two

14K 597 0
                                    

HARI selasa pagi ini nampaknya cuaca kurang bersahabat terbukti dari jatuh nya rintik rintik hujan dan awan gelap yang terkumpul di langit, hujan tidak terlalu deras hanya rintik rintik dan semilir angin yang membawa hawa malas untuk beraktivitas

Bina yang masih bergelung di bawah selimut nampak enggan untuk bangkit dari rebahannya ia tak mengantuk namun ia malas untuk bangkit dan melakukan aktivitas sehari harinya apalagi sekolah

Namun beruntungnya, sang bunda yang dari kemarin nampak lesu dan gelisah sudah kembali normal dan menyuruhnya untuk tidak berangkat kesekolah hari ini, ia tak mengerti apa yang di inginkan bundanya dengan menyuruhnya untuk tidak berangkat kesekolah, bukan itu saja alasannya enggan untuk bersekolah namun kejadian kemarinpun menjadi salah satu sebab nya ia malas bangkit dari rebahannya dan berangkat ke sekolah

"Bina?"

Bina panggilan yang di gunakan orang orang terdekatnya tapi ia tak melarang orang untuk menggunakan panggilan itu tak ada yang sepesial soal panggilan itu ,mungkin.

"Iya bun? Ada apa? "

Tanyanya sabrina dengan suara yang mengalun lembut dan pesona yang unik

"Giniloh kamu sekarang siap siap ganti baju terus nanti ke taman belakang ya bunda mau ngomong"

"Mau ngomong apa bunda? Kenapa harus ganti baju segala?"

"Udah nurut aja napa sih!"
Sang bunda mengangkat tangannya dan menyentil kening bina dengan lembut dan syarat akan kasih sayang

"Ih bunda!! Iya iya aku siap siap dulu kalo gitu"

Bina merenggut lucu namun tak lama ia nyengir kearah sang_ bunda dengan cengiran yang memperlihatkan gigi putih rapihnya'lucu

"Yaudah bunda tunggu ya jangan
lama lama siap siap nya, oh iya baju yang waktu itu bunda beli belum juga kamu pake? Pake sekarang aja"

Setelah meneriama anggukan dari bina, sang bunda pun melenggang pergi lebih dulu ketaman yang tidak terlalu besar di belakang panti

____

"Bunda mau bicara apa?"

Bina mengambil duduk di sebelah bunda di bangku panjag di pojok taman yang menghadap kearah tempat bermain mini yang bipagari oleh pagar pagar kayu

"Bunda gak tau harus mulai dari mana bunda bingung"

Bunda berbicara tanpa menatap kearah nya ia hanya menatap kedepan selama beberapa saat lalu mengusap kasar wajah nya nampak frustasi, bingung, yang terlihat jelas di mata kuyu nya. 'Sepertinya bundanya kurang tidur' terbukti dari kantung mata nya yang terlihat jelas

Sebelumnya ia tidak terlalu memperhatikan penampilan bunda nya saat di kamar setelah di cermati bunda nya sekarang nampak kuyu dan lelah

"Bunda ada apa? Bunda ada masalah? Atau bunda bingung soal uang lagi? Kalo begitu bina punya simpenan pake aja, bina beberapa hari ini belum nemu tempat kerja lagi cafe kemarin udah gak butuh pelayan tambahan lagi maaf gak bisa bantuin bunda"

Ia menunduk sedih memikirkan bahwa ia malah menyusahkan bunda nya daripada membantunya harusnya ia dapat membantu bunda ia merutuki dirinya sendiri yang hanya bisa menyusahkan bahkan keluarga kandungnyapun sampai tidak mengiginkannya

Ia gadis yang mandiri dan pengertian ia juga yang membantu panti dalam masalah keuangan

"Bukan bukan itu sayang, kamu gak perlu kerja lagi panti asuhan kita sekarang udah ada donatur tetap jadi jangan khawatirin itu lagi, ini bukan tentang uang tapi tentang kamu nak"

Jelas bunda dengan tergesa gesa takut sang putri salah paham ia tak mengiginkan putrinya kerja banting tulang untuk anak anak di panti asuhan itu bukan tanggung jawab nya tapi ini tanggung jawab nya

"Tentang aku?"
Bina mengerutkan alisnya bingung

"Iya. Kemarin kamu tau kan saat pria paruh baya dan seorang pemuda berambut hitam datang?"

Tentu ia ingat karena setelah mereka datang sang hunda menjadi aneh

"Ada apa dengan mereka?"

"Mereka mengaku sebagai keluargamu!"

Bagai di sambar petir di siang bolong perkataan bundanya sungguh tak masuk akal

----

Bina tengah merenung di kamar ketika suara ketukan pintu dan sayup sayup orang tengah berbincang terdengar dari luar'sepertinya mereka datang'

Bina di tuntun oleh mbak april keruang tamu yang terdapat seorang pria paruh baya dan wanita paruh baya yang sepertinya adalah suami dan istri tengah berbincang dengan bunda, bina menoleh pada mbak april yang tengah tersenyum ke arahnya ia memberikan tatapan meyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja itu membuat bina sedikit lebih tenang dan berfikir jernih

"Oh bina udah dateng sini sayang duduk"

Bunda berbalik menghadap bina dengan senyum yang nampak menyakitkan untuk di lihat menyuruhnya duduk di sebelah nya pas di hadapan dua paruh baya tersebut. Bina melangkah untuk duduk di samping sang bunda sembari melirik bundanya dan kedua tamu yang di yakini mengaku sebagai orang tuanya

Saat dia akhirnya duduk ia melihat bahwa wanita paruh baya menatapnya dengan mata yang berkaca kaca ia bisa melihat rasa sakit, kecewa, dan rindu di matanya saat melihatnya

"Sayang mereka adalah bpk lucky wira atmaja dan ibu ima santoso atmaja orang tua mu"

Walupun sudah menebaknya tapi bina nampak masih saja terkejut dengan kalimat terakhir dari sang bunda ia masih tak percaya. Setelah tadi ia di beri tahu di taman oleh sang bunda, bunda tidak menjelaskan lebih jauh bunda hanya bilang ia akan tau saat nanti ia bertemu dengan mereka, katakan apa yang ingin kamu katakan dan tanyakan apa yang ingin kamu tanyakan setelah itu bina bangkit tanpa bicara dan pergi kamar untuk merenung

Ditengah lamunannya ia mendengar wanita parih baya berbicara

"Bina ini mama sayang"

Suara nya tercekat oleh tangis ia tak kuasa menahan tangis bahagia bercampur sedih dan rasa bersalah saat melihat putrinya tumbuh tanpa orang tua pasti hidupnya berat ia merasakan sesak luar biasa memikirka kehidupan putrinya yang jauh dari kata mewah

"Kenapa?"

Bina tertunduk menyembunyikan kekecewaanya jika memang mereka orang tua nya'mengapa mereka baru datang sekarang? Mengapa mereka baru mencarinya? Apa sebegitu tidak berharga dirinya sampai mereka baru datang sekarang setelah ia memupuk rasa sakit untuk dirinya sendiri? Apa arti dirinya di mata mereka? Ia harus nenanyakan nya itu yang di ucapkan oleh bunda ya ia harus menyanyakan nya.

Ia mengumpulkan keberaniannya
Dan antisipasi terlihat di matanya mencegahnya kekecewaan saat nanti jawaban yang keluar tidak seperti harapan

"Kenapa? Kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang kalian datang? Apa aku tidak seberharga itu hingga kalian baru datang sekarang?"

Bina mendongkak menunjukkan ekspresi penuh luka,kecewa dan kekeras kepalaan untuk tidak mudah luluh

Sang wanita paruh baya langsung menggeleng panik dengan air mata yang semakin deras mengalir dari matanya yang berwarna coklat terang sama sebertinya sedangkan sang pria paruh baya hanya bisa mengelus sang wanita bermaksud menenangkannya dengan mata tetap tertuju pada bina ia memiliki ekspresi nanar,rasa bersalah dan sakit

Thanks:)
Jangan lupa vote dan coment:)

FAMILY PROTECTION Where stories live. Discover now