BAB 12

160 7 0
                                    

Follow ig ; Oktaviani_1501!
Heart Play Update!
Vomment and Add ke Reading List!
Happy Reading!

*****

Kacau. Dunia Ganesha benar-benar kacau. Kesenangan dan kebahagiaannya hancur setelah kedatangan dua sosok laki-laki yang belakangan ini sering muncul dalam hari-harinya.

Jika waktu bisa terulang, Ganesha lebih memilih untuk tidak mengenal mereka berdua. Namun apalah daya sekarang, semuanya sudah terjadi dan mereka sudah terlanjur masuk ke dalam ke hidupannya. Bahkan salah satu dari mereka sudah berusaha masuk ke dalam hati Ganesha.

Ganesha tidak bisa membohongi perasaannya. Ia memang menyukai Alvino mungkin sudah masuk ke tahap cinta. Namun di sisi lain ia takut dan bahkan semakin ragu setelah ia tahu bahwa Alvino bersahabat dengan Shean, laki-laki yang tidak ia sukai.

Di bawah selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan dengan baju seragam yang masih melekat di tubuhnya. Ganesha menyembunyikan dirinya. Entah apa maksud Ganesha namun ia tidak ingin orang lain mengetahui keadaannya, termasuk Ibunya sendiri.

"Bangke," umpat Ganesha.

Memori Ganesha berputar pada awal ia mengenal Alvino. Kebaikan hatinya dan senyuman manisnya menjadi daya tarik sosok Alvino. Lalu memorinya berpindah pada saat ia bertemu dengan Shean. Di mana saat itu dirinya sedang benar-benar kacau lalu datang Shean yang membuat dirinya semakin kacau sehingga sampai saat ini Ganesha berpikir bahwa Shean membawa pengaruh buruk bagi keadaan dirinya.

"Anes!" panggil seseorang dari luar kamar Ganesha sambil mengetuk pintu.

Ganesha mendengar dan tahu siapa pelakunya namun ia memilih untuk diam karena sekarang ia benar-benar ingin sendiri.

Merasa tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam kamar, Wika ... Ibu dari Ganesha itu merasa cemas. Sebab ia tahu bahwa jika terjadi hal seperti ini, itu tandanya Ganesha sedang tidak baik-baik saja.

"Anes, buka pintunya!" titah Wika sambil mengganti ketukan di pintu menjadi gedoran.

Ganesha masih setia di tempatnya. Ia tidak mengubah posisinya sama sekali. Ia tidak ingin ke mana-mana dan tidak ingin melakukan apapun. Ia hanya ingin diam dan meratapi kehidupannya yang kacau.

"Gini banget ya hidup gue," gumamnya sambil memikirkan keadaan hidupnya yang belakangan ini dipenuhi oleh teka teki.

"ANES, BUKA!" teriak Wika yang sudah kesal karena Ganesha tak kunjung menggubrisnya.

Mendengar teriakan dari Ibunya, cepat-cepat Ganesha bangun dan bertingkah seakan orang yang baru bangun tidur. Sebelum membuka pintu, Ganesha menghampiri meja rias dan mengacak rambutnya supaya terlihat seperti orang bangun tidur. Patut diketahui, bahwa Ganesha pandai mengelabui orang.

"Ada apa sih, mah?" tanya Ganesha setelah pintu kamar ia buka sambil pura-pura menguap.

"Kamu abis tidur?" tanya Wika heran.

"Iya, mah. Ada apa emang?" Ganesha kembali bertanya sambil menggaruk belakang kepalanya.

Wika diam sambil memperhatikan penampilan Ganesha dari atas sampai bawah. "Kamu tidur pake baju sekolah?" ujar Wika.

Ganesha menyengir lebar sambil menatap Ibunya, "hehe, iya," balasnya.

"Kamu ini udah mamah bilangin kalau pulang sekolah langsung ganti baju," omel Wika.

Ganesha mengumpat dalam hati. Sepertinya ia salah memainkan peran. Seharusnya jika ia ingin berlagak seperti orang bangun tidur harusnya ia mengganti baju terlebih dahulu.

"Ya maaf, mah. Orang lupa ya mau gimana lagi. Abisnya tadi aku ngantuk banget makannya langsung tidur," ujar Ganesha membela diri, "emang mamah mau ngapain sih?" lanjutnya.

"Enggak, mamah khawatir aja soalnya dari pas pulang sekolah kamu gak keluar-keluar kamar," jawab Wika.

Ganesha diam. Seharusnya ia tidak melakukan hal seperti ini karena dengan begini itu akan membuat keluarganya curiga terutama Ibunya dan itu sama saja dengan mempersulit diri Ganesha sendiri.

"Aku gak papa kok. Jadi mamah tenang aja ya!" ujar Ganesha berusaha meyakinkan mamahnya.

"Ya udah kalau gituh kamu cepetan mandi, itu seragam sekolah nanti bau lagi kan buat besok," titah Wika.

"Iya mamahku sayang," balas Ganesha.

*******

Tidak ada makan malam. Tidak ada curhatan keluarga seperti malam-malam sebelumnya. Ganesha hanya diam di kamar sambil meratapi bintang di langit.

Ganesha berdiri di dekat jendela dengan ke dua tangan yang ia masukkan ke dalam saku sweaternya. Pikirannya menerawang ke depan. Ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi besok. Konyol memang, namun inilah kebiasaan Ganesha di saat suasana hatinya kacau.

"Anes!"

Ganesha tersadar dari lamunannya tatkala telinganya mendengar seseorang memanggil namanya. Ganesha ingin mengumpat dan memarahi orang itu namun setelah ia teliti, itu suara Wika ... Ibunya

"Apa lagi sih?" dumelnya.

Tak ingin menjadi anak yang durhaka, Ganesha berjalan menuju pintu kamar lalu membukanya. Wajah Wika menjadi pemandangan pertama yang Ganesha lihat.

"Mamah kenapa? Kok senyum-senyum gituh?" tanya Ganesha heran ketika ia melihat Ibunya tersenyum senang.

"Kok kamu gak ngasih tahu sih kalau kamu udah punya cem-ceman," kata Wika.

Kening Ganesha berkerut. Pikirannya berputar mencoba mencari maksud dari ucapan Ibunya barusan.

"Maksud mamah apa?" tanya Ganesha tak mengerti.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Ganesha, yang dilakukan Wika adalah mencubit gemas hidung Ganesha.

"Itu di depan ada cowok ganteng nungguin kamu," ujar Wika lalu bergegas pergi, namun di tengah perjalanan ia membalikan badan, "cie yang udah move on dari masa lalu," lanjutnya lalu mulai melangkah kembali karena ditakutkan Ganesha, anaknya akan semakin kesal.

"Cowok ganteng? Siapa?" tanya Ganesha pada dirinya sendiri.

*Bersambung*
Thanks for Reading!

Salam, Oktaviani

HEART PLAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang