersenyum.

Shawn mulai memeluk kakaknya,breanna pun membalas pelukan itu.

"Kami sangat khawatir padamu" bisik shawn ditengah pelukannya dengan breanna.

Breanna tersenyum.

"It's ok,aku baik-baik aja kok cuman masih sedikit pusing" tukas breanna.

Alexis dan andrew tersenyum dan mulai meninggalkan breanna dan shawn berdua dikamar itu.

"Apa yang terjadi padamu kak?" bisik shawn ketika kedua orangtua mereka mulai berlalu dari dalam kamar.

"Aku bahkan tidak terlalu mengingatnya" jawab breanna.

"Apa kau juga melihatnya?" tanya shawn tak jelas.

"Siapa maksudmu?" breanna mengernyitkan dahi.

"Apa dia terlihat berlumuran darah?" shawn mulai berbicara ngelantur bagi breanna.

Breanna tampak mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum dia sempat pingsan.

"Oh stop shawn! Aku sekarang mulai mengingat kejadiannya,cukup! Ini terlalu menyeramkan" breanna menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Kau tau kenapa dulu aku tiba-tiba membisu tapi dokter tak dapat mendeteksi penyakitku?" sambung shawn.

Breanna mengangguk.

"Itu karena aku sempat melihatnya dari atas tangga,dia ada dibawahku sedang menatapku tajam,aku tidak bisa membayangkan hal itu,itu sangat menyeramkan kak!"