Hate

4.1K 714 48
                                    

Maaf ya late update dari jam 7 molor ke jam 9 :")

Eh btw aku pengen liat dong, siapa yang baca ulang story ini sama pembaca barunya mana aja.

———


Semua orang berkata Sehyun adalah wanita yang anggun dan cantik.

Senyumnya menawan, bahkan kumbang pun tak lagi terpikat pada ribuan tangkai bunga. Bibir tipis itu lebih memabukkan daripada madu termanis di dunia.

Tapi perlahan semua itu pudar.

Secantik apapun paras Sehyun; tulang rahang, tulang hidung dan garis wajah yang sempurna. Akan membuat presepsi orang lain yang melihatnya heran. Pasalnya dihari pernikahannya—pagi ini—Sehyun sama sekali tidak memperlihatkan senyumnya. Yang berkali-kali ia lakukan hanyalah menangis. Membuat penata rias berulang kali memperbaiki riasan Sehyun dan menutupi sembab di sekitar matanya karena tangisannya sendiri.

Gaun pengantin yang terpakai dengan apiknya di tubuh Sehyun tak membuat wanita itu merasa bahagia dengan sempurna. Namjoon, pria yang akan menikahinya, bukanlah pria yang Sehyun harapkan.

Sakit. Tentu saja. Keadaan yang paling menyakitkan adalah ketika kenyataan terjadi berbanding terbalik dengan harapan.

Dan Namjoon.

Bukan harapannya.

———

Sehyun tidak pernah turun ke bawah sendiri setiap jam makan. Karena ia tahu, Namjoon ada di sana di waktu yang sama.

Maka dari itu Sehyun selalu menghindar. Ia punya kamarnya sendiri di rumah Namjoon, punya kamar mandi di kamarnya. Tak perlu turun untuk makan jika ia ada pelayan yang selalu mengantarkannya makanan ketika Sehyun tak kunjung turun ke bawah. Tidak perlu mencuci pakaiannya sendiri jika Namjoon menyuruh pelayannya membereskan pakaian kotor Sehyun. Bahkan tidak perlu jalan-jalan di luar ketika Sehyun lebih memilih meringkuk—berdiam diri—di kamarnya.

Dan hal ini sudah lama terjadi, sejak Namjoon membawa ke rumah baru mereka—sejak awal pernikahan.

Entah karena berdiri di balkon terlalu lama sampai membuatnya masuk angin, Sehyun berjalan cepat ke dalam kamar mandi. Ia tak memuntahkan apapun dari dalam lambungnya, Sehyun melakukan itu hanya karena tiba-tiba merasa mual. Lebih buruknya lagi, kepalanya akan terasa pening setelah itu.
Sembari membersihkan bibirnya dengan tisu, Sehyun menyalakan kran wastafel untuk membersihkan sedikit cairan yang ia muntahkan.

Tak lama setelah itu air krannya mengucur semakin lirih sebelum Sehyun mematikannya, lalu tiba-tiba air berhenti mengalir ketika krannya masih Sehyun nyalakan.

Beberapa kali Sehyun mengotak-atik kran air wastafelnya tapi airnya masih tak kunjung mengalir. Menyerah, Sehyun mendesah pasrah. Seketika itu ia ingin mengumpat penuh emosi.

Wanita itu melangkah dengan kesal kembali ke atas ranjang lalu tidur sampai sore.

Namjoon, pria yang umurnya sepantaran dengan Sehyun itu masuk ke dalam rumah—yang ia tinggali dengan istri dan pelayannya. Harusnya ia hanya fokus kependidikannya saja. Tapi menikah, suatu alasan kenapa ia juga harus bekerja di sela-sela waktu senggangnya.

Disalah satu perusahaan besar elektronik tempat Namjoon bekerja dan mendapatkan gaji yang tidak sedikit karena kejeniusannya membuat pria itu menyandang status pria yang dapat diandalkan oleh orang tuanya sendiri. Namjoon tidak ingin hanya berpangku tangan meminta ayahnya memberikan jabatan tinggi tanpa bersusah payah.

STUPID || JJK || KNJ ✔️Where stories live. Discover now