[03] Mimpi

23 6 2
                                    

"Aku akan punya rumah besar di kota! Mobil mahal, pelayan-pelayan, juga ribuan domba!" Binar mata Anne tak kunjung hilang. Mengalahkan ribuan bintang di atas langit sana, pertanda sudah waktunya untuk terlelap ke dalam sebuah mimpi. Sementara ribuan orang di luar sana merelakan tidur untuk mengejar mimpi.

Di atas atap rumah yang terhubung langsung dengan jendela kamar Anne—tempat Jian  menginap—keduanya tajam menatap langit. Bersih tanpa awan. Mengekspos total bintang-bintang yang umpama percikan putih di atas kanvas hitam nan luas.

"Jian, apa mimpimu?" Binar itu tak kunjung hilang. Jian melirik ke atas langit. Hindari afeksi berlebih dari manik Anne.

"Entahlah, aku hanya ingin terus muda dan hidup dengan baik bersamamu juga Jimin dan Yoongi," ucap gadis itu. Timbul kerut di kening Anne.

"Tidak ada yang lain lagi?" tanya Anne.

"Um, memberi makan domba setiap hari dan berkebun di belakang rumahmu ... ?" Ucapan Jian barusan memancing kerut semakin dalam di kening Anne. Jian kembali melanjutkan.

"Tidak bisakah kita terus bersama, An? Aku tidak butuh hal mahal. Aku ingin hidup bersama kalian hingga tua. Itu mimpiku."

Hola! Where stories live. Discover now