Part 1

485 13 4
                                    

Ternyata satu kali tatapan aja bisa bikin kita yang awalnya merasa biasa saja menjadi rasa suka.
———

"Woi, Bu Mega datang, Bu Mega datang," kata salah satu laki-laki dari arah pintu.

Semua murid yang berada di dalam kelas pun langsung rusuh kembali ke tempat duduknya masing-masing, kelas yang tadinya ribut tidak karuan menjadi tiba-tiba hening, karena sang wali kelas sebentar lagi akan datang.

"Selamat pagi," sapa Bu Mega setelah memasuki ruang kelasnya.

"Pagi bu," jawab seluruh murid.

"Bu, jadi pindah tempat duduk ?" tanya satu murid.

"Jadi," jawab Bu Mega.

Semua murid pun langsung rusuh kembali, penasaran dengan siapa mereka akan di tempatkan.

Setelah Bu Mega selesai menempatkan murid-muridnya pada tempat duduk yang baru, banyak yang mengeluh tapi banyak juga yang bersyukur karena tempat duduknya dan teman duduknya sesuai dengan keinginannya.

"Eh, ada Rendra, tahan-tahan ya duduk depan gue," kata Renata jahil.

"Bacot lo," balas Rendra

"Dih, galak, yaudah gue jahilin Felix aja,"

"Apasih," kata Felix.

"Mampus lo, temen sebelah gue nggak demen sama lo, diem aja lo, dasar babi," kata Rendra.

"Eh, apa lo kata ? Kalo gue babi, lo apa ? Babon ?"

"Babon pala lo, gue manusia enak aja,"

"Lo ? Manusia ? Nggak salah ? Meghantropus Erectus lo mah, mustinya udah punah sekarang tuh, udah di taro di museum,"

"Eh, lo gendeng, biarin kalau gitu, gue diingat, di pelajari, nggak kayak lo, bentar lagi juga mau punah,"

"Biarin, gue di lindungi sama pemerintah," balas Renata tidak mau kalah.

Rendra ingin sekali membalas perkataan Renata tadi, namun tertahan karena temannya—Grace.

"Udah, kalian bisa nggak sih, nggak berantem sehari aja, pusing gue dengerin kalian mulu, suara kalian tuh kedengeran sampe ujung sana noh tempat gue," kata Grace melerai.

"Dia duluan," kata Renata.

"Enak aja, lo duluan," balas Rendra.

"Elo,"

"Lo,"

"Kan, mulai, udah geura, gandeng, gue balik, sampe suara kalian masih kedengeran sampai tempat gue lagi, gue jahit mulut lo berdua," kata Grace kesal.

Tak lama, bel istirahat pun berbunyi, memisahkan kedua biang kerok yang tiap hari tidak pernah bisa berhenti berdebat, masalah sekecil apapun, jika mereka tidak satu pendapat, perdebatan itu akan selalu muncul kembali, satu-satunya orang yang bisa melerai mereka cuman Grace seorang.

Kantin sangat padat saat ini, seluruh siswa SMA Gemini kini berkumpul di tempat ini, bertujuan untuk memberi makan cacing-cacing di perut mereka yang sudah berteriak meminta untuk diisi.

"Lo beliin sekalian buat gue juga lah, gue mau cari tempat duduk," kata Renata.

"Mau makan apa lo ?" tanya Grace.

"Samain aja sama lo," jawab Renata.

Renata sumpek dengan keadaan sekolahnya saat ini, beginilah rasanya bersekolah di sekolah swasta yang memiliki banyak siswa di tempatkan di satu tempat kecil, jadi kayak lagi konser, kiri kanan ketemunya manusia.

ASKANATA [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang