Choice

2.8K 444 68
                                    

Wajib vote sama komen!
Sangat sangat wajib.

———

Saat seseorang terbiasa hidup dengan keadaan serba punya dan serba terpenuhi, maka yang terjadi ketika ia tidak lagi memiliki itu adalah ia menganggap dunianya sudah berakhir.

Harta, dimana merupakan prioritas seseorang kala hidup di dunia ini. Maka akui saja, apa yang bisa dilakukan manusia tanpa uang? Dengan uang seseorang bisa makan, dengan uang seseorang bisa membeli rumah, dengan uang seseorang bisa bersenang-senang. Uang yang membuat manusia semakin hidup.

Sama seperti Jungkook sekarang yang sedang berada di depan kediaman rumah kedua orang tuanya. Tak ada yang bisa ia lakukan selain mengemis memohon ampun pada ayah dan ibunya. Sungguh, jika hidupnya yang tak memiliki apa pun tetap diteruskan, maka bukan suatu hal yang mustahil jika ia berakhir di usia dua puluh dua tahunnya.

"Tuan besar tidak mengizinkan Anda masuk." kata si penjaga pintu.

Jungkook memandang rumah megahnya di sana, ia yakin ia masih memiliki ibu yang sangat menyayanginya meski pun kesalahannya tidak bisa dimaafkan.

"Aku ingin menemui ibuku. Katakan padanya ada yang ingin kusampaikan."

"Tidak bisa, mereka ingin Anda pergi segera dari sini."

Jungkook tertawa sumbang. "Buka gerbangnya sekarang juga atau aku akan berteriak dari sini?"

"Anda tidak bisa—"

Jungkook semakin mendekat ke pintu gerbang, mencengkeram besinya yang dingin seraya berteriak. "Ayah! Ibu! Biarkan aku masuk, aku ingin bicara dengan kalian."

"Anda harus pergi atau Tuan dan Nyonya Besar akan semakin marah."

Kedua matanya menatap si penjaga gerbang dengan nyalang. "Pembohong, ibuku sedang menangis di dalam sana. Sekarang juga buka gerbangnya!" amuk Jungkook.

"Maafkan saya, Tuan Muda."

"Ibu, izinkan aku masuk! Kumohon, izinkan aku masuk." Jungkook masih belum menyerah. "Ada yang harus kujelaskan pada kalian, biarkan aku masuk!" Jungkook berhenti, ia mengatur napasnya. Kedua matanya memerah juga berair, rasa kesal, sedih bersamaan dengan kecewa ia rasakan ketika kedua orang tuanya tidak menjawab sama sekali permohonannya.

Kepalanya menunduk, jemarinya meremas pagar besi dengan kuat seolah bisa mematahkannya sekarang. Sementara si penjaga mulai membiarkannya berada di sana sendiri dengan menjauh dari gerbang. Mungkin pikirnya sekali tidak diizinkan masuk, maka Jungkook akan enyah dengan sendirinya.

Tapi seseorang yang lain datang membuka kunci pintu, membuat kepala Jungkook mendongak menyaksikan sendiri ibunya di depan matanya memberikan izin pada putra semata wayangnya untuk masuk ke dalam rumah.

"Ibu." gumam Jungkook.

Wanita itu memeluk putranya dengan erat, pun Jungkook membalas pelukannya seraya menangis. "Maafkan aku, Bu."

Wanita itu melepaskn pelukannya, tangannya yang hangat mengusap kedua pipi putranya. "Minta maaflah pada ayahmu, jelaskan apa yang perlu kau jelaskan, Nak."

Jungkook terdiam sesaat. "Aku tidak tahu harus bicara apa pada ayah." lagi-lagi ia menunduk. "Tapi ini semua salahku."

———

Tidak biasanya tubuhnya merasa sakit seperti ini. Sebelum ini ia merasa sehat-sehat saja, makan teratur, minum vitamin dan sangat jarang tidur larut malam.

Sehyun menutup bibirnya lalu berjalan cepat menuju wastafel dapur, ia menunduk memuntahkan cairan bening saat ia baru saja bangun tidur. Hal yang membuat orang lain yang tinggal di atap yang sama mendekat padanya dengan bersimpati.

STUPID || JJK || KNJ ✔️Where stories live. Discover now