Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir

5. Modal Dikit Dapet Banyak

123K 9.7K 348
                                    

Otak cerdik, harus diimbangi dengan sikap yang apik.

...

"Loh, Pak Juandi? Rambutnya kenapa?" tanya seorang klien yang baru saja datang setelah Juan menunggu hampir 30 menit.

"Ah, maaf, Bu, tadi ada gadis bar-bar yang sedikit bertingkah."

Perempuan itu mengangguk dan menjabat tangan Juan. Ia meringis mengingat rambutnya yang sudah tersisir rapi malah dibaluri krim black forest oleh perempuan tadi. Padahal ia sudah membersihkannya dengan tisu sebisanya dengan bercermin lewat layar ponsel. Ternyata memang tidak sebersih itu. Juan heran, masih ada saja gadis nggak berperilaku baik seperti perempuan tadi.

Andai saja kliennya nggak meminta untuk meeting di kafe—yang sayangnya milik sahabatnya—pasti dirinya nggak perlu mencari meja kosong di tempat seramai ini. Akan lebih efektif untuknya kalau meeting berada di kantor atau rumah sementara milik klien saja. Ingatkan Juan untuk menyuruh David menambah meja lain kali.

Mengingat rambutnya yang terbalur krim membuat Juan kesal. Ck! Hal konyol tadi itu tentu saja membuat image-nya terbang entah ke mana. "Bisa kita mulai, Bu?" Omong-omong, memangnya ia setua itu, ya, sampai-sampai dipanggil bapak. Juan memaki dalam hati.

"Oh, tentu. Jadi gini loh ... saya pingin desain rumah yang nggak terlalu neko-neko, tapi suami saya pingin yang mewah, Pak. Saya juga pingin ada kolam renang yang bisa dipakai orang dewasa dan balita, ada taman di samping rumah dan kebun kecil di belakang, karena saya suka nanam bunga. Terus, ya, Pak, saya, kok, kepingin di rooftop nanti bisa buat candle light dinner gitu. Soalnya saya, kan, pengin selalu harmonis sama suami. Sekarang banyak pelakor, Pak. Terus kalau buat tempat main anak. Kalau bisa, sih, dibikin ada area bermain sendiri, tapi yang masih bisa dipantau dari ruang keluarga. Bisa?" Desi mencoba mengeluarkan uneg-uneg tentang rumah impiannya. "Maaf banget nih, Pak,
soalnya suami saya lagi ke luar kota, jadi saya baru kasih gambaran saya aja."

Juan terdiam mencoba mencerna seperti apa rumah yang diinginkan oleh kliennya. "Mungkin ruang keluarga bisa dibikin lebih luas, Bu. Nanti biar di salah satu pojokan bisa dibikin tempat main anak. Jelas tidak terlalu besar dan leluasa, tetapi orang tua bisa memantau. Nanti bisa dibicarakan dengan desain interior tentang tata letaknya."

"Oh ya, untuk budget, kira-kira perlu berapa, ya, Pak? Kalau bisa sih dengan kualitas maksimal tapi biaya seminimal mungkin." Desi memamerkan deretan giginya yang rapi.

Dasar manusia. Pingin modal sedikit tapi dapet banyak. Juan sudah biasa mendapati klien yang seperti ini, sehingga ia hanya memberikan senyuman tipisnya. "Kalau pingin dapat yang maksimal, harus rela berkorban banyak, Bu. Tapi, nanti saya bisa rekomendasikan bahan bangunan yang kualitasnya bagus dan harga sedikit lebih murah."

"Cocok lah kalau gitu. Yang menurut Anda bagus saja. Bapak nggak pesan minuman dulu?" tanya Desi sembari melambaikan tangan memanggil pelayan. "Kopi?"

Juan mengangguk saja, dan Desi memesankannya pada pelayan. "Kopi hitam dan cappucino, ya, Mbak."

Pembahasan tentang rumah yang akan segera dibangun terus berlanjut. Sambil sesekali meminum kopinya, Juan mendengarkan apa pun yang kliennya katakan dan mencatatnya. Kalau sudah begini, Juan jadi seperti agen pendengar curhatan. Tetapi nggak apa lah, yang penting uang masuk rekening.

Tiba-tiba netra hitam legamnya menemukan gulungan kertas di ujung meja yang menempel dengan kaca ini. Belum sempat meraih dan membukanya, kliennya sudah berpamitan karena harus menjemput anaknya. Juan menyambar gulungan kertas itu lalu membukanya. Tak lama, senyuman miring tercetak di wajah maskulinnya.

"Rania Maestiarini."

Gue, Rania Maestiarini yang udah nganggur dua tahun, sekarang jadi announcer, njir! Mantap, la! IBU! ANAKMU UDAH BISA BELI MARTABAK SENDIRI!

...

icon lock

Tunjukkan dukunganmu kepada P U L P E N A B U, dan lanjutkan membaca cerita ini

oleh P U L P E N A B U
@pulpenabu
Tidak juga mendapatkan pekerjaan setelah dua tahun sejak lulus kuliah...
Buka akses bab cerita baru atau seluruh cerita. Yang mana pun itu, Koinmu untuk cerita yang kamu sukai dapat mendukung penulis secara finansial.

Cerita ini memiliki 45 bab yang tersisa

Lihat bagaimana Koin mendukung penulis favoritmu seperti @pulpenabu.
RANJU: Yaudah Lah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang