Menyerah Sajalah

60 14 6
                                    

Manusia memang kandidatnya berbuat salah. Tapi apa termasuk sebuah kesalahan kalau gue suka sama lo?


Part 4
Dipermalukan Tak Jadi Masalah




     “Apa maksud lo?”

     Kini mata Feri mendelik menatap Dara penuh marah. Harus berapa kali ia memperingatkan cewek satu itu agar tak mengganggunya. Hidup Feri sudah sangat menderita sewaktu kecil, apa masa SMAnya juga harus di buat menderita karena cewek itu?

     “Maksudnya?” Dara menggaruk keningnya dengan menatap Feri.

     “Masih gak mau ngaku lo? Ia?” Dara menjadi semakin bingung dibuatnya. Apa kesalahannya, apa yang membuat Feri sampai semarah ini?

     “Buka hape lo, lihat grup angkatan.”

     Dengan cepat Dara menyambar hapenya dan melihat apa yang terjadi di grup angkatan. Sambil mencari, Feri merasa rishi dengan Dara. Apa-apaan dia harus mengenal Dara, apa tidak ada cewek lain.

     Mata Dara membulat saat melihat salah satu postingan seangkatannya. Ia kemudian menatap Feri dengan mulut yang masih menganga.

     “Lo udah ngerti kan maksud gue. Dar, gue berusaha lembut sama lo tapi lo yang buat gue marah. Gue gak suka lo kaya gini.”

     Dara menunduk, ingin menjelaskan tetapi perkataan Feri tadi membuatnya kehilangan kata-kata.

     “Dara. Lo anak temen bokap gue, gue hargain saat lo minta mau temenan sama gue. Tapi gak gini caranya, Dar. Gue udah pernah bilang kalau gue gak suka sama lo, gue gak ada rasa. Waktu gue denger kalau kita mau di jodohin, hati gue sakit, Dar. Gue gak nyangka kalau hidup gue bakal di atur sama orang lain, bukan diri gue sendiri yang nentuin. Gue gak nyangka kalau lo ternyata baper waktu gue bilang seneng deket sama lo. Waktu itu gue Cuma mau ngehibur elo, gak ada maksud lain, Dar.”

     Tak kuat menopang air matanya, Dara menangis. Tidak sanggup lagi menahan semua beban yang ia kubur.

     “Tapi bukan gue yang nyebarin, Fer. Gue gak pernah mau nyebarin hal seperti itu.”

     “Lalu siapa lagi kalau bukan elo? … Jangan ngebuat gue marah, Dar, plis!” Feri diam sejenak lalu kembali berkata, “ Jujur aja, Dar, apa maksud lo nyebarin itu kalau kita tunangan. Kita belum tentu bisa bareng. Gue belum tentu nikahin elo. Gue gak mau bikin lo tambah sakit hati dengan ucapan kasar gue selama ini. … Dar, gue mohon, lo cari cowok lain, gue jahat, gak pantes sama lo.”

     Dara menggenggam erat tangannya sendiri. Ia menahan semuanya. Oh Tuhan, apa Dara harus merasakan patah hati lagi? Tidak cukupkah kau memberikan penyakit mematikan padanya? Kau membuat Dara kembali merasakan sakit hati.

     Feri mendekati Dara, membuat Dara mendongak. Mata cewek itu berkaca-kaca, sekali lagi ia menunduk dan menangis kembali.

     Tangan Feri menuju ke kepala Dara, mengusap pelan rambutnya. Dara berhenti sejenak, kaget dengan perlakuan Feri. Tak tahu dorongan dari mana, Dara menghamburkan dirinya kepada cowok di depannya, ia memeluknya sambil menagis.

     Awalnya Feri kaget, tetapi ia mulai sadar, cewek di depannya ini harus di hibur. Dengan rela hati ia memeluk Dara, mengusap punggungnya. Dara menangis di sana, menumpahkan segala yang ia pendam. Pikiran Dara entah kemana dan dengan keberanian apa ia bisa melakukan hal itu pada orang yang membecinya selama ini.

     Pemandangan langkah itu tak luput dari bidikan seseorang di sana, diabadikan dan disebarkan agar semua orang di sekolah itu geger dengan berita barunya.

     “Udah ya, Dar. Nanti ada yang lihat, gue gak mau ada kesalapahaman lagi. Gue cabut duluan, lo jangan lupa cuci muka dulu.”

     Apa-apaan ini, mengapa Feri membuat Dara baper kembali. Perhatian yang di berikan Feri membuat Dara akan sulit melupakannya. Dasar, cinta.











Salam istri sah,
Taehyung BTS
dan kembaran
Jennie Blackpink.

Adara Meisie Alexandria (HIATUS!)Where stories live. Discover now